Jakarta, nusantarabicara.co - Sejumlah konflik dengan latar belakang SARA, Pecah di berbagai wilayah di Indonesia. Konflik Wamena, Provinsi Papua yang berakibat kerusuhan dan jatuhnya korban jiwa dari suku tertentu pada beberapa hari belakangan ini memunculkan keprihatinan mendalam tentang luput-nya kehadiran negara untuk melindungi rakyatnya. Hal ini disampaikan Dr. Yusherman politisi partai Nasdem asal menang kalau pada saat acara Bedah buku karya Laksamana Soleman B. Pontoh di Café Paradigma, Jakarta (30/9).
Konflik sebenarnya merupakan hal yang bisa dihindari dan dapat berdampak positif bila dikelola dan dikerjakan dengan baik.
Namun, secara tiba-tiba kita dikagetkan dengan terjadinya peristiwa berdarah. Yaitu, pembunuhan warga pendatang, tidak kurang 23 orang tewas dibantai secara sadis dan tidak berprikemanusiaan. Diantaranya terdapat suku dari minang dan bugis yang menjadi korban pembantaian dan ribuan warga pendatang lainnya melarikan diri dari Wamena.
Hal ini membuat kita bertanya? Dimana Intelijen, dimana aparat keamanan kepolisian dan TNI, kemanakah pemerintah. Apakah mereka tidak bekerja? sehingga bisa terjadi peristiwa seperti ini dan mereka tidak dapat melindungi warganya.
Apa yang sebenarnya terjadi. Sehingga bisa terjadi peristiwa yang memilukan hati anak bangsa ini. Sementara ribuan korban yang masih tertahan disana belum juga dapat dipulangkan oleh pemerintah. Apakah ini yang disebut pemerintah hadir untuk menanggulangi permasalahan rakyat.
Malah untuk memulangkan para pengungsi ini muncul dari kesadaran pengusaha-pengusaha minang yang akan mengumpulkan dana agar para pengungsi ini dapat kembali ke kampung halamannya.
Disini kita Menjadi Bertanya-tanya. "Apakah Negara Hadir Dalam Peristiwa Di Wamena,?" untuk menyelamatkan nyawa rakyat, tutup Yusherman dengan gusar (*)
Posting Komentar