Jember, Nusantara Bicara - Menindak lanjuti tuduhan isu perselingkuhan oknum Kepala Desa Karang Kedawung dengan seorang perempuan berinisial WSL warga Lengkong Barat Desa Mrawan Kecamatan Mayang yang telah ramai diperbincangkan di beberapa media online.
Saat ditemui dikantor dan diwawancarai oleh beberapa wartawan, SPT selaku Kepala Desa menepis juga membantah semua tuduhan itu. SPT yang namanya sudah tercoreng, tidak terima dengan adanya pemberitaan yang muncul terkait permasalahan perselingkuhan dengan WSL. "Saya diberitakan melarikan istri teman saya sendiri bahkan saya dituduh bahwa si WSL pulang kerumah orang tuanya karena saya. Semua itu tidak benar, WSL pulang kerumahnya karena atas kemauannya sendiri bukan karena saya. Wong saya sama keluarga WSL juga suaminya HN saya anggap seperti keluarga saya sendiri, mana mungkin saya berbuat setega itu kepada saudara saya HN", ungkap SPT.
"WSL pulang dengan sendirinya karena ada perselisihan dengan keluarganya, dan sampai saat ini si WSL sudah mengajukan gugatan cerai dan sudah terbit surat akte cerai dari pengadilan. Munculnya akte cerai itu sudah lama, akte cerai sudah keluar sebelum ada dugaan isu perselingkuhan ini. Sebelum masalah ini datang, ada salah satu wartawan datang ke kantor saya, saya saya ia sudah akrab karena sudah kenal baik dengan saya. Datang seperti biasanya menyapa juga bercanda dan seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Saat ia hendak berpamitan untuk pulang, ia tahu-tahu menanyakan masalah hubungan saya dengan HN dan istrinya. Saya menjawab sesuai apa yang sebenarnya terjadi, itupun saya tidak banyak menjelaskan dan wartawan itu pulang dan tidak lama berita tentang saya pun muncul, otomatis saya terkejut mas", ujar SPT.
Tak lama setelah berita muncul, ada lagi wartawan tapi beda medianya datang ke saya menanyakan soal isu perselingkuhan itu, lagi-lagi saya menjawab bahwa WSL tidak ada hubungannya dengan saya. Saya tidak pernah mengintimidasi WSL untuk pulang kerumah orang tuanya, masalah perceraian itu WSL sudah melakukan gugatan cerai dan bukti akte cerai ada dari pengadilan. Saya hanya minta dipertemukan dan mengklarifikasi dengan mereka-mereka yang sudah memberitakan saya, kenapa kok hanya sepihak saja yang menjadi narasumber, pihak perempuan dan juga saya kok gak ditanya dulu dan tahu-tahu muncul berita itu", imbuh SPT saat ditemui di kantor desa.
Di tempat yang berbeda yakni dikediaman HS selaku orang tua WSL di Dusun Lengkong Barat Desa Mrawan Kecamatan Mayang saat WSL diwawancarai menjelaskan bahwa semenjak tahun 2019, HN sakit dan tidak pernah memberi nafkah. "Selama mantan suami saya (HN) sakit, beliau sering melakukan KDRT kepada saya dan itupun sering dilakukannya. Sering sekali berkata menyuruh saya pulang dan semua itu memang sudah kemauan mantan suami saya sendiri bilamana ada masalah saat saya mengeluh jika membahas masalah tanggungan atau hutang piutang selama beliau sakit, tapi saya malah di usir disuruh pulang kerumah", tegas WSL.
Dalam pengakuannya Wasila sering sekali diusir oleh HN, akan tetapi WSL hanya diam karena masih punya perasaan dan memikirkan anak. Dan pada akhirnya saya putuskan untuk pulang, dan kepulangan saya tidak cuma pulang orangnya saja, akan tetapi masalah tanggungan-tanggungan, saya yang menyelesaikan semuanya. Makanya diberita menyebut "Kalau tidak ada uluran tangan dari tetangga ya tidak makan", itu yang membuat saya kecewa dan sakit hati", imbuh WSL.
WSL juga menceritakan soal perceraian dan pulang kerumah itu sudah hampir 7 bulan, hanya WSL tidak cepat-cepat mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan. Soal pil KB sebagai alat bukti di berita itu, WSL mengatakan itu tidak benar. Dirinya mengkonsumsi pil KB setelah dirinya sudah tidak ada ikatan dengan suaminya.(Vans)
Posting Komentar