Nusantara Bicara, Jakarta --- Sesungguhnya Allah Ta’ala menciptakan manusia dan tempat itu berbeda-beda, manusia di wilayah barat dan manusia di wilayah timur tentu berbeda baik dari bentuk fisiknya, maupun karakter dan kepribadiannya.
Begitupun dengan alamnya, gunung
atau laut di wilayah barat dan gunung serta laut di wilayah timur tentu juga
berbeda. Ada gunung yang baik dan ada gunung yang jahat, ada laut yang ganas
dan ada juga laut yang tenang.
Semua perbedaan itu adalah kodrat dan
sunatullah dari sang maha pencipta, supaya perbedaan karakter dan kepribadian
dari masing-masing manusia dan tempat itu untuk bisa saling mengenal dan mengetahui
perbedaan karakter dan kepribadian yang dimilikinya masing-masing.
Indonesia berada di wilayah Timur
tentu berbeda karakter dan kepribadiannya dengan negara barat, begitupun dengan
wilayah utara dan selatan. tetapi kenapa Indonesia sekarang ini tidak bangga
dengan karakter dan kepribadian yang sudah menjadi kodrat dan sunatullah dari
sang Maha Pencipta sebagai karakter dan kepribadian manusia yang tinggal di wilayah timur.
Walaupun dalam kehidupan sosialnya,
masyarakat Indonesia masih menjalankan karakter dan kepribadiannya sebagai orang Indonesia (Orang Timur), tetapi dalam
kehidupan politik dan keuangannya, karakter dan kepribadiannya telah berubah menjadi cara-cara barat
sehingga di bidang politik dan keuangan Indonesia telah kehilangan karakter dan
kepribadiannya sebagai orang timur dan mengikuti ‘trend’ dari barat.
Untuk itulah, demi mengembalikan
cita-cita dan marwah yang diamanatkan oleh para “Fonding Fathers” agar Bangsa Indonesia senantiasa berada dalam
karakter dan kepribadiannya dengan segala
aspek kehidupannya sesuai dengan kodrat dan sunatullah yang telah
ditetapkan oleh Sang Maha Pencipta sebagai orang Indonesia (Orang Yang Tinggal
di Wilayah Timur).
Maka organisasi kemasyarakatan
Serikat Islam Indonesia (SII) yang dibentuk oleh H. Samanhudi di tahun 1908 dan pada tahun 1920 atas prakarsa H.O.S. Tjokroaminoto organisasi ini bermetamorfosis menjadi Partai Politik, yaitu Partai Syarikat
Islam Indonesia. Namun pada tahun 2003 beralih kembali menjadi organisasi Massa. Dan kini Ormas SII ‘ber-reinkarnasi’ lagi untuk kembali menjadi partai politik.
Tujuannya satu mengembalikan
kembali karakter dan kepribadian bangsa Indonesia dengan segala aspek kehidupan
yang berada di dalamnya, baik dalam bidang
ekonomi, politik, hukum, sosial, budaya dan lain sebagainya sesuai
dengan karakter dan kepribadian yang dimiliki bangsa Indonesia sejak dulu.
Kita harus bangga menjadi
Indonesia, dan Indonesia harus tetap berada di jalan yang benar sesuai dengan
amanat dan cita-cita dari pendahulu kita para “Founding Fathers” Bangsa
Indonesia.
Ingat.!!! Ketidak benaran akan
menang dan berhasil mengalahkan kebenaran, Bila orang-orang benar hanya diam
dan tidak peduli dengan kebenaran sehingga ketidak benaran akan berkuasa dan
bebas berbuat apa saja yang dia mau.
Oleh karena itu, marilah bergabung
bersama Serikat Islam Indonesia dalam
upayanya membentuk satu partai politik untuk
berjuang memenangkan kebenaran yaitu membela rakyat sesuai yang
diamanatkan oleh para “Founding Fathers” supaya berkehidupan kebangsaan yang
benar membawa rakyat Indonesia menuju cita-cita bangsa Indonesia yang adil dan
makmur, demikian tutur Padrika Siregar selaku
Ketua Serikat Islam Indonesia kotamadya
Jakarta Pusat. (*)
Posting Komentar