JAKARTA, nusantarabicara -- Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno menyampaikan bahwa Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara, kini menjadi pilihan utama para promotor untuk menggelar berbagai acara berskala besar dibandingkan Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK).
“JIS ini menjadi tempat favorit, maaf ya, mereka (promotor) jauh lebih memilih JIS daripada GBK untuk memperlihatkan sebuah show,” ucap Rano dalam Focus Group Discussion (FGD) pengembangan kawasan JIS di Gedung Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan DKI Jakarta, Kamis (27/11).
Menurut dia, promotor lebih memilih JIS karena jarak panggung ke penonton lebih dekat sehingga membuat pertunjukan terasa lebih hidup.
Rano mengaku telah bertemu hampir 20 promotor, yang mana mayoritas memilih JIS sebagai lokasi konser di Jakarta meski masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki.
“JIS itu ultimate, dekat, enggak ada jarak. GBK itu jauh, stage di tengah, penonton jauh, sehingga enggak terasa,” kata dia.
Untuk mendukung tingginya minat penyelenggaraan acara, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI berencana membangun jembatan penyeberangan dari Ancol menuju JIS.
Nantinya, area parkir akan ditempatkan di Ancol sehingga akses pengunjung menjadi lebih mudah. Rano menekankan, JIS tidak hanya akan dikembangkan sebagai stadion, tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan olahraga dan wisata bagi masyarakat.
“Kawasan JIS itu bukan stadion saja, tapi ada Danau Cincin. Kemudian harus ada sarana untuk menunjang kehidupan atau masyarakat tinggal di sana,” ungkap Rano.
Final Concept Masterplan Kawasan JIS mencakup pengembangan area di luar stadion, termasuk akses jalan, ruang publik, serta integrasi moda transportasi.
Rano menegaskan, peningkatan akses menuju JIS merupakan prioritas. Ia menyambut baik pembangunan stasiun kereta yang lokasinya tepat di depan stadion serta rencana jembatan dari Ancol.
“Kalau itu berjalan, kawasan ini akan hidup,” katanya. Rano menyebut pengembangan kawasan JIS sejalan dengan target RPJMD DKI Jakarta 2025–2029, antara lain:
Mengembangkan sistem transportasi integrasi yang berkelanjutan. Meningkatkan kualitas infrastruktur jalan dan konektivitas. Menghadirkan ruang kota yang mendukung aktivitas olahraga, budaya, dan pariwisata. Membangun kota inklusif dan ramah bagi seluruh pengguna jalan, termasuk pejalan kaki, pesepeda, dan penyandang disabilitas. (Agus)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar