Jakarta, Nusantarabicara -- Kebijakan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) Jenderal (Purn) Polisi Agus Andrianto untuk melepaskan ratusan narapidana (napi) atau Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dari Lapas Kelas IIB Kuala Simpang saat bencana banjir menerjang Kabupaten Aceh Tamiang
Keputusan ini diambil menyusul kondisi Lapas yang terendam total dengan ketinggian air mencapai dua meter, membuat keselamatan para WBP terancam.
Langkah Menteri Imipas sebagai tindakan bijak dan strategis demi menyelamatkan nyawa seluruh napi.
“Langkah strategis yang diputuskan Menteri Imipas tersebut kami nilai sangat bijak mengingat bencana banjir yang terjadi di luar prediksi,” ujar Yudhistira saat ditemui sebelum bertolak ke Jakarta, Kamis (11/12/2025).
Ia mengakui bahwa mengambil keputusan sulit tersebut di tengah dilema bencana merupakan tantangan besar bagi seorang Menteri, namun kemanusiaan harus ditempatkan di atas segalanya.
Yudhistira menekankan bahwa pembebasan WBP dalam kondisi darurat banjir besar di Aceh Tamiang, termasuk yang melanda Lapas Kelas IIB Kuala Simpang, adalah tindakan yang tepat dan dapat dikategorikan sebagai force majeure atau keadaan kahar.
Menurutnya, keputusan ini juga sejalan dengan upaya pembinaan yang berhasil.
Sebab, banyak WBP yang telah menunjukkan perubahan positif dan berusaha menjadi orang baik ketika akan kembali ke tengah masyarakat.
Keberhasilan pembinaan ini terbukti dari adanya kisah viral di media sosial, di mana seorang narapidana justru menolong seorang hakim perempuan yang memvonisnya saat banjir melanda kabupaten tersebut.
“Ini kami rasa nilai plus bagi keberhasilan Menteri Imipas membina narapidana di sana,” pungkas Yudhistira.
Kisah ini menjadi bukti nyata bahwa nilai kemanusiaan dan hasil pembinaan yang dilakukan oleh Kementerian Imipas telah membuahkan hasil positif. (Agus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar