30 Apr 2018

Satgas Yonif Para Raider 501 Kostrad Berhasil Amankan Vanili dan Sirip Hiu Ilegal

Nubic - Sweeping Satgas Yonif Para Raider 501 Kostrad kembali membuahkan hasil. Kali ini, Sweeping yang digelar di depan Pos Mosso di jalan utama Kampung Mosso, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura berhasil menyita dan mengamankan Vanili seberat 10,6 Kg dan Sirip Hiu seberat 3,1 Kg yang dibawa oleh seseorang berkewarganegaraan PNG berinisial SW tanpa dilengkapi surat dan dokumen yang sah. Jayapura,  30  April 2018.

Saat terjaring Sweeping, SW sedang mengendarai mobil jenis Toyota Avanza dengan nopol DS 1457 AG dari arah dalam Kampung Mosso hendak menuju Koya Barat. Ketika dimintai surat dan dokumen terkait kepemilikan Vanili dan Sirip Hiu tersebut, SW tidak bisa menunjukkannya. Bahkan SW juga tidak bisa menunjukkan surat/kartu Lintas Batas yang sah. Sehingga dapat dikatakan bahwasanya SW adalah pelintas batas ilegal. Karena tidak menunjukkan surat dan dokumennya, SW bersama Vanili dan Sirip Hiu tersebut dibawa ke Pos Mosso untuk diamankan dan dimintai keterangan.

Hasil introgasi singkat yang dilaksanakan pihak Pos Mosso, didapati informasi bahwa SW (19 tahun) beralamat di Lai City, Papua New Guinea (PNG). Dari pengakuan SW, Vanili dan Sirip Hiu tersebut ia dapat dari negara PNG dan rencananya akan dijual kembali di daerah Koya Barat, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura.

Setelah mendapat sejumlah keterangan, pihak Pos Mosso langsung membawa SW beserta barang bukti Vanili seberat 10,6 Kg dan Sirip Hiu seberat 3,1 Kg ke Pos Polisi (Pospol) Perbatasan Skouw. Dalam proses penyerahan tersangka SW ke pihak Pospol Skouw disaksikan langsung oleh Dansatgas Yonif Para Raider 501 Kostrad. 

Kepala Pos Polisi (Kapospol) Skouw, Ipda Kasrun mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak Satgas 501 karena telah berpartisipasi aktif dalam mencegah masuknya barang barang ilegal ke wilayah Papua. Ipda Kasrun juga menambahkan bahwa wilayah perbatasan merupakan gerbang utama yang sering digunakan oleh oknum pelintas batas ilegal untuk menyelundupkan barang barang ilegal masuk ke Papua. Sehingga peran aktif dari Polri dan TNI yang bertugas di Perbatasan sangatlah diperlukan untuk mencegahnya, tegas Kasrun.

Dalam kesempatannya, Dansatgas Yonif Para Raider 501 Kostrad menekankan kepada seluruh anggotanya agar dalam melaksanakan tugas harus selalu bersikap sopan santun dan ramah kepada siapapun, namun juga harus tegas dan sesuaikan dengan prosedur yang berlaku dalam menindak segala macam bentuk pelanggaran hukum yang dilakukan oleh para oknum pelanggar hukum.

Apa yang dilakukan oleh SW merupakan tindakan yang melanggar hukum dan dapat dikenakan sanksi pidana. Karena berdasarkan Undang Undang RI Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, dalam Pasal 113 dijelaskan bahwa setiap orang yang dengan sengaja masuk atau keluar wilayah Indonesia yang tidak melalui pemeriksaan oleh pejabat imigrasi di tempat pemeriksaan imigrasi akan dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah).

Puluhan Botol Miras Terjaring Sweeping Satgas Yonif Para Raider 501 Kostrad

Nubic - Guna menekan peredaran Miras di daerah Papua, Satgas Yonif Para Raider 501 Kostrad Pos Skamto menggelar Sweeping dadakan yang dilaksanakan di depan Pos Skamto Jalan lintas Koya-Arso, Distrik Arso Barat, Kab. Keerom. Sweeping yang dilakukan Pos Skamto berhasil menyita dan mengamankan 46 botol miras dari 2 orang tersangka yang berinisial HN (20 tahun) dan EK (27 tahun). Jayapura,  25  April 2018

Saat terjaring Sweeping, HN dan EK hendak melintas dari arah Aberpura menuju Arso menggunakan kendaraan sepeda motor jenis Mio Soul warna hitam dengan nopol DS 1818 BS. Ketika diperiksa, didapati 46 botol miras berbagai jenis berada di motor tersebut, diantaranya Vodka 24 botol, Anggur Merah 14 botol, Robinson 7 botol, dan Whisky 1 botol. Saat diperiksa, HN dan EK juga tidak membawa kartu identitas diri.

Setelah mengamankan 46 botol miras tersebut, dilakukan introgasi kepada HN dan EK. HN yang berdomisili di Perumahan Kebun 2, Kab. Keerom dan EK berdomisili di Senggih, Kab. Keerom. Dari penuturan keduanya miras tersebut dibeli dari Abepura, sebagian untuk dikonsumsi sendiri dan sebagian lagi rencananya akan dijual kembali.

Setelah dimintai keterangan terkait kepemilikan miras tersebut, HN dan EK dipersilahkan melanjutkan perjalanannya. Sementara itu, untuk barang bukti 46 botol miras tersebut diamankan dan dikumpulkan di Pos Skamto. Karena sesuai dengan perintah dari pihak Komando Pelaksana Operasi (Kolakops) Korem 172/PWY, setiap barang sitaan hasil Sweeping diamankan dan dikumpulkan untuk dimusnahkan.

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam pasal 300 ayat 1 Kitab Undang Undang Hukum Pidana (KUHP). Dijelaskan bahwa, Barang siapa dengan sengaja menjual atau menyuruh minum minuman yang memabukan kepada seseorang yang telah kelihatan mabuk, akan dihukum dengan hukuman penjara selama lamanya 1 (satu) tahun. Jadi jelas apa yang dituturkan oleh HN dan EK bahwasanya miras tersebut akan mereka jual kembali merupakan tindakan yang melanggar Hukum.

Komandan Satgas Yonif Para Raider 501 Kostrad memerintahkan kepada seluruh  jajaranya untuk terus melakukan swiping seperti  yang dilakukan oleh Pos Skamto guna untuk menekan tingginya angka peredaran miras di daerah Papua. Apalagi miras tersebut terdiri dari berbagai jenis, dikhawatirkan apabila miras tersebut dioplos, akan sangat berbahaya bagi si peminumnya. Personil Satgas yang berada di Pos Skamto juga menghimbau kepada masyarakat Papua agar tidak mengkonsumsi miras apapun jenisnya. Karena
setelah meminum miras, pasti akan mabuk dan dikhawatirkan orang tersebut akan berbuat onar karena dibawah pengaruh miras tersebut. 

28 Apr 2018

Cita-Cita Tinggi Siswa-Siswi Korban Pembakaran Gedung Sekolah di Banti


Timika, Nubic - Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) Papua semakin brutal dan sangat membuat masyarakat resah serta merugikan semua pihak, dari penyanderaan 1.300 warga pada tahun 2017, penyanderaan guru hingga pembakaran fasilitas umum rumah sakit hingga gedung sekolah di Kampung Waa Banti yang saat ini dirasakan oleh anak-anak dari SD Inpres Banti.


Betapa sedihnya siswa SD Banti setelah mengetahui bahwa sekolah yang mereka gunakan untuk menimba ilmu dibakar oleh KKSB. Saat ini siswa kelas 6 SD Banti sedang berada di sekolah Taruna Papua yang berada di Timika. Mereka akan melaksanakan ujian di sekolah tersebut.


Siswa kelas 6 SD Banti berjumlah 38 siswa, tetapi yang saat ini yang berada di sekolah Taruna Papua hanya 26 siswa saja karena 12 siswa sisanya berada di Kampung Banti.


Siswa-siswi SD Banti berada di Sekolah Taruna ini bertujuan untuk melaksanakan proses ujian yang akan dilaksanakan pada 3 Mei 2018 nanti.


Kepala Sekolah SD Inpres Banti, Markus Leppang, S.Pd yang juga mendampingi siswa-siswinya di Sekolah Taruna Papua saat dikonfirmasi membeberkan bagaimana keadaan siswa-siswinya pada saat penyerangan KKSB di Kampung mereka.


Beliau mengatakan bahwa kejadian tersebut terjadi pada tanggal 27 Oktober 2017 dimana pada saat itu aktivitas siswa-siswi SD Banti sedang melaksanakan pembersihan sekolah.


1 jam kemudian situasi di Kampung Banti sangat genting karena adanya Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) Papua yang menjajah kampung tersebut. Seketika masyarakat dan siswa-siswi berlarian ketakutan.


“Saat itu juga, kami para guru pengajar dievakuasi di RS Waa, Banti yang letaknya bersebelahan dengan SD Inpres Banti dan saat itu juga kami mendapat informasi bahwa kami akan dijemput dengan Bus untuk dievakuasi menuju Tembagapura,” singkatnya.


Pada saat perjalanan tepatnya di Kampung Utikini, para guru pengajar dan tenaga medis sempat di cegat oleh Kelompok KKSB dan disuruh turun dari Bus, tetapi mereka dibebaskan dan melanjutkan perjalanan menuju Tembagapura dengan berjalan kaki. Sedangkan masyarakat dan anak-anak berjumlah 1.300 orang di sandera di kampung Kimbelly.


“Beberapa bulan kemudian kami mendapat informasi bahwa sekolah SD Banti dan Rumah Sakit Waa dibakar oleh KKSB,” jelasnya.


Setelah kejadian penyanderaan pada bulan November 2017 hingga pembakaran gedung sekolah beberapa waktu lalu, pihak guru berkordinasi dengan Kepala Distrik agar siswa-siswi SD Banti bisa melaksanakan Ujian di Sekolah Taruna Papua dan akhirnya sekarang siswa-siswi beserta beberapa guru dapat melangsungkan proses belajar mengajar hingga Ujian yang akan diselenggarakan pada tanggal 3 Mei nanti.


Kepala Sekolah berharap kepada pemerintah daerah dan bekerjasama dengan PT. Freeport agar segera membangun kembali gedung sekolah yang ada di Banti. Karena masih banyak siswa-siswi yang membutuhkan bangku sekolah untuk masa depannya.


Ditempat yang sama, Tinus Mukaleng yang merupakan salah satu siswa SD Banti mengeluhkan dengan adanya pembakaran sekolah mereka.


Disatu sisi mereka merasa senang karena dapat melanjutkan ujian di Sekolah Taruna Papua dan melanjutkan sekolah ke jenjang selanjutnya. Disisi lain mereka bersedih karena sekolah mereka dibakar oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab dan berpisah jauh dengan orang tua yang sebagian besar masih menetap di kampung Banti.


“Saya senang bisa melaksanakan ujian nanti, tapi saya bersedih karena sekolah kami dibakar, dan harus berpisah jauh dengan orang tua”keluh Tinus yang mewakili kesedihan teman-temannya.


Cita-cita anak-anak papua terkhusus siswa siswi SD Banti ini sangat tinggi, sesekali mereka ditanya tentang cita-cita. Banyak dari mereka yang memiliki cita-cita sebagai Tentara, Polisi, Dokter, Pilot hingga sampai ada siswa yang memiliki cita-cita menjadi Bupati.


Alasan mereka menjadi Bupati karena ingin memajukan kampung mereka. Alasan ingin menjadi Tentara atau Polisi agar mereka bisa menjaga keamanan masyarakat di Kampungnya, ingin menjadi Dokter karena mereka ingin masyarakat di Banti sehat.


Betapa tingginya harapan mereka dengan adanya sekolah di kampungnya untuk meraih cita-cita.


Siswa-siswi SD Banti berharap agar sekolah yang sudah dibakar oleh KKSB agar cepat dibangun kembali.

Mobil PT. Freeprot Mendapat Tembakan, Ini Penjelasan Kapendam XVII/Cenderawasih.


Timika, Nubic - Jumat (27/04), satu unit kendaraan yang terparkir di Hidden Valley, kompleks perumahan PT. Freeport Indonesia, Distrik Tembagapura, Timika tiba-tiba diberondong tembakan sebanyak 8-10 kali oleh OTK.


Kendaraan perusahaan jenis Toyota LWB dengan nomer lambung 01.5222 tertembak saat parkir di depan perumahan milik seorang pekerja PT. Freeport Asal Afrika, Morne Francis Ras sekitar pukul 07.40 WIT.


Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa memang benar ada penembakan kepada salah satu alat transportasi PT. Freeport.


“Memang benar terjadi adanya aksi penembakan tersebut. Mobil ini tidak sedang dikemudikan, melainkan sedang terparkir di depan rumah bernomor 1025 B,” jelasnya.


Kapendam juga mengatakan bahwa terdapat seorang saksis bernama Craig Eugene J yang menjelaskan kronologis kejadian tersebut.


“Saat Sdr. Morne keluar dari rumah dan akan masuk kedalam mobil, dia mendapatkan rentetan tembakan, serontak Sdr. Morne tiarap dibalik mobil dan tidak mendapatkan luka yang serius, dan yang bersangkutan langsung dibawa ke rumah sakit,”jelasnya lagi.


Terdapat beberapa lubang bekas tembakan di badan mobil antara lain kaca spion, kap depan dan bodi kanan mobil. Aparat keamanan masih melakukan penyisiran dan belum diketahui siapa yang melakukan tembakan tersebut.


Kejadian ini telah ditangani oleh aparat keamanan dalam hal ini adalah dari kepolisian yaitu Satgas Amole. Mereka sudah melakukan pengejaran tetapi pelaku penembakan belum berhasil ditemukan.


Setelah kejadian penembakan itu, pihak PT. Freeport menyalakan alarm yang menandakan bahwa untuk semua pekerja agar tenang dan tidak keluar dari kantor serta para keluarga agar berada didalam rumah sampai situasi dan kondisi normal kembali.


Disisi lain Kapendam menjelaskan bahwa anggota TNI di fokuskan untuk menjaga keamanan di Kampung Banti kompleks dan di kampung Aroanop.


“Anggota TNI difokuskan untuk pengamanan di Banti kompleks dan kampung Aroanop. Anggota TNI disana sudah menjaga semua jalan masuk yang digunakan KKSB untuk masuk ke kampung-kampung. TNI juga melakukan proses belajar mengajar kepada anak-anak disana,” tutupnya.

Cita-Cita Tinggi Siswa-Siswi Korban Pembakaran Gedung Sekolah di Banti

Timika - Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) Papua semakin brutal dan sangat membuat masyarakat resah serta merugikan semua pihak, dari penyanderaan 1.300 warga pada tahun 2017, penyanderaan guru hingga pembakaran fasilitas umum rumah sakit hingga gedung sekolah di Kampung Waa Banti yang saat ini dirasakan oleh anak-anak dari SD Inpres Banti.

Betapa sedihnya siswa SD Banti setelah mengetahui bahwa sekolah yang mereka gunakan untuk menimba ilmu dibakar oleh KKSB. Saat ini siswa kelas 6 SD Banti sedang berada di sekolah Taruna Papua yang berada di Timika. Mereka akan melaksanakan ujian di sekolah tersebut.

Siswa kelas 6 SD Banti berjumlah 38 siswa, tetapi yang saat ini yang berada di sekolah Taruna Papua hanya 26 siswa saja karena 12 siswa sisanya berada di Kampung Banti.

Siswa-siswi SD Banti berada di Sekolah Taruna ini bertujuan untuk melaksanakan proses ujian yang akan dilaksanakan pada 3 Mei 2018 nanti.

Kepala Sekolah SD Inpres Banti, Markus Leppang, S.Pd yang juga mendampingi siswa-siswinya di Sekolah Taruna Papua saat dikonfirmasi membeberkan bagaimana keadaan siswa-siswinya pada saat penyerangan KKSB di Kampung mereka.

Beliau mengatakan bahwa kejadian tersebut terjadi pada tanggal 27 Oktober 2017 dimana pada saat itu aktivitas siswa-siswi SD Banti sedang melaksanakan pembersihan sekolah.

1 jam kemudian situasi di Kampung Banti sangat genting karena adanya Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) Papua yang menjajah kampung tersebut. Seketika masyarakat dan siswa-siswi berlarian ketakutan.

“Saat itu juga, kami para guru pengajar dievakuasi di RS Waa, Banti yang letaknya bersebelahan dengan SD Inpres Banti dan saat itu juga kami mendapat informasi bahwa kami akan dijemput dengan Bus untuk dievakuasi menuju Tembagapura,” singkatnya.

Pada saat perjalanan tepatnya di Kampung Utikini, para guru pengajar dan tenaga medis sempat di cegat oleh Kelompok KKSB dan disuruh turun dari Bus, tetapi mereka dibebaskan dan melanjutkan perjalanan menuju Tembagapura dengan berjalan kaki. Sedangkan masyarakat dan anak-anak berjumlah 1.300 orang di sandera di kampung Kimbelly.

“Beberapa bulan kemudian kami mendapat informasi bahwa sekolah SD Banti dan Rumah Sakit Waa dibakar oleh KKSB,” jelasnya.

Setelah kejadian penyanderaan pada bulan November 2017 hingga pembakaran gedung sekolah beberapa waktu lalu, pihak guru berkordinasi dengan Kepala Distrik agar siswa-siswi SD Banti bisa melaksanakan Ujian di Sekolah Taruna Papua dan akhirnya sekarang siswa-siswi beserta beberapa guru dapat melangsungkan proses belajar mengajar hingga Ujian yang akan diselenggarakan pada tanggal 3 Mei nanti.

Kepala Sekolah berharap kepada pemerintah daerah dan bekerjasama dengan PT. Freeport agar segera membangun kembali gedung sekolah yang ada di Banti. Karena masih banyak siswa-siswi yang membutuhkan bangku sekolah untuk masa depannya.

Ditempat yang sama, Tinus Mukaleng yang merupakan salah satu siswa SD Banti mengeluhkan dengan adanya pembakaran sekolah mereka.

Disatu sisi mereka merasa senang karena dapat melanjutkan ujian di Sekolah Taruna Papua dan melanjutkan sekolah ke jenjang selanjutnya. Disisi lain mereka bersedih karena sekolah mereka dibakar oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab dan berpisah jauh dengan orang tua yang sebagian besar masih menetap di kampung Banti.

“Saya senang bisa melaksanakan ujian nanti, tapi saya bersedih karena sekolah kami dibakar, dan harus berpisah jauh dengan orang tua”keluh Tinus yang mewakili kesedihan teman-temannya.

Cita-cita anak-anak papua terkhusus siswa siswi SD Banti ini sangat tinggi, sesekali mereka ditanya tentang cita-cita. Banyak dari mereka yang memiliki cita-cita sebagai Tentara, Polisi, Dokter, Pilot hingga sampai ada siswa yang memiliki cita-cita menjadi Bupati.

Alasan mereka menjadi Bupati karena ingin memajukan kampung mereka. Alasan ingin menjadi Tentara atau Polisi agar mereka bisa menjaga keamanan masyarakat di Kampungnya, ingin menjadi Dokter karena mereka ingin masyarakat di Banti sehat.

Betapa tingginya harapan mereka dengan adanya sekolah di kampungnya untuk meraih cita-cita.

Siswa-siswi SD Banti berharap agar sekolah yang sudah dibakar oleh KKSB agar cepat dibangun kembali.

Rano, Guru Pengajar Aroanop Beberkan Semua Kejadian Penyanderaan KKSB

 
NUBIC,.Timika - Beberapa waktu lalu, TNI berhasil menyelamatkan dan mengevakuasi para guru yang menjadi korban penganiayaan, penyiksaan dan kekerasan seksual yang dilakukan oleh KKSB Papua, salah satu guru Kampung Aroanop, Rano Samsul yang merupakan salah satu korban kekerasan KKSB kembali menjelaskan secara detail kejadian penyanderaan para guru ini, Jumat (27/04).

Saat dikonfirmasi, Rano menjelaskan dari awal kejadian penyanderaan guru hingga akhir secara rinci.Rano menjelaskan bahwa kejadian tersebut terjadi pada tanggal 13 April 2018, pada pukul 13.00 WIT, proses belajar mengajar sudah berakhir dan para guru ini kembali ke rumah masing-masing. Untuk para guru perempuan sedang memasak untuk mempersiapkan makan malam, sedangkan para guru laki-laki sudah beristirahat.

Jumlah para guru ini terdiri dari 4 guru perempuan dan 4 guru laki-laki.“Pada saat itu juga, para guru perempuan mengetuk rumah para guru laki-laki dan mengatakan bahwa ada masyarakat tetapi guru ini tidak mengenali masyarakat tersebut. Lalu saya langsung keluar dan menyapa masyarakat tersebut tetapi mereka membalas dengan nada yang keras dan tidak enak didengar,” jelas Rano.

Tak selang lama, masyarakat ini (KKSB) seketika menghampiri para guru dan menodong para guru menggunakan senapan. Para guru laki-laki dan perempuan langsung dipisahkan oleh KKSB.

“Kami guru laki-laki dan perempuan dipisahkan, guru perempuan dipisahkan didalam rumah, sedangkan saya sendiri ada di depan teras rumah, tak selang lama 3 guru laki-laki lain yang tinggal di rumah lain dikumpulkan menjadi satu bersama saya yang digiring dengan todongan senjata,” ungkapnya.

Para guru ini dusuruh berlutut dan menghadap ke lantai supaya para guru ini tidak melihat wajah para KKSB yang sedang menodong mereka. Sebelumnya memang para guru ini tidak pernah mengenal mereka dan wajah KKSB ini sangat asing bagi para guru.

“Meraka sangat asing bagi kami disini, karena kita tidak pernah melihat mereka. Mereka datang ke kampung kami kurang lebih 20 orang dimana mereka semua menggunakan senjata api,” ujarnya.

Rano dan ketiga guru laki-laki tidak mengetahui apa yang dilakukan KKSB ini kepada 4 guru perempuan di dalam rumah. Mereka hanya mendengar suara teriakan dan suara pukulan.

“Kami mendengar suara jeritan dari guru perempuan dari dalam dimana saya sempat melihat ada guru perempuan yang mendapat pukulan oleh KKSB,”katanya.

Selang 30 menit kemudian, terdapat salah seorang masyarakat dari kampung sebelah yang datang dan menjelaskan kepada KKSB bahwa yang mereka siksa dan sandera itu adalah guru dan mereka mengajar anak-anak sekolah di kampung Aroanop. Tetapi masyarakat ini juga ditodong dengan senjata.

Para guru ini menerima penyiksaan, pemukulan hingga kekerasan seksual yang dilakukan KKSB. Mereka tidak segan-segan untuk menyiksa.

“Kami disandera selama 45 menit, kami juga tidak tahu apa tujuan mereka datang kesini, mereka merampas harta benda kami, 10 buah HP, 4 Laptop mereka bawa hingga makanan yang kami punya juga mereka bawa,”jelasnya kembali.

KKSB lalu pergi meninggalkan kampung Aroanop dan menuju Kampung Jagamin dimana kampung tersebut juga ada guru pengajar juga.

“KKSB ini menunggalkan Kampung Aroanop dan menuju ke Kampung Jagamin, ada guru juga disana tetapi mereka tidak menyiksa guru di Kampung Jagamin. Saya melihat 4 guru wanita yang sudah disiksa didalam, dan ada yang luka parah di muka dan memar di bagian tubuh,” ungkapnya.

Kemudian para guru ini diungsikan di rumah Bapak Kepala Desa. Mereka mengungsi disana selama 1 minggu.

“Kami diungsikan dirumah Kepala Desa karena kami juga sedang menunggu anak-anak murid kelas 6 akan melaksanakan ujian kelulusan dan anak-anak kelas lain akan melaksanakan ujian kenaikan kelas,” ungkapnya lagi.

Selama 1 minggu mereka mengungsi, pada tanggal 19 April 2018, anggota TNI masuk ke kampung Aroanop untuk mengamankan masyarakat dan akan mengevakuasi para guru yang ada di rumah Bapak Kepala desa maupun para guru di Kampung Jagamin.

Para guru dan masyarakat dikumpulkan di satu tempat oleh TNI untuk proses pengamanan, selanjutnya para guru dievakuasi ke Timika menggunakan Heli.

Total keseluruhan guru yang dievakuasi pada saat itu sebanyak 18 orang terdiri dari 7 guru perempuan dan 11 guru laki-laki.

“Kami dievakuasi oleh TNI menuju Timika dimana kloter pertama 7 guru perempuan dan kloter kedua 6 guru laki-laki,”jelasnya.

Sedangkan 5 orang guru masih tinggal di Kampung Aroanop untuk menunggu evakuasi selanjutnya.

Pada tanggal 20 April 2018, TNI akan melakukan evakuasi kembali tetapi tertunda dikarenakan cuaca pada saat itu tertutup kabut. Akhirnya pada tanggal 21 April 2018, 3 guru berhasil dievakuasi ke Timika dan 2 guru sisanya tinggal karena 2 guru tersebut adalah warga Kampung Aroanop.

Sesampainya di Timika, para guru pengajar ini langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan fisik maupun psikologi hingga saat ini.

Mereka menyesalkan bahwa mereka tidak bisa menemani anak murid yang akan melaksanakan ujian. Tetapi tekad mereka untuk kembali mengajar di Kampung Aroanop dan Jagamin sangat tinggi. 

“Kami merasa sedih tidak dapat menemani anak murid untuk melaksanakan ujian, tetapi saya bersyukur dan berterimakasih yang sangat tinggi kepada TNI, karena telah menggantikan kami sebagai guru pengajar disana,”tutupnya.

1 Mobil PT. Freeprot Mendapat Tembakan, Ini Penjelasan Kapendam XVII/Cenderawasih.

Timika - Jumat (27/04), satu unit kendaraan yang terparkir di Hidden Valley, kompleks perumahan PT. Freeport Indonesia, Distrik Tembagapura, Timika tiba-tiba diberondong tembakan sebanyak 8-10 kali oleh OTK.

Kendaraan perusahaan jenis Toyota LWB dengan nomer lambung 01.5222 tertembak saat parkir di depan perumahan milik seorang pekerja PT. Freeport Asal Afrika, Morne Francis Ras sekitar pukul 07.40 WIT.

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa memang benar ada penembakan kepada salah satu alat transportasi PT. Freeport.

“Memang benar terjadi adanya aksi penembakan tersebut. Mobil ini tidak sedang dikemudikan, melainkan sedang terparkir di depan rumah bernomor 1025 B,” jelasnya.

Kapendam juga mengatakan bahwa terdapat seorang saksis bernama Craig Eugene J yang menjelaskan kronologis kejadian tersebut.

“Saat Sdr. Morne keluar dari rumah dan akan masuk kedalam mobil, dia mendapatkan rentetan tembakan, serontak Sdr. Morne tiarap dibalik mobil dan tidak mendapatkan luka yang serius, dan yang bersangkutan langsung dibawa ke rumah sakit,”jelasnya lagi.

Terdapat beberapa lubang bekas tembakan di badan mobil antara lain kaca spion, kap depan dan bodi kanan mobil. Aparat keamanan masih melakukan penyisiran dan belum diketahui siapa yang melakukan tembakan tersebut.

Kejadian ini telah ditangani oleh aparat keamanan dalam hal ini adalah dari kepolisian yaitu Satgas Amole. Mereka sudah melakukan pengejaran tetapi pelaku penembakan belum berhasil ditemukan.

Setelah kejadian penembakan itu, pihak PT. Freeport menyalakan alarm yang menandakan bahwa untuk semua pekerja agar tenang dan tidak keluar dari kantor serta para keluarga agar berada didalam rumah sampai situasi dan kondisi normal kembali.

Disisi lain Kapendam menjelaskan bahwa anggota TNI di fokuskan untuk menjaga keamanan di Kampung Banti kompleks dan di kampung Aroanop.

“Anggota TNI difokuskan untuk pengamanan di Banti kompleks dan kampung Aroanop. Anggota TNI disana sudah menjaga semua jalan masuk yang digunakan KKSB untuk masuk ke kampung-kampung. TNI juga melakukan proses belajar mengajar kepada anak-anak disana,” tutupnya.

Cita-Cita Tinggi Siswa-Siswi Korban Pembakaran Gedung Sekolah di Banti


NUBIC,.Timika - Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) Papua semakin brutal dan sangat membuat masyarakat resah serta merugikan semua pihak, dari penyanderaan 1.300 warga pada tahun 2017, penyanderaan guru hingga pembakaran fasilitas umum rumah sakit hingga gedung sekolah di Kampung Waa Banti yang saat ini dirasakan oleh anak-anak dari SD Inpres Banti.

Betapa sedihnya siswa SD Banti setelah mengetahui bahwa sekolah yang mereka gunakan untuk menimba ilmu dibakar oleh KKSB. Saat ini siswa kelas 6 SD Banti sedang berada di sekolah Taruna Papua yang berada di Timika. Mereka akan melaksanakan ujian di sekolah tersebut.

Siswa kelas 6 SD Banti berjumlah 38 siswa, tetapi yang saat ini yang berada di sekolah Taruna Papua hanya 26 siswa saja karena 12 siswa sisanya berada di Kampung Banti.

Siswa-siswi SD Banti berada di Sekolah Taruna ini bertujuan untuk melaksanakan proses ujian yang akan dilaksanakan pada 3 Mei 2018 nanti.

Kepala Sekolah SD Inpres Banti, Markus Leppang, S.Pd yang juga mendampingi siswa-siswinya di Sekolah Taruna Papua saat dikonfirmasi membeberkan bagaimana keadaan siswa-siswinya pada saat penyerangan KKSB di Kampung mereka.

Beliau mengatakan bahwa kejadian tersebut terjadi pada tanggal 27 Oktober 2017 dimana pada saat itu aktivitas siswa-siswi SD Banti sedang melaksanakan pembersihan sekolah. 

1 jam kemudian situasi di Kampung Banti sangat genting karena adanya Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) Papua yang menjajah kampung tersebut. Seketika masyarakat dan siswa-siswi berlarian ketakutan.

“Saat itu juga, kami para guru pengajar dievakuasi di RS Waa, Banti yang letaknya bersebelahan dengan SD Inpres Banti dan saat itu juga kami mendapat informasi bahwa kami akan dijemput dengan Bus untuk dievakuasi menuju Tembagapura,” singkatnya.

Pada saat perjalanan tepatnya di Kampung Utikini, para guru pengajar dan tenaga medis sempat di cegat oleh Kelompok KKSB dan disuruh turun dari Bus, tetapi mereka dibebaskan dan melanjutkan perjalanan menuju Tembagapura dengan berjalan kaki. Sedangkan masyarakat dan anak-anak berjumlah 1.300 orang di sandera di kampung Kimbelly.

“Beberapa bulan kemudian kami mendapat informasi bahwa sekolah SD Banti dan Rumah Sakit Waa dibakar oleh KKSB,” jelasnya.

Setelah kejadian penyanderaan pada bulan November 2017 hingga pembakaran gedung sekolah beberapa waktu lalu, pihak guru berkordinasi dengan Kepala Distrik agar siswa-siswi SD Banti bisa melaksanakan Ujian di Sekolah Taruna Papua dan akhirnya sekarang siswa-siswi beserta beberapa guru dapat melangsungkan proses belajar mengajar hingga Ujian yang akan diselenggarakan pada tanggal 3 Mei nanti. 

Kepala Sekolah berharap kepada pemerintah daerah dan bekerjasama dengan PT. Freeport agar segera membangun kembali gedung sekolah yang ada di Banti. Karena masih banyak siswa-siswi yang membutuhkan bangku sekolah untuk masa depannya.

Ditempat yang sama, Tinus Mukaleng yang merupakan salah satu siswa SD Banti mengeluhkan dengan adanya pembakaran sekolah mereka.

Disatu sisi mereka merasa senang karena dapat melanjutkan ujian di Sekolah Taruna Papua dan melanjutkan sekolah ke jenjang selanjutnya. Disisi lain mereka bersedih karena sekolah mereka dibakar oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab dan berpisah jauh dengan orang tua yang sebagian besar masih menetap di kampung Banti.

“Saya senang bisa melaksanakan ujian nanti, tapi saya bersedih karena sekolah kami dibakar, dan harus berpisah jauh dengan orang tua”keluh Tinus yang mewakili kesedihan teman-temannya.

Cita-cita anak-anak papua terkhusus siswa siswi SD Banti ini sangat tinggi, sesekali mereka ditanya tentang cita-cita. Banyak dari mereka yang memiliki cita-cita sebagai Tentara, Polisi, Dokter, Pilot hingga sampai ada siswa yang memiliki cita-cita menjadi Bupati. 

Alasan mereka menjadi Bupati karena ingin memajukan kampung mereka. Alasan ingin menjadi Tentara atau Polisi agar mereka bisa menjaga keamanan masyarakat di Kampungnya, ingin menjadi Dokter karena mereka ingin masyarakat di Banti sehat.

Betapa tingginya harapan mereka dengan adanya sekolah di kampungnya untuk meraih cita-cita.Siswa-siswi SD Banti berharap agar sekolah yang sudah dibakar oleh KKSB agar cepat dibangun kembali.

Harapan Masyarakat Pasca Pembakaran Rumah Sakit Dan Gedung Sekolah di Banti

Timika – Pasca terjadinya penyanderaan, penyiksaan, pelecehan seksual, pembakaran fasilitas umum yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) Papua yang ada di Kampung Waa Banti dan Aroanop, masyarakat menyampaikan beberapa kendala dan keluhan yang dialami, Kamis (26/04).

Bapak Kolinus Beanal selaku kepala suku mengucapkan terimakasih kepada TNI-Polri yang membantu masyarakat dari penindasan yang dilakukan kelompok KKSB yang sempat menyerang dan meluluh lantakan Kampung Waaa Banti. Beliau juga mengeluhkan beberapa kendala yang dialami di kampung tersebut.

“Saya mengucapkan terimakasih kepada aparat keamanan karena sudah membantu masyarakat dari kekerasan KKSB serta mengusir mereka dari kampung kami, saya juga berterimakasih kepada TNI yang selalu hadir ditengah masyarakat agar masyarakat selalu merasa aman. Saya juga menekankan kepada Pemerintah Daerah untuk lebih aktif lagi dan lebih dekat dengan masyarakat, karena Pemerintah Daerah memiliki peran penting untuk masyatakat, untuk itu saya berharap, Pemerintah Daerah memperhatikan kami yang ada disini, pungkasnya.

Seperti yang diketahui, bahwa setelah Fasilitas umum yaitu Rumah sakit, gedung sekolah dan perumahan warga yang dibakar oleh KKSB, kehidupan sehari-hati masyarakat tidak berjalan normal. Proses belajar mengajar anak-anak juga lumpuh total serta mereka merasa kebingungan apabila terdapat masyarakat yang sakit karena Rumah Sakit ludes terbakar.


Ditempat yang sama, Kapendam juga menjelaskan kembali kronologis mengenai penyanderaan yang dilakukan KKSB kepada masyarakat.


“Jadi, pada bulan November 2017 kemarin, KKSB menyandera 1.300 warga dan dikumpulkan di kampung ini, warga di sandera, disiksa, sampai kemarin ada guru yang juga menjadi korban kekerasan, penganiayaan sampai pemerkosaan di Kampung Aroanop. Kami dari TNI berhasil memukul mundur KKSB itu dari kampung Waa, Banti sampai ke Aroanop. Kita hanya mengerahkan 50 orang anggota TNI saja yang dipimpin oleh Danbrigif 20/IJK selaku Dansatgas. Pada tanggal 19 kemarin para guru-guru ini dapat di evakuasi dari kampung Aroanop ke Timika,” singkat Kapendam.

Danbrigif juga menjelaskan kepada masyarakat bahwa TNI akan selalu menjaga keamanan masyarakat. Danbrigif juga menyampaikan keluhan masyarakat kepada bapak Camat yang ditujukan kepada Bapak Bupati Timika bahwa masyatakat disini butuh perhatian dari Pemerintah daerah. Danbrigif menyampaikan pesan dari Mendikbud bahwa fasilitas disini akan segera dibangun kembali dan meminta kerjasama dari masyarakat.

“Kami TNI berasal dari rakyat, dan kami TNI juga untuk rakyat, dimana ada kesusahan dan keluhan masyarakat pasti disana ada TNI. Seperti sekarang, setelah sekolah dibakar, guru tidak ada karena harus menjalani perawatan akibat ulah KKBSB kepada mereka, maka kami TNI yang mengajar anak-anak disini agar proses belajar mengajar anak-anak tidak putus. Fasilitas lain yang dibakar oleh KKSB ini adalah Rumah Sakit Waa ini, dimana nantinya akan dibangun lagi. Pesan dari bapak Presiden dan Bapak Menteri, masyarakat harus ikut serta dalam proses pembangunan fasilitas sekolah maupun rumah sakit. Karena dengan tujuan apa, supaya masyarakat juga memiliki bangunan dan fasilitas tersebut karena masyarakat ikut membangun. Jadi apabila ada kelompok yang ingin membakar atau menghancurkan fasilitas ini, masyarakat bisa melawan karena proses pembangunan itu juga dari keringat masyarakat,” jelas Danbrigif.

Danbrigif juga menekankan bahwa TNI, Pemerintah, masyarakat harus saling bekerjasama untuk kemajuan masyarakat serta kemajuan pendidikan anak-anak.

“Sekali lagi kami TNI mohon kerjasama kepada masyarakat untuk saling membantu dalam kemajuan masyarakat dan anak-anak disini. Kami TNI berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga keamanan masyarakat serta kami membantu anak-anak untuk belajar. Jiwa raga kami untuk Indonesia dan masyarakat. Kami rela mengorbankan nyawa kami demi melindungi masyarakat,” tutup Danbrigif.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Danramil 1710-04/Tembagapura Kapten Inf Mulia Adi, Kapolsek Tembagapura Akp Hermanto, Kadistrik Tembagapura Bpk. Martinus Nuboba, Dept Corpcom PT.FI Bpk. Stevanus Brangko, Manajer SRM Highland Bpk. Norman Sunusi, Group Leader Community Ekonomi Bpk. Verdy Abdullah.

27 Apr 2018

Guna Meningkatkan Transportasi Massal di Jabotabek PT. INKA Siap Mengoperasikan LRT


JAKARTA,.NUBIC,.Guna meningkatkan kerjasama transportasi perkereta-apian, Kamis 26 April 2018. Jajaran Direksi PT INKA Mengunjungi balaikota DKI Jakarta dan disambut oleh wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.
Dimulai dengan presentasi singkat mengenai profil perusahaan PT.INKA, dilanjutkan dengan presentasi dan diskusi mengenai kesiapan dan peran PT.INKA dalam proyek LRT Jabodebek. PT.INKA memaparkan tentang spesifikasi teknis LRT Jabotabek yang sedang diproduksi, metode penguasaan ilmu dan transfer of technology yang telah dilakukan, serta kemampuan PT.INKA dalam memproduksi kereta dan penguasaan teknologi dari kereta Holec pada tahun 1992 hingga LRT untuk tahun 2019.
Direktur Utama PT INKA (Industri Nasional Kereta Api) Budi Noviantoro menegaskan bahwa penjajakan kerja sama ini dapat menjadi tonggak baru yang lebih kokoh untuk meningkatkan kerja sama lain antara lain, ekonomi, sosial, dan merubah kebiasaan budaya atau culture.
Di wilayah DKI Jakarta banyak potensi yang bisa dikembangkan, seperti halnya mobil listrik. Untuk kedepannya, ia juga ingin melakukan kerjasama yang baik dalam pengembangan trem di wilayah ibukota. Sehingga nantinya, bisa menjadi embrio pengembangan transportasi di masa depan perkotaan, jelasnya.
Terima kasih atas kedatangan PT INKA, sehingga memungkinkan terjadinya transfer teknologi dengan Jakarta sekarang sedang menjajaki industri perkeretaapian, ujar Sandi.
Sandiaga Uno menargetkan, pembahasan kerjasama ini dapat memperluas peluang di bidang industri. Sehingga mampu menunjukkan kapasitasnya dan berinteraksi secara langsung dengan dunia perkeretaapian.

Kereta Api memberikan arah yang jelas dan transportasi yang bagus bagi pergerakan industri di masa depan. Hal tersebut juga melibatkan berbagai pemangku kepentingan, seperti pemerintah, asosiasi industri, pelaku usaha, pelayanan teknologi, lembaga riset dan pendidikan.

Ada lima sektor pengembangan industri manufaktur yang akan menjadi percontohan dan juga menjalankan 10 inisiatif nasional. Yaitu industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, dan elektronik. (P. Siregar)

54 Tahun Pemasyarakatan Wujudkan ke-PASTI-an


NUBIC,.Jakarta ,. Mewujudkan Pemasyarakatan yang Profesional, Akuntabel, Sinergi, Transparan, dan Inovatif (PASTI) bukan sekedar untaian kata sederhana tanpa makna, namun menjadi bukti bahwa Pemasyarakatan serius untuk berbenah diri.

Kinerja Pemasyarakatan yang terus disorot publik menjadi pemacu semangat seluruh jajaran, khususnya penguatan nilai-nilai integritas, etos kerja, dan tanggung jawab dalam pelaksaan tugas Pemasyarakatan. Selain itu, penguatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Pemasyarakatan juga menjadi salah satu prioritas melalui perekrutan 14 ribu Tunas Pengayoman.

Memasuki usai ke-54 pada 27 April 2017, Pemasyarakatan semakin dituntut untuk mengimplementasikan nilai PASTI. Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H. Laoly, menegaskan kekuatan terbesar Pemasyarakatan untuk mewujudkan cita cita dan meraih prestasi yang lebih baik lagi terletak pada diri kita sendiri. Ia berharap tidak ada lagi cerita usang tentang rendahnya moralitas dan integritas petugas Pemasyarakatan yang terulang. 

“Janganlah bekerja hanya melaksanakan rutinitas yang sama secara terus-menerus. Jika ingin suatu perubahan lakukanlah suatu terobosan dan effort yang lebih. Untuk itu, tanamkan semangat pembaharuan yang open minded, progressive, serta core value dengan semangat ‘Kami PASTI’ untuk menghadapi tantangan tugas ke depan, tegas Yasonna saat menghadiri Upacara Peringatan Hari Bakti Pemasyarakatan ke-54, Jumat (27/4) di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.

Hal itu pun telah diwujudkan melalui launching Pembinaan Kesadaran Bela Negara Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan di Lapas Seluruh Indonesia melalui Sinergitas Gerakan Nasional Revolusi Nasional, Gerakan Nasional Membangun Karakter Bangsa, dan Gerakan Bela Negara; Pameran Produk Unggulan Narapidana; Seminar Ikatan Pembimbing Kemasyarakatan Indonesia (IPKEMINDO), Family and Society Gathering di LPKA, dan puncaknya adalah Indonesian Prison Art Festival (IPAFest) 2018 yang sukses memecahkan rekor nasional dan dunia sebagai festival seni oleh Warga Binaan Pemasyarakatan terbanyak.

Sebelumnya, penguatan lapas high risk telah dilakukan sebagai lapas khusus bandar teroris dan narkoba, yakni di Lapas Pasir Putih dan Lapas Batu di Nusakambangan, Lapas Langkat di Medan, Rutan Kasongan di Kalimantan Selatan, dan Rutan Gunung Sindur. Kontribusi Pemasyarakatan sebagai penyumbang Pendapatan Negara Bukan Pajak dari sektor kreatif melalui karya narapidana juga semakin digiatkan karena terbukti mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional.

Kedepannya, peran strategis Pembimbing Kemasyarakatan dalam proses restorative justice akan turut berperan dalam mengatasi overcrowded serta penerapan pidana alternatif di luar pidana penjara sebagaimana tertuang dalam RKUHP yang baru. Selain itu, SDM Pemasyarakatan juga semakin dikuatkan dengan penempatan yang tepat dalam jabatan berdasarkan penilaian kerja dan tingkat kompetensi.

Rangkaian Upacara Peringatan Hari Bakti Pemasyarakatan ke-54 diisi dengan pelaksanaan pemberian hak narapidana melalui Sistem Informasi Pemasyarakatan dengan jargon "Tidak Sulit, Tidak Berbeli-belit, Mengubah Hari Menjadi Menit sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 3 Tahun 2018 tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian Remisi, Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan Cuti Bersyarat. Penghargaan pun diberikan kepada Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan dalam kategori dapur bersih, bapas pengelola Sistem Database Pemasyarakatan terbaik, UPT Pemasyarakatan pelapor SMS Gateway teraktif, LPKA terbaik, dan rupbasan terbaik.

Selain itu diberikan pula penghargaan bagi petugas yang berhasil menggagalkan penyelundupan narkoba dan berprestasi dalam APTFC 2018 serta penghargaan atas kontribusi pihak ketiga dalam kegiatan pembinaan dan penguatan Pemasyarakatan.

“Kepada petugas Pemasyarakatan yang baru saja menerima penghargaan saya ucapkan selamat dan penghormatan setinggi-tingginya atas prestasi yang telah diraih. Kepada seluruh jajaran Pemasyarakatan, saya berpesan tetaplah semangat bekerja dengan penuh dedikasi dan pantang menyerah, tunjukkan rasa cintamu terhadap bangsa dan negara ini dengan memberikan darma baktimu melalui pengabdian yang terbaik, pesan Yasonna.

Upacara Peringatan Hari Bakti Pemasyarakatan ke-54 juga dirangkaikan dengan penandatangan Memorandum of Understanding serta Perjanjian Kerja Sama antara Kementerian Hukum dan HAM dengan Badan Narkotika Nasional, serta antara Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dengan PT. Sellus Indonesia Perdana, Islamic Medical Service, Yayasan Siklus Sehat Indonesia, Yayasan Indonesia Bangkit dan Bersinar dan Rumput Laut Center. ( P. Siregar)

Harapan Masyarakat Pasca Pembakaran Rumah Sakit Dan Gedung Sekolah di Banti


NUBIC,.Timika – Pasca terjadinya penyanderaan, penyiksaan, pelecehan seksual, pembakaran fasilitas umum yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) Papua yang ada di Kampung Waa Banti dan Aroanop, masyarakat menyampaikan beberapa kendala dan keluhan yang dialami, Kamis (26/04).

 
Bapak Kolinus Beanal selaku kepala suku mengucapkan terimakasih kepada TNI-Polri yang membantu masyarakat dari penindasan yang dilakukan kelompok KKSB yang sempat menyerang dan meluluh lantakan Kampung Waaa Banti. Beliau juga mengeluhkan beberapa kendala yang dialami di kampung tersebut.

“Saya mengucapkan terimakasih kepada aparat keamanan karena sudah membantu masyarakat dari kekerasan KKSB serta mengusir mereka dari kampung kami, saya juga berterimakasih kepada TNI yang selalu hadir ditengah masyarakat agar masyarakat selalu merasa aman. Saya juga menekankan kepada Pemerintah Daerah untuk lebih aktif lagi dan lebih dekat dengan masyarakat, karena Pemerintah Daerah memiliki peran penting untuk masyatakat, untuk itu saya berharap, Pemerintah Daerah memperhatikan kami yang ada disini, pungkasnya.

Seperti yang diketahui, bahwa setelah Fasilitas umum yaitu Rumah sakit, gedung sekolah dan perumahan warga yang dibakar oleh KKSB, kehidupan sehari-hati masyarakat tidak berjalan normal. Proses belajar mengajar anak-anak juga lumpuh total serta mereka merasa kebingungan apabila terdapat masyarakat yang sakit karena Rumah Sakit ludes terbakar.

Ditempat yang sama, Kapendam juga menjelaskan kembali kronologis mengenai penyanderaan yang dilakukan KKSB kepada masyarakat.

“Jadi, pada bulan November 2017 kemarin, KKSB menyandera 1.300 warga dan dikumpulkan di kampung ini, warga di sandera, disiksa, sampai kemarin ada guru yang juga menjadi korban kekerasan, penganiayaan sampai pemerkosaan di Kampung Aroanop. Kami dari TNI berhasil memukul mundur KKSB itu dari kampung Waa, Banti sampai ke Aroanop. Kita hanya mengerahkan 50 orang anggota TNI saja yang dipimpin oleh Danbrigif 20/IJK selaku Dansatgas. Pada tanggal 19 kemarin para guru-guru ini dapat di evakuasi dari kampung Aroanop ke Timika,” singkat Kapendam.

Danbrigif juga menjelaskan kepada masyarakat bahwa TNI akan selalu menjaga keamanan masyarakat. Danbrigif juga menyampaikan keluhan masyarakat kepada bapak Camat yang ditujukan kepada Bapak Bupati Timika bahwa masyatakat disini butuh perhatian dari Pemerintah daerah. Danbrigif menyampaikan pesan dari Mendikbud bahwa fasilitas disini akan segera dibangun kembali dan meminta kerjasama dari masyarakat.

“Kami TNI berasal dari rakyat, dan kami TNI juga untuk rakyat, dimana ada kesusahan dan keluhan masyarakat pasti disana ada TNI. Seperti sekarang, setelah sekolah dibakar, guru tidak ada karena harus menjalani perawatan akibat ulah KKBSB kepada mereka, maka kami TNI yang mengajar anak-anak disini agar proses belajar mengajar anak-anak tidak putus. 
 
Fasilitas lain yang dibakar oleh KKSB ini adalah Rumah Sakit Waa ini, dimana nantinya akan dibangun lagi. Pesan dari bapak Presiden dan Bapak Menteri, masyarakat harus ikut serta dalam proses pembangunan fasilitas sekolah maupun rumah sakit. Karena dengan tujuan apa, supaya masyarakat juga memiliki bangunan dan fasilitas tersebut karena masyarakat ikut membangun. Jadi apabila ada kelompok yang ingin membakar atau menghancurkan fasilitas ini, masyarakat bisa melawan karena proses pembangunan itu juga dari keringat masyarakat,” jelas Danbrigif.

Danbrigif juga menekankan bahwa TNI, Pemerintah, masyarakat harus saling bekerjasama untuk kemajuan masyarakat serta kemajuan pendidikan anak-anak.

“Sekali lagi kami TNI mohon kerjasama kepada masyarakat untuk saling membantu dalam kemajuan masyarakat dan anak-anak disini. Kami TNI berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga keamanan masyarakat serta kami membantu anak-anak untuk belajar. Jiwa raga kami untuk Indonesia dan masyarakat. Kami rela mengorbankan nyawa kami demi melindungi masyarakat,” tutup Danbrigif.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Danramil 1710-04/Tembagapura Kapten Inf Mulia Adi, Kapolsek Tembagapura Akp Hermanto, Kadistrik Tembagapura Bpk. Martinus Nuboba, Dept Corpcom PT.FI Bpk. Stevanus Brangko,e Manajer SRM Highland Bpk. Norman Sunusi, Group Leader Community Ekonomi Bpk. Verdy Abdullah.

26 Apr 2018

Luar Biasa ! TNI Jadi Guru Dadakan Pasca Penyanderaan Separatis di Aroanop


Nubic, Timika - Aktivitas belajar-mengajar di Aroanop, pedalaman Kabupaten Mimika, Papua tetap berjalan pasca penyanderaan dan pemerkosaan guru oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB). Namun, bukan guru yang mengajar, melainkan para anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI). Kamis (26/4).
"Karena di sana tidak ada guru, TNI mengajar, menggantikan guru itu," ujar Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII Cenderawasih Letkol Inf Muhamad Aidi.
Secara bergantian, para personel TNI mengajar sembari menjaga situasi sekitar. Total ada 30 personel TNI yang menjaga wilayah tersebut.
"Mereka yang punya kemampuan, bergantian mengajar," Tegasnya.
Meskipun beberapa waktu lalu situasinya sempat mencekam, Kapendam mengatakan, anak-anak di Aroanop cukup antusias mengikuti kegiatan belajar-mengajar. "Mereka antusias. Ini hasil karya guru-guru ini, anak-anaknya itu cerdas-cerdas," ungkap Kapendam.
Sementara itu, dia menjelaskan, seluruh guru honorer sudah dievakuasi. Mereka memindahkan tiga dari lima guru yang sebelumnya belum dibawa keluar dari Aroanop, pada Sabtu (21/4). Sedangkan dua sisanya tidak ikut karena merupakan warga asli.
"Jumlah total (yang) dievakuasi 16 orang, sisanya penduduk asli di sana. Dia guru honorer yang dipekerjakan di sana," jelas anak buah Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto itu.
Semua guru yang dievakuasi, katanya, sudah diserahkan ke pihak keluarga. Sebelumnya, mereka menjalani cek kesehatan dan dibawa ke Dinas Pendidikan.
"(Kini) Semua ditangani oleh keluarga," pungkasnya.
Sebagai informasi, sebelumnya sejumlah anggota KKSB melakukan teror di kampung Aroanop, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika. Mereka menyerang salah satu sekolah dan menyandera belasan guru di sana.
Para guru tersebut merupakan guru honorer yang dikirim dari luar Papua. Ketika disandera, belasan guru itu disiksa oleh anggota kelompok separatis itu, hingga ada yang diperkosa.(*)

26.998 Prajurit Dikerahkan Dalam Latihan Terintegrasi TNI 2025 di Morowali, Perkuat Pengamanan SDA Nasional

Jakarta, nusantarabicara    --   Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mendampingi Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin bersama Jaks...