"Jangan pernah takut gagal, capek, rugi, selalu optimis dan berbuatlah
baik terhadap sesama", Kata itulah yang diucapkan oleh Veronica ketika
ditanyai resep sukses yang selama ini ia pedomani.

Veronica
yang jebolan FISIP UI jurusan Komunikasi, yang saat itu bekerja di
Pabrik Garmen di Departemen Marketing tersebut mengatakan, awalnya ia
terkesima melihat mesin jahit, kain gelondongan, benang dan
kancing-kancing yang awalnya dilihat tidak berharga disulap menjadi
barang yang bagus dan bernilai jual.
Darisitu
ia mulai merasa tertarik dengan dunia jahit-menjahit dan berniat untuk
belajar. "Saya mulai belajar menjahit di dekat perumahan, tapi saya
merasa tidak puas dan salah satu kawan saya menyarankan untuk kursus di
Bunka pada tahun 1986", papar Veronica di kediamannya, Jl. Pejuangan
No.77, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Setelah
di Bunka, lanjut Veronica, saya mulai usaha dengan dengan modal
seadanya menjait satuan sampai bisa memproduksi gaun pengantin. Kakak
saya juga pernah memberi order untuk membuat seragam kecil-kecilan
hingga 12 potong seragam, saya kerjakan dan disitu saya merasa enak
serta nyaman menjalankannya.
Wanita
kelahiran Yogyakarta 16 April 1961 tersebut merasa kurang puas atas
hasil yang didapat, sehingga suatu hari seorang temannya yang pernah
belajar di Amerika menyarankan untuk melanjutkan Study di New York.
"Tahun
1993 saya mengenyam pendidikan di New York, ternyata memang bagus
pendidikan dan fasilitasnya", papar Veronika sambil tersenyum.
Ternyata
buah hasil studinya di New York tidak sia-sia, sepulangnya ke tanah air
Veronica mulai menemukan jatidirinya dari segi kreatifitas serta
pengetahuan tentang teknologi serta ditambah kegiatannya rutinnya yang
sering mengikuti pameran-pameran bisnisnya pun mulai melesat.
PT.
Mardohar Catur Tunggal Gaya yang dipmpin Veronica tersebut bergerak di
bidang Garmen ini memproduksi Baju anti api, Celana, Helm, Sepatu dan
lain sebagainya yang berhubungan dengan keamanan kerja yang bertaraf
Nasional.
Ia pun mencoba
menjajakan produksinya dengan memasuki perusahaan-perusahaan besar, tak
disangka perusaan yang pertama menjadi clientnya adalah perusahaan
Unilever, bukan hanya perusahaan Unilever saja ia pun berhasil menggaet
perusahaan BUMN yang berbau Migas seperti Pertamina menjadi client PT.
Mardohar Catur Tunggal Gaya.
Selain
Unilever dan Pertamina, Freeport juga perusahaan terbesar yang menjadi
client PT. Madohar, "beberapa bulan kemarin sempat goyah perusahaan kita
karena terkena dampak polemik antara pemerintah dan freeport". Ungkap
Veronica
"Tapi, saya
mendukung penuh apa yang dilakukan oleh Presiden Jokowi, karena yang
dilakukan Pak Jokowi pasti itu juga untuk kebaikan".
Perjalanan
Veronika dan PT. Mardohar terkadang tidak selalu berjalan mulus dalam
mengarungi dunia bisnis, tapi dia selalu Ulet, Gigih dan tak pantang
menyerah kala ia mengingat perjuangannya selama ini.
"Dulu
pertama saya punya mesin jahit hanya satu dari papah, saya masih ingat
mesin yang masih manual dengan menggerakan kedua kaki untuk
mengoperasikannya, hingga berlanjut mempunyai mesin dinamo".
Papah
saya bilang, kamu harus punya mesin jahit yang high speed, saya pun
menuruti perintah papah dan mensin jahit itu bertambah, bertambah dan
terus bertambah hingga PT. Mardohar besar seperti saat ini.
Veronica
berpesan khususnya kepada wanita yang mewakili jiwa Kartini, agar
senantiasa hidup mandiri, jangan sekali-kali berpikiran hidup kita akan
nyaman selamanya. Jangan pernah takut gagal, jangan pernah takut capel,
jangan pernah takut rugi, selalu optimis dan berbuat baiklah terhadap
sesama.(Yp)
Posting Komentar