NUBIC,.Solok – Bukan hanya warga biasa yang merasa terusik dengan
sensasi yang diciptakan dokter Fiera Lovita, bahkan mahasiswa di Kota
Penghasil beras itu juga mulai jengah dengan sandiwara PERSEKUSI yang
dilakoni oleh dokter yang membuat status heboh dan konyol serta mengusik
ketenangan di kota solok, Sumatera Barat. Bahkan dampak dari fitnah dr.
Fiera tentang Persekusi ini membuat Kapolres Solok dicopot.

Dalam Suratnya, ia menegaskan bahwa keadaan dan suasana di
Kota Solok tidak seperti opini yang terbangun oleh ulah dokter tersebut,
tidak ada Persekusi, intimidasi ataupun teror terhadap dokter Fiera.
namun dokter Fiera membangun Opini di Jakarta seakan kota Solok kota
Teror dan menakutkan. Seharusnya Kapolri lebih mempercayai informasi
dari pihak dalam (intelegen kepolisian) daripada pihak luar yang tidak
bertanggung jawab.
Memang benar, dr. Fiera Lovita telah menjadi bahan obrolan
di tengah masyarakat karena ia dianggap telah menghina ulama kami dan
pernah meminta maaf kepada masyarakat melalui pernyataan maaf secara
tertulis diatas materai Rp. 6000,- dan itu dilakukan secara sukarela,
tanpa dipaksa atau karena diburu orang solok ketempat kerjanya. Adapun
kedatangan beberapa ormas ke RSUD Solok bukan untuk mengadili atau
menakuti dr. Fiera melainkan untuk menanyakan keaslian tulisannya di
facebook dan meminta kejelasan pihak mana yang ia komentari.

Ummat Islam mencoba untuk tidak melaporkan dr. Fiera Lovita ke
aparat kepolisian namun terlebih dahulu mengklarifikasi kepada dr. Fiera
Lovita, hal itu dilakukan dengan damai tanpa konflik (kegaduhan) dan
tanpa memburu orang (dr. Fiera Lovita). Bisa saja pak, saat itu ulama
(orangtua kami) ceifj mengadukan dr. Fiera ke aparat kepolisian namun
agar tidak asal melapor beberapa tokoh agama di Solok mencoba
mengklarifikasi terlebih dahulu dan agar tidak gaduh proses klarifikasi
tersebut dibantu dengan hadirnya aparat keamanan dari Polres Solok.
Pasca dinyatakannya permohonan maaf oleh dr. Fiera Lovita , ia tetap
bekerja dan persoalan dianggap selesai setelah diadakan jumpa pers di
Polres Solok Kota oleh dr. Fiera Lovita bersama Kapolres, Pemerintah
Daerah dan segenap tokoh agama di Solok. Dalam pernyataannya, dr. Fiera
Lovita berterima kasih kepada Kapolres AKBP. Susmelawati Rosya yang
telah optimal bekerja dan menangani penyelesaian kasusnya dengan tanpa
menimbulkan gesekan atau kegaduhan. Sejak saat itu segala yang berkaitan
dengan dr. Fiera Lovita dan ummat Islam tidak ada lagi. Sampai hari ini
tidak ada satupun warga solok yang mencari dr. Fiera Lovita, persekusi
dari mana itu pak ?
Dilihat sampai disini tidak jelas siapa pelaku persekusi
dan bentuk persekusi yang dilakukan orang solok maupun ormas yang ada di
Solok terhadap dr. Fiera , selain itu tidak ada ditemukan laporan kasus
persekusi di Polres Solok Kota terhadap dr. Fiera Lovita .
Sebagai
pihak yang butuh perlindungan, aparat keamanan dari Polres Solok Kota
selalu siap melindungi 24 Jam 7 Hari 7 malam , namun bagaimana itu
dilakukan saat kasus perburuan orang tidak ada di Solok. Sungguh itu
terlalu prematur dan mengada-ada saja.
Jauh sebelum dr. Fiera lovita
tiba di Jakarta ia juga menyatakan ke media untuk cuti dari pekerjaan
dan menenangkan fikirannya, ia juga ingin bertemu suaminya.
Namun,
tiba-tiba di Jakarta ia menggelar jumpa pers dengan menyatakan ia
sebagai korban persekusi di Solok, aneh dan ini menyakitkan sekali bagi
saya (dan kami warga solok). Saya tidak yakin aparat keamanan tidak
mampu melindunginya kalau memang ada persekusi terhadap dirinya, pak.
Selanjutnya, dugaan adanya persekusi di Solok yang belum
pernah dibuktikan terlanjur mencemarkan nama daerah Solok dimata publik
karena dianggap tidak aman.
Sekali lagi, tidak ada kasus persekusi di
Solok Prov. Sumbar. Dr. Fiera Lovita menggelar jumpa pers dijakarta dan
membuat pernyataan bahwa ia di buru dan di intimidasi tentu tidak dapat
saya terima karna tidak satupun warga memburunya, sampai hari ini tidak
ada ia lecet sedikitpun oleh perangai orang Solok.
Akhirnya aksi protes
terhadap putusan bapak mencopot Kapolres Solok Kota membooming di Solok
karna pernyataan gagal menangani kasus persekusi dianggap tidak tepat
oleh masyarakat. Solok aman dan damai sampai hari ini. Kami memang tidak
dapat menerima pencopotan AKBP Susmelawati Rosya, SS karna kami tidak
melakukan persekusi terhadap siapapun di Solok.
3) dr. Fiera Lovita yang awalnya menyatakan telah keliru
menulis difacebooknya hari ini menutup akun facebooknya, padahal
postingan dan facebook tersebut adalah salah satu bukti ia menyatakan
pendapat dengan ujaran kebencian, selain akun itu ditutup kini ia
mengatakan korban persekusi yang tidak bisa ia buktikan. Miris dan itu
memalukan sekali.
Bapak Kapolri yang terhormat, sangat jelas bahwa tidak ada
persekusi di Solok. Hal ini mengakibatkan pertanyaan bagi saya selaku
warga Solok karena Kapolres yang telah bekerja optimal bersama
jajarannya malah dicopot , kami mencintai AKBP Susmelawati karna kami
tidak pernah berbenturan dengan pihak manapun serta kondisi aman aman
saja.
Pernyataan dr. Fiera pada jumpa pers di Jakarta terkesan
mengabaikan pernyataannya di Solok kala itu. Demikian saya sampaikan
bahwa di Solok tidak ada persekusi dan tidak ada yang tidak terlindungi.
Kepergian dr. Fiera Lovita ke Jakarta itu setelah persoalan selesai
saat itu. Jika kini ia mengatakan ia korban persekusi sebagai warga
negara dan warga Solok meminta agar dr. Fiera Lovita segera membuktikan
ucapannya dan jika tidak dapat dibuktikan saya minta kepada Kapolri dan
dr. Fiera mempulihkan kembali nama baik Solok Provinsi Sumatera Barat
yang terlanjur dianggap tidak aman oleh publik, demikian saja pak.
Terimakasih !
Hormat saya,
Risko Mardianto
Hp. 0812 667 6667
Hp. 0812 667 6667
Tembusan :
1. Kepada Yth, dr. Fiera Lovita Di Tempat
1. Kepada Yth, dr. Fiera Lovita Di Tempat
Catatan :
Surat Terbuka ini boleh di share atau dipublikasikan dimedia masa, terimakasih.
Surat Terbuka ini boleh di share atau dipublikasikan dimedia masa, terimakasih.
Posting Komentar