
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam),
Wiranto mengatakan, pemerintah sudah melakukan pemetaan atas konflik
tersebut. Menurutnya, daerah yang disandera merupakan kawasan
pendulangan emas.
“Mungkin ada sekitar 8.000 orang mendulang emas dari seluruh
Indonesia,” kata Wiranto usai menghadiri peringatan hari Pahlawan di TMP
Kalibata, Jumat (9/11).
Wiranto mengatakan, sejauh ini pihak kepolisian dan TNI sudah
melakukan upaya persuaif atas tindakan tersebut. Jika upaya ini tidak
bisa maka pemerintah tidak akan segan melakukan upaya hukum untuk
mengusir kelompok tersebut atas penyanderaan di daerah Timika.
Dikarenakan
daerah yang disandera sangat jauh dan sulit akses, Polisi dan TNI
membutuhkan waktu untuk bisa menembus hingga ke daerah tersebut. Meski
demikian, semua aparat tengah mengusahakan agar bisa sesegera mungkin
merapat ke derah itu.
Menurut Wiranto, pihak yang dilawan oleh pemerintah kali ini bukanlah
organisasi politik, ataupun organisasi masyarakat yang tercantum secara
sah. Kelompok ini merupakan gerombolan atau kelompok kriminal
bersenjata yang sedang melakukan aksi terorisme di wilayah Papua.
Hal ini tidak diperbolehkan kepada siapapun termasuk masyarakat
Papua. “Apapun alasannya tidak boleh suatu kelompok masyarakat apalagi
masuk untuk melakukan kriminalisasi,” ujar Wiranto.
Dia pun menegaskan bahwa yang dilakukan Polisi dan TNI bukanlah
melawan masyarakat Papua, melainkan kelompok bersenjata. Kelompok ini
pun tidak disukai masyarakat lokal dan pemerintah daerahnya. Terlebih
kelompok tersebut disinyalir sudah lama berada di sekitar Papua dan
selalu mengganggu warga Papua dengan memeras dan memperkosa.(*)
Posting Komentar