Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) VIII Papua mengungkapkan pemasangan kerangka lengkung Jembatan Holtekam di Kota Jayapura akan menggunakan metode baru yang belum pernah dilakukan di pembangunan jembatan mana pun.
“Metodenya adalah rangka utuh akan diangkat dari bawah, dan ini bisa masuk dalam Museum Rekor Indonesia (MURI),” ujar Kepala BBPJN VIII Papua Osman Marbun, di Jayapura, Minggu.
“Pemasangan kerangka pelengkung ini adalah metode pertama, karena biasanya dipasang bertahap, tapi karena faktor pengaruh gempa di Jayapura kuat sehingga resikonya tinggi. Kemudian lokasi kerjanya pun terbatas, kami tidak bisa merakit di pinggir lokasi jembatan dan peralatan untuk mengangkat kerangkanya pun tidak ada,” katanya.
Ia menjelaskan seluruh prses perakitan lengkung Jembatan Holtekam dilakukan di lokasi milik PT. PAL di Seubaraya, Jawa Timur, dan akan dikirim secara utuh menggunakan kaap tongkang yang berkapasitas 8.000 ton.
“Pembangunan Jembatan Holtekam, rencananya kami selesaikan Septemvber 2018, tetapi nanti bisa lebih cepat. Kami segera meluncurkan pelengkungnya dari PT PAL karena kami merakitnya di Surabaya,” kata dia.
Menurutnya, ini dilakukan karena setelah BBPJN melakukan evaluasi, peralatan untuk memasang kerangka yang tingginya 20 meter dan panjangnya sampai 120 meter, alatnya hanya ada di PT. PAL.
“Kita sudah mempertimbangkan dengan segala resiko, kita memakai tim ahli dari ITS untuk mengirim rangka yang beratnya sekitar 2.000 ton,” kata Osman.
Ia pun memastikan pembangunan Jembatan Holtekam yang menjadi tanggung jawabnya bisa selesai lebih cepat dari prediksi, namun ia tidak bisa menjamin jembatan tersebut akan bisa langsung fungsional.
“Jadi progres pekerjaan jembatan yang menjadi tugas kami untuk pembangunan bentang tengah Jembatan Holtekam sudah 90 persen. Kalau fungsionalnya masih tergantung dari jalan akses dari Hamadi dan Holtekam yang menjadi tanggung jawab Pemprov Papua dan Pemkot Jayapura,” katanya. (*)
Posting Komentar