www.nusantarabicara.co

www.nusantarabicara.co
Media Perjuangan Penerus Cita-cita "The Founding Fathers" Bangsa Indonesia
Home » , , » Masih Minim, Alat Deteksi Dini Tsunami

Masih Minim, Alat Deteksi Dini Tsunami

Written By Nusantara Bicara on 27 Des 2017 | Desember 27, 2017


Alat Deteksi Dini Tsunami masih Minim
Ilustrasi alat deteksi dini tsunami/ANT 
 
Jakarta: Infrastruktur deteksi dini gempa dan tsunami yang saat ini ada dinilai sudah berkembang ketimbang sebelum tsunami Aceh 2004. Namun, diperlukan penambahan perangkat-perangkat untuk menjangkau seluruh wilayah Tanah Air.

"Sistem peringatan dini tsunami yang saat ini ada tetap masih bisa diandalkan walaupun buoy sudah tidak beroperasi. Namun, buoy tetap dibutuhkan dalam rangka akurasi akhir peringatan dini," ungkap Kepala Subbidang Peringatan Dini Tsunami BMKG Weniza, seperti dilansir Media Indonesia, Rabu 27 Desember 2017.

Menurut Weniza, sudah dibentuk Indonesia Tsunami Early Warning System (Ina-TEWS) sejak 2004. Selain itu, tersebar 165 sensor seismograf untuk mendeteksi gempa dan 137 tide gauge di dekat pantai untuk mengonfirmasi ada atau tidaknya tsunami.

Namun, usia sebagian besar seismograf saat ini lebih dari 10 tahun dan kinerjanya diperkirakan sudah menurun.

"Kalau mengacu ke Jepang, tentu jumlah seismograf masih jauh dari cukup. Idealnya ada satu sensor seismograf per 100 kilometer. Jumlah tide gauge juga perlu ditambah karena pantai kita sangat luas," ucap Weniza. Terkait dengan tidak berfungsinya 22 buoy di perairan Tanah Air, Weniza menyatakan peran buoy tetap penting untuk mengonfirmasi ada atau tidaknya tsunami di tengah laut.

"Buoy memang bukan satu-satunya alat karena ada tide gauge, tapi tentu lebih cepat mendeteksi jika ada buoy karena posisinya ada di tengah laut dalam," imbuhnya. Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bengkulu menyatakan perlu tambahan enam sirene sebagai alat peringatan dini tsunami di pesisir Bengkulu.

"Baru ada dua sirene tsunami di wilayah Kota Bengkulu," kata Kepala BPBD Provinsi Bengkulu, Sumarno. Enam kabupaten yang membutuhkan sirene tersebut ialah pesisir Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Kaur, Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan dan Seluma, serta ditambah untuk Pulau Enggano.

"Alatnya mahal, jadi pengadaannya bertahap," ujar Sumarno.

Peringatan tsunami Aceh

Warga Provinsi Aceh kemarin mengibarkan bendera Merah Putih setengah tiang untuk memperingati 13 tahun bencana alam gempa dan tsunami.

Gempa berkekuatan 9,2 pada skala Richter disusul tsunami yang terjadi di Samudra Hindia pada 26 Desember 2004 menghancurkan sebagian Provinsi Aceh. Bencana itu mengakibatkan lebih dari 250 ribu orang meninggal dunia dan ratusan ribu lainnya kehilangan tempat tinggal.

Peringatan bertema Melawan lupa, bangun kesadaran masyarakat menuju budaya siaga bencana itu juga diisi dengan acara seperti upacara puncak di Leupung hingga tausiah dan zikir di Taman Ratu Safiatuddin di Banda Aceh.

Acara puncak di halaman Masjid Al-Ikhlas, kawasan Gampoeng Meunasah Masjid, Kecamatan Leupung, Kabupaten Aceh Besar, dihadiri ratusan orang serta puluhan tamu mancanegara. Mereka berlinang air mata saat kembali menonton video tsunami Aceh.

Dalam acara itu Gubernur Aceh Irwandi Yusuf mengajak masyarakat meningkatkan kewaspadaan sejak dini. "Dengan kewaspadaan, masyarakat bisa mengurangi dampak bencana," ujarnya.
(medcom)


(OJE)
Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2018 - All Rights Reserved
Created by Nusantara Bicara