Nubic - Ovnia Syuru, siswa kelas 3 SD Inpres Syuru,
Agats, Kabupaten Asmat menjaga dua adiknya, Mario Syuru, 2 tahun dan Barnabas
Syuru, 3 tahun yang sedang terlelap di aula Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Agats yang disulap menjadi ruang bangsal anak pasien gizi buruk.
Ovnia dengan sabar membalut tubuh adiknya,
Mario berbobot 5,7 kilogram dengan kain lusuh yang warna birunya hampir pudar.
Secara bergantian, Ovnia sibuk melihat kedua
adiknya yang sengaja ditempatkan bersebelahan, agar memudahkan penjagaan oleh
dirinya dan sang mama. Ovnia terus berjaga. Ia takut, tiba-tiba sang adik
terbangun dan menangis.
"Keduanya adik saya. Kata mama, adik
kena gizi buruk dan harus dirawat di rumah sakit," kata Ovnia yang mengaku
sudah tidak bersekolah 3 minggu karena harus berada di rumah sakit bersama sang
mama.
Yohana, 35 tahun, ibu kedua anak pasien gizi
buruk tersebut mengaku makanan yang diasupnya setiap hari tak menentu.
Meskipun, ada ikan dan protein lain yang dimakan oleh anak-anaknya.
Yohana yang memiliki delapan anak
menambahkan, anak lelakinya, Mario dan Barnabas tak mendapatkan imunisasi
lengkap. "Kami tak mengetahui imunisasi atau vaksin dan sejenisnya harus
dilakukan seperti apa," kata Yohana polos.
Tak hanya Barnabas dan Mario, pasien gizi
buruk lainnya adalah Yohanis 4 tahun dan Fabinus 3 tahun. Keduanya adalah adik
dan kakak dari Distrik Atsj, Asmat, yang ditempuh dengan jarak 2 jam perjalanan
lewat sungai.
"Keduanya telah dirawat sejak 4 hari
lalu. Tak hanya kedua anaknya, tetapi sang ibu juga dirawat bersamaan karena
menderita TB Paru," kata Dokter Lidwina Elisabeth, salah satu dokter
spesialis anak di RSUD Agats, Rabu, 17 Januari 2018.
Menurut Lidwina, pasien yang dibawa dari
distrik-distrik hingga ke RSUD Agats, rata-rata mengalami muntah, demam, dan
buang air selama berminggu-minggu. Setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan,
kebanyakan pasien anak terserang gizi buruk.
Saat ini, RSUD Agats, Asmat, merawat 13
pasien campak dan 9 orang pasien gizi buruk yang mengakibatkan daya tahan tubuh
menurun, sehingga mudah terserang virus. "Saat ini, kita lebih fokus pada
pemenuhan gizi," kata Dokter Ludwina.
Maria Octovina Daujen Bir, balita berumur 1,6
tahun yang telah enam hari dirawat di rumah sakit tersebut, berat badannya
akhirnya naik menjadi 7,6 kilogram, dari sebelumnya 6 kilogram. Maria terpaksa
dirujuk dari Kampung Warse, Distrik Jeci yang ditempuh selama 2 jam menggunakan
perahu cepat.
Mayjen TNI George Elnadus Supit saat kunjungannya ke RSU Asmat berjanji bahwa melalui Tim Kesehatan TNI akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyembuhkan adik-adik Ovina. Mohon do’anya agar mereka diberi umur panjang dan kesehatan.
Posting Komentar