NUBIC,.JAKARTA,.Pertama kali dalam sejarah Bekasi seorang Duta Besar Saudi Arabia, negara yang menjadi kiblat mayoritas masyarakat Indonesia pada waktu menghadap shalat, berkunjung ke daerah pelosok pinggiran kota di tanah air untuk melakukan suatu kegiatan.
Syeikh Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi Duta besar Arab Saudi untuk Indonesia, menjadi orang pertama yang melakukan itu. Duta besar yang sempat menjadi sosok yang sering diburu oleh wartawan di Indonesia pada waktu kedatangan Raja Saudi Arabia ke Indonesia, pada Sabtu Pagi 20 Januari 2018 mengunjungi salah satu pondok pesantren di daerah pinggiran pelosok Kabupaten Bekasi. Tepatnya di Desa Taman Sari, Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi bernama Pondok Pesantren Nuu Waar Papua.
Dalam kunjungannya ke daerah pelosok di Kabupaten Bekasi tersebut ia mengatakan sangat senang kepada organisasi masyarakat, lsm atau pondok pesantren yang moderasi yang artinya mereka anti Narkoba, anti kebencian dan tugas utama kita sebagai negara muslim adalah mendukung serta men support pondok pesantren yang seperti itu dimana mereka tidak tidak menebar kebencian serta mengkafir-kafirkan orang lain.
Saya melihat Pondok Pesantren Nuu Waar Papua di Kabupaten Bekasi ini adalah contoh Islam yang Moderasi, yaitu. Islam yang anti narkoba dan anti kebencian. Maka sebagai dukungan kita akan membantu serta men support kebutuhan Pondok Pesantren ini, tuturnya.
Berkaitan dengan Isu Al Quds yang sekarang ini menjadi perhatian negara-negara di dunia. Osama mengatakan bahwa ia menolak perkataan yang beredar, bahwa negaranya tidak mendukung kemerdekaan Palestina. Sama seperti indonesia dalam setiap dialog negaranya selalu mendukung kemerdekaan Palestina dan Al Quds sebagai Ibukotanya, tegas Osama.
Pada pesan terakhirnya Syeikh Osama menyampaikan rasa bangganya kepada Ustadz Fadlan Garamatan sebagai pimpinan dari Pondok Pesantren Nuu Waar Papua dibawah yayasan Al Fatih Kaffaah Nusantara (AFKN) yang telah bersusah payah dan mempergunakan usianya sebagian besar untuk menebar dan mengembangkan agama Islam. Maka saya bisa ibaratkan beliau ini adalah “Kuda Hitam dari Timur”, sambung Osama untuk siswa siswi pondok pesantren Nuu Waar Papua jauhkanlah kalian dari kelompok garis keras. Pergunakan penyelesaian masalah yang mengedepankan dialog jangan menjadi kelompok yang menebar kebencian, menfitnah dan mengkafir-kafirkan orang lain, tuturnya (fadrika Siregar)
Posting Komentar