Media Perjuangan Penerus Cita-cita "The Founding Fathers" Bangsa Indonesia

Media Perjuangan Penerus Cita-cita "The Founding Fathers" Bangsa Indonesia
Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh. Itulah Motto Media Kami
Home » » Pentingnya Menyikapi Toleransi Beragama Di Papua

Pentingnya Menyikapi Toleransi Beragama Di Papua

Written By Nusantara Bicara on 17 Mar 2018 | Maret 17, 2018

Nubic - Mengingat bangsa indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari kepulauan yang memiliki bermacam-macam Ras, Suku, Bahasa dan Agama yang beraneka ragam sehingga terikat menjadi satu kesatuan yakni Pancasila.
Pada tanggal 16 Nopember juga telah ditetapkan sebagai Hari Toleransi Internasional. Ditetapkan sejak 16 Nopember 1995 oleh UNESCO - United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) – PBB. UNESCO mengadopsi Declaration of Principles on Tolerance - sebuah deklarasi yang menegaskan kembali pentingnya mempromosikan dan menjamin toleransi.
Oleh karenanya Indonesia adalah salah satu Negara yang sangat menjunjung tinggi rasa toleran dalam hal beragama, salah satunya terdapat pada poin pertama Pancasila bahwa warga diberikan hak-hak dan kewajiban sebebas-bebasnya dalam menentukan kepercayaanya seperti Islam, Kristen, Hindu, Budha, kong hu cu memiliki keyakinan dan ajaran-ajaran sesuai dengan kitab-kitabnya. Yang pada dasarnya mengajarkan pada kebaikan dan saling kasih mengasihi.
Namun saat ini masih terdapat kekurangan dalam hal toleransi yang terkadang terexpose media baik cetak maupun elektronik terlebih media sosial sehingga berkembang luas, kalau hal seperti ini tidak disikapi dengan bijaksana tak ayal akan menyulut perpecahan. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa saat ini intoleransi dan keberingasan terhadap perbedaan keyakinan dan ras mulai merajai kisah-kisah soal perbedaan Indonesia. Banyak jutaan mata baik dari dalam negeri maupun luar negeri fokus menyoroti perkembangan toleransi di Indonesia.
Toleransi antar umat beragama hingga kini masih diselimuti persoalan. Klaim kebenaran suatu agama terhadap agama lainnya bahkan kini di papua berkembang santer isu penolakan pembangunan tempat ibadah salah satu agama minoritas tidak boleh lebih tinggi ketimbang agama mayoritas Masyarakat di Papua, hal ini mendorong Jemaatnya untuk memaksakan kebenaran itu dan bersifat fanatik terhadap kelompok agama lain. Lebih parahnya lagi ketika disertai dengan aksi fisik/kekerasan yang pada akhirnya akan merugikan korban harta benda dan jiwa. Fenomena kekerasan antar pemeluk agama seperti ini hampir terjadi di seluruh belahan dunia.
Oleh karenanya masing-masing agama ini harus berjalan bersama demi tujuan yang sama memajukan bangsa Indonesia walau berbeda tentang pemahaman tapi kita bukan Islam, bukan Kristen, Hindu, Budha dan Kong hu cu tapi kita adalah Indonesia. Kita bersatu untuk melawan penjajah-penjajah yang menjajah bumi pertiwi ini, jika hal itu terjadi maka pasti mungkinlah Negara ini bisa saperti Negara yang dicita-citakan oleh para leluhur dan nenek moyang bangsa Indonesia.
Betapa indahnya jika semua agama yang ada di Indonesia bisa saling menghormati dan mengahrgai serta tidak adanya sifat etnosentrisme dalam beragama sehinnga tercapai Negara yang akan maju dalam maslah toleransi beragama dan menjadi negara yang aman dan tentram.
Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2018 - All Rights Reserved
Created by Nusantara Bicara