Pertumbuhan ekonomi Indonesia kalah cepat di lingkungan negara-negara
ASEAN. Bank Dunia melihat prospek ekonomi Indonesia 2018 dengan
pertumbuhan PDB diproyeksikan mencapai 5,2%. Bila kita melihat proyeksi
Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) pada akhir tahun
lalu, pertumbuhan ekonomi rata-rata negara berkembang di kawasan Asia
pada 2017 berada di kisaran 6 persen. Sementara, dengan mengeluarkan
negara-negara Asia yang maju industrinya, pertumbuhan ekonomi rata-rata
naik ke 6,5 persen pada 2017.

Menurut peneliti Lingkar Studi
Perjuangan (LSP) Gede Sandra pada akhir tahun lalu, pertumbuhan ekonomi
Indonesia hanya 5,06 persen, masih 1-1,5 persen di bawah pertumbuhan
rata-rata Asia. Sementara rasio pembayaran utang (debt service) terhadap
ekspor Indonesia sudah lampu kuning (39 persen), jauh di atas batas
aman 25 persen, tambahnya.
Bank Dunia juga menggambarkan ekonomi
negara-negara berkembang di ASEAN yang akan menguat lebih cepat pada
2017 dan 2018 dengan faktor penyebab yang berbeda-beda. Filipina akan
mendapat keuntungan dari belanja publik yang lebih tinggi untuk
infrastruktur, kenaikan investasi swasta, ekpansi kredit dan
bertambahnya pemasukan dari luar negeri. Pertumbuhan ekonomi Filipina
akan menguat ke 6,9 persen pada 2017 dan 2018.
Vietnam,
pertumbuhannya akan naik menjadi 6,3 persen. Hal ini seiring dengan
sentimen pasar yang positif dan investasi asing langsung yang kuat.
Ekonomi negara-negara yang lebih kecil di kawasan secara umum akan
mendapat manfaat dari ketangguhan perekonomian negara tetangga mereka
yang lebih besar, serta sebagian dari mereka akan mendapat keuntungan
dari harga komoditas yang lebih tinggi.
Ekonomi Kamboja akan naik
menjadi 6,9 persen di tahun 2017 dan 2018, seiring dengan naiknya
belanja publik serta ekspansi di bidang pertanian dan pariwisata yang
mengimbangi penurunan di bidang konstruksi dan garmen. Ekonomi Myanmar
akan naik ke 6,9 persen di tahun 2017 dan 7,2 persen di tahun 2018, naik
dari 6,5 persen di tahun 2016. Ini sejalan dengan kenaikan belanja
infrastruktur dan adanya reformasi struktural yang akan memancing
investasi asing. (as)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar