Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy
mengawali kunjungan kerja di Provinsi Papua dengan menghadiri apel hari
pertama sekolah di beberapa sekolah di Kota Jayapura, Senin pagi (16/7).
![]() |
| Foto bersama Mendikbud di SD Negeri Kotaraja, saat hari pertama masuk sekolah, |
Mendikbud
mengaku bangga dengan sekolah-sekolah di Papua yang tidak kalah dengan
sekolah di Tanah Air.”Saya berkunjung ke SD yang sangat bagus, tidak
kalah dengan SD di tempat lain, khususnya di Jawa. Saya meminta
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua bisa mengimbaskan sekolah yang bagus
ini ke sekolah-sekolah lainnya di Papua yang kondisinya masih kurang,”
katanya saat mengunjungi SD Negeri Kotaraja, Abepura, Papua.
Mendikbud memberikan motivasi kepada para siswa untuk terus belajar dan memberikan kemajuan bagi Papua.
Ia
berpesan agar sekolah dapat menyambut siswa dengan suasana yang
menggembirakan dengan memberikan harapan dan semangat mempersiapkan masa
depan bersama.
Pengenalan
terhadap fasilitas dan peraturan sekolah, perlu disampaikan dengan baik
dan penuh keramahan. Para guru memperkenalkan diri juga dengan penuh
keterbukaan, selanjutnya mendengarkan harapan dari siswa.
Mantan
Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini mengemukakan, pendidik perlu
memahami bahwa setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk
berkembang sesuai masing – masing minat dan bakat.
Sistem zonasi
Mendikbud berharap penerapan sistem zonani dapat merekatkan,
mensinergikan antara tripusat pendidikan, yaitu sekolah, masyarakat, dan
keluarga. Sehingga perlu disadari bahwa tanggung jawab pendidikan tidak
hanya di satu pihak, melainkan bersama.
Diharapkan jika ada hal-hal negatif yang menerpa siswa hendaknya bisa diatasi dengan kerja sama antara tiga pihak itu,” ujarnya.
Dia
menjelaskan, kebijakan zonasi ditetapkan pemerintah untuk kebaikan yang
lebih besar. Khususnya mempercepat pemerataan pendidikan yang
berkualitas. Saat ini angka partisipasi kasar (APK) dan angka
partisipasi murni (APM) dirasa sudah cukup tinggi.
Namun, menurut
dia, kualitasnya belum merata. “Misalnya di wilayah Papua ini, kalau di
kota-kotanya sudah baik, sudah cukup maju, tetapi di wilayah pegunungan
masih belum. Kalau dibiarkan nanti akan semakin menganga kesenjangan
itu. Tidak boleh begitu,” katanya.
Oleh karena itu, zonasi akan
menjadi pintu masuk pembenahan pendidikan nasional. Segera, kebijakan
zonasi akan menghadirkan rekomendasi berbasis data yang dapat digunakan.
“Saya
tahu banyak yang belum memahami dan mungkin tidak puas karena adanya
perubahan. Yang penting adalah mengubah sikap mental, cara pandang
masyarakat. Ini bagian dari revolusi mental di bidang pendidikan,” ujar
Mendikbud.
Mendikbud didampingi Sekjen, Didik Suhardi, Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Hamid Muhammad, Staf Ahli bidang Hubungan
Pusat dan Daerah, James Modouw, Staf Khusus Monitoring Implementasi
Kebijakan, Alpha Amir rachman, Direktur Pembinaan SD, Khamim serta
Direktur Pembinaan SMP, Supriano.”Saya mohon betul agar Pemprov Papua,
dan Pemkab/ Pemkot segera mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang
sudah digariskan pemerintah pusat agar segera terwujud pemerataan yang
berkualitas itu,” tandas Mendikbud.
Selain meninjau pelaksanaan
hari pertama sekolah, Mendikbud dijadwalkan menghadiri Rapat Koordinasi
Dinas Pendidikan se-Papua dan melepas Jalan Sehat Siswa dan Guru dalam
rangka menyemarakkan Asian Games 2018.(NL)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar