NUBIC, Jakarta – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu
menyebutkan ada enam hal pedoman penting untuk memperkuat infrastruktur
pertahanan. Hal tersebut penting ditingkatkan guna menghadapi beragam
ancaman seperti perang cuci otak.
Keenam hal pedoman penting untuk
memperkuat infrastruktur pertahanan antara lain: pertama, komunikasi
yang efektif antara pemimpin dan anak buahnya. Kedua, strategi negara
menghadapi ancaman nyata. Ketiga, penguatan mindset seluruh komponen
bangsa menghadapi perang cuci otak.
Keempat, penanaman nilai-nilai kesadaran bela negara. Kelima, situasi
aktual pasca Pilkada serentak 2018 dan Pilpres 2019. Keenam, pentingnya
peningkatan profesionalisme prajurit.
”Untuk menghadapi beragam
potensi ancaman tersebut diperlukan konsep pembangunan mindset seluruh
rakyat Indonesia,” kata kata Menhan Ryamizard, saat memberikan
pengarahan kepada prajurit TNI Kodam Iskandar Muda di Banda Aceh, Rabu
(4/7/2018).
Ryamizard mengatakan pembangunan pola pikir atau
mindset dapat dilakukan melalui penanaman wawasan kebangsaan yang
berlandaskan Pancasila sebagai ideologi negara. “Ini agar masyarakat
tidak mudah dipengaruhi dan terprovokasi oleh upaya pencucian otak dari
kelompok tertentu,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Ryamizard, desain strategi pertahanan negara
diarahkan dengan konsep perang rakyat semesta atau total warfare.
Penerapan konsep ini harus melibatkan pembangunan seluruh komponen
bangsa dilandasi penanaman nilai-nilai kesadaran bela negara disertai
pembangunan kekuatan TNI dengan alutsistanya sebagai komponen utama
pertahanan negara.
“Intinya, hanya ada satu kata kunci untuk
menghadapi keniscayaan masuknya beragam potensi ancaman fisik dan non
fisik, yaitu perkuat identitas dan jati diri bangsa, perkuat persatuan
serta kesatuan bangsa dengan penanaman nilai-nilai Pancasila dan
kesadaran bela negara,” kata Ryamzard.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar