Gerakan pasukan pemerintah Suriah pada hari Kamis (5/7) telah
mencapai daerah perbatasan dengan Yordania dan mengambil alih kendali
atas bentangan perbatasan sepanjang enam kilometer, sebagaimana
dilaporkan koresponden Sputnik. Israel pasang kuda-kuda di perbatasan
Dataran Tinggi Golan

Pasukan Macan Suriah kini terus bergerak
menuju kota Um Elmiathin setelah merebut kota strategis Saida. Serangan
artileri berat dan MLR terus dilancarkan sebelum pasukan darat bergerak.
Menurut sumber militer, setelah berhasil mengambil alih Um Elmiathin,
pasukan elit pemerintah Suriah akan terus maju ke arah penyeberangan
perbatasan Nassiban.
Sementara dukungan serangan udara jet tempur
Rusia terus berlanjut membombardir garis belakang posisi pemberontak dan
teroris di dekat perbatasan Nassiban. Jet tempur Rusia dilaporkan
bahkan melintasi ruang Yordania untuk menghantam garis pertahanan
pemberontak tersebut.
Kemenangan demi kemenangan yang diraih
pasukan elit Suriah telah meningkatkan kewaspadaan Israel. Dilaporkan
bahwa militer Israel telah membuat batas “garis merah” dan mengklaim
akan mengambil alih zona konflik untuk menghindari bentrokan langsung
dengan pasukan militer Suriah di sepanjang pertabatan utara.
Tel
Aviv juga mendesak Damaskus agar tetap berpegang pada perjanjian tahun
1974, yang menyediakan zona penyangga antara kedua negara. Hal tersebut
dikemukan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanjahu saat pertemuan
kabinet pada hari Minggu. Netanyahu meengaku bahwa dia “terus
berhubungan” dengan AS dan Rusia mengenai situasi pertempuran di Suriah
selatan.
Pada saat yang bersamaan militer Israel telah mengerahkan
tank dan artileri berat di dekat perbatasan Dataran Tinggi Golan.
Militer Israel mengaskan bahwa mereka tidak akan terlibat dalam
pertempuran antara pasukan militer Suriah dengan kelompok teroris ISIS
dan al-Nusra Front.
Militer Israel juga menegaskan bahwa yang
boleh memasuki zona konflik dekat perbatasan utara yang dikuasai Israel
hanyalah pasukan pemerintah Suriah dan tidak mengizinkan pasukan dan
kelompok bersenjata lain untuk mengambil alih wilayah tersebut atau
bergabung dengan tentara Suriah.
Langkah Israel itu dilakukan
menyusul kemenangan pasukan pemerintah Suriah menumpas kelompok-kelompok
teroris yang menduduki wilayah Suriah selama ini. Akibat pertempuran
tersebut, puluhan ribu warga sipil yang tinggal di zona konflik mulai
melarikan diri menuju Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
Seperti
diketahui, pencaplokan Israel atas Dataran Tinggi Golan telah dikecam
oleh dunia internasional, bahkan PBB tetap mengakui Dataran Tinggi Golan
sebagai wilayah kedaulatan Suriah yang dianeksasi oleh Israel pada
tahun 1981 setelah pendudukan mereka selama Perang Enam Hari 1967.
Pada 2016, Netanyahu menyatakan bahwa Tel Aviv tidak akan pernah mengembalikan Dataran Tinggi Golan ke Damaskus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar