Perang Dunia II menjadi titik penting dalam kemerdekaan Tunisia
dari penjajahan. Tunisia meraih kemerdekaannya dari Perancis pada tahun
1965. Habib Bourguiba (Burquibah) kemudian menjadi Perdana Menteri.
Credit: Zohra Bensemra/Reuters |
Berbagai literatur sejarah menyebutkan bahwa semasa Perang Dunia II, banyak sekali tokoh pergerakan Tunisia
yang ditahan oleh pemerintahan Perancis. Namun, kedatangan aliansi Axis
Jerman (Jerman, Italia dan Jepang) membebaskan para tahanan itu.
Walhasil, Jerman dan Italia kemudian menguasai Tunisia pada tahun
1940-1943.
Keberadaan Axis Jerman di Tunisia kemudian diusir koalisi pimpinan Amerika Serikat dan berhasil. Kekuasaan atas Tunisia pun dikembalikan ke tangan Perancis.
Nasionalisme tokoh-tokoh Tunisia
di bawah pimpinan Habib Bourguiba sudah semakin memguat. Alhasil,
mereka berhasil menekan Perancis untuk mereformulasi kebijakan di tanah
Tunisia. Tuntutan rakyat Tunisia pun semakin tak terelakkan.
Tunisia
pun meraih kemerdekannya dari tangan Perancis. Dan pada 25 Juli 1957,
sistem monarki di Tunisia dihapuskan untuk kemudian dirubah menjadi
Negara Republik. Hal ini ditandai dengan majunya Habib Burquibah menjadi
Presiden Tunisia dari semula Perdana Menteri serta hilangnya kekuasaan
Bey Muhammad Al-Amin (Muhammad Al-Amin VIII), Raja Tunisia.
Setelah pergantian sistem pemerintahan itu, Tunisia kemudian membentuk konstitusinya dan resmi diberlakukan sejak 1 Juli 1959.
Hanya saja, sebagian kalangan menyamakan Habib Bourguiba dengan
pemimpin Turki, Kemal Ataturk lantaran ciri reformasi yang dibangun
sangat pro barat. Di bawah kepemimpinan Bourguiba, dia banyak melakukan
perubahan yang bersifat modernisasi dan westernisasi. Kendati sempat
menerapkan kebijakan sosialis pada tahun 1960-an, tak lama kemudian
kebijakan kembali lagi ke pola liberalism tetapi tetap mempertahankan
keterlibatan negara pada beberapa sektor ekonomi. Namun, pola
kepemimpinan Bourguiba dianggap bersifat otoriter.
Kilas balik, Habib Bourguiba merupakan pemimpin partai Neo Destour sebagai tokoh baru. Sebelumnya partai ini bernama Destour yang dipimpin Syeikh Abd Al-Aziz Taalbi (Old Destour).
Berdirinya Destour tak terlepas dari penolakan Perancis (pemerintahan
protektorat) atas petisi yang dipresentasikan Taalbi di depan Paris Peace Conference pada tahun 1919. Petisi ini berisi tentang tuntutan rakyat dan bangsa Tunisia agar menentukan nasib sendiri (self determination). Karuan saja, Perancis jelas menolak petisi tersebut tetapi justru menjadi kesempatan Taalbi dan elemen bangsa Tunisia membentuk sebuah partai politik, Destour.
Salah satu semangat dari petisi tersebut ialah kekhawatiran
tergerusnya tradisi Arab-Islam di Tunisia. Dan diketahui, pasukan Arab
mulai masuk ke wilayah Carthage yang merupakan pusat pemerintahan
Romawi, sejak tahun 50 hijriyah (648 M). Perang dalam skala besar
meletus dua dekade setelahnya yang dipelopori oleh Uqbah bin Nafi.
Perang itu berhasil dimenangkan Uqbah sekaligus menyingkirkan Bizantium
dari wilayah Carthage.
Dalam sejarah Islam, Uqbah bin Nafi dikenal dengan julukan Penakluk Afrika.
Dia berhasil menaklukkan wilayah Afrika meliputi Tunisia, Aljazair,
Libya dan Maroko. Sedangkan Mesir ditaklukkan Amru bin Ash.
Pada
tahun 670 M, Uqbah mendirikan sebuah kota yang dinamakan Qairawan
(Kairouan), ibukota pertama pemerintahan Islam di wilayah Maghreb. Kota
ini terletak sekitar 160 kilometer arah selatan di daerah yang dikenal
Tunis, kini ibukota Tunisia.
Singkatnya, pada tahun 1228, terbentuk sebuah dinasti bernama Dinasti
Hafisd. Ini merupakan kerajaan baru yang memisahkan diri dari Dinasti
Muwahhidun (Almohade). Selama masa Dinasti Hafisd yang berkuasa sekitar
300 tahun, sejarah mencatat terjadi kemajuan sangat pesat di Tunisia.
Salah satu buktinya ialah berdirinya Universitas Zaitunah.
Pada awal abad 20, sejumlah tokoh Tunisia
berjuang membentuk negara Tunisia modern. Namun, perjuangan mereka
tidak mudah karena kekuasaan di bawah pemerintahan protektorat. Namun,
semangat menjadi negara merdeka yang menentukan nasib sendiri telah
menciptakan gelombang perubahan sangat kuat. (Diolah dari berbagai
sumber)
Posting Komentar