Presiden
Joko Widodo mengingatkan para perwira TNI dan Polri untuk terus
mengikuti perkembangan zaman, terutama di bidang teknologi. Menurut
Kepala Negara, dunia sekarang ini memasuki situasi yang dinamakan
sebagai normal baru.
Hal
tersebut disampaikan Presiden saat memberikan pengarahan kepada siswa
Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia (Sesko TNI) dan
peserta Sekolah Staf dan Pimpinan Kepolisian Negara Republik Indonesia
(Sespim Polri) tahun 2018 di Istana Negara, Kamis, 23 Agustus 2018.
Terkait
dengan perkembangan zaman, Presiden kembali mengutip hasil penelitian
McKinsey Global Institute yang mengatakan revolusi industri 4.0
kecepatannya 3 ribu kali lebih cepat dari revolusi industri pertama.
Teknologi-teknologi baru seperti _artificial intelligence_, _advance
robotic_, _autonomous vehicle_, _3d printing_, _virtual reality_,
_cryptocurrency_, dan lain-lain harus bisa diantisipasi oleh para
Perwira TNI dan Polri.
"Kita
tahu semua bahwa perkembangan teknologi tersebut sangat pasti. Itu juga
akan dimanfaatkan untuk aksi-aksi kejahatan baik secara nasional maupun
transnasional dan itu bisa membahayakan pertahanan dan keamanan kita
kalau kita tidak mengikuti," lanjutnya.
Oleh karena itu, Presiden mengingatkan agar para Perwira TNI dan Polri ini tidak terjebak dengan rutinitas yang monoton.
"Inilah
yang ingin saya ingatkan, betapa penting kita mengikuti
terobosan-terobosan negara lain, teknologi-teknologi terbaru sehingga
membangun sebuah sistem baik di Polri maupun TNI menjadi sangat
penting," tandasnya.
Dalam
kesempatan tersebut, Kepala Negara menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi
suatu negara memerlukan stabilitas politik dan keamanan. Oleh
karenanya, Presiden berpesan agar segenap Perwira TNI dan Polri terus
menjalankan tugasnya sehingga kondisi politik dan keamanan bisa terus
stabil.
"Tidak mungkin
investasi itu akan datang ke sebuah daerah atau negara apabila negara
itu tidak stabil secara politik dan tidak aman," kata Presiden.
Lebih
lanjut Presiden menegaskan bahwa investasi merupakan bagian penting
dari pertumbuhan ekonomi. Selain itu, investasi juga berkaitan dengan
pembukaan lapangan kerja yang dibutuhkan oleh rakyat.
Selain itu, Presiden ingin para perwira TNI dan Polri ikut menyosialisasikan program-program pemerintah yang telah dilakukan.
"Saya
titip agar seluruh perwira juga ikut menyosialisasikan pada momen-momen
yang memang tepat untuk menyampaikan itu," ujarnya.
Secara
khusus, Presiden menekankan pada pemerataan pembangunan yang
dilaksanakan pada pemerintahannya. Menurutnya, masyarakat harus
mengetahui mengapa pemerintahannya tidak hanya fokus ke pembangunan di
wilayah Jawa, namun juga di pelosok-pelosok Indonesia.
"Kalau
kita mau cepat menumbuhkan pergerakan ekonomi ya bangun saja di Jawa.
Cepat mendongkrak pertumbuhan ekonomi, baliknya lebih cepat karena
infrastruktur lebih siap dan tinggal nambah sedikit-sedikit, _return_
politiknya juga lebih cepat karena 60 persen penduduk itu ada di Jawa,"
kata Presiden.
"Tapi
apakah itu yang akan kita lakukan? Enggak. Saya melihat bahwa negara ini
dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, bukan hanya
di Jawa saja. Penduduk kita tersebar dari ujung barat ke timur,"
lanjutnya.
Tampak
mendampingi Presiden, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri
Jenderal Polisi Tito Karnavian. Juga turut hadir dalam acara ini,
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menteri
Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Posting Komentar