Jakarta, – Selama ini ajang Pemilu Legislatif banyak dimanfaatkan orang sebagai
ajang mencari kekuasaan dan prestisius, bahkan parahnya lagi
mengkhianati rakyat.Ironis memang, namun fakta ini tidak bisa dinafikan. Buktinya, sudah
banyak sekali anggota dewan yang berompi orange alias ditangkap KPK
karena ketahuan ‘mencuri’ uang rakyat.
Kondisi demikian kian diperparah dengan sikap para anggota dewan yang
ketika sudah duduk di kursi empuk lupa dengan rakyatnya. Mereka lebih
asyik memperkaya diri dan menafikan nasib rakyat.
Kondisi
demikian juga diakibatkan oleh sikap rakyat yang mau ‘dibeli’
suaranya. Gara-gara satu-dua lembar rupiah, rakyat menggadaikan
suaranya dan menutup nuraninya untuk memilih calon yang benar-benar
punya kompetensi.Ini harus dihentikan! Rakyat tidak boleh selalu menjadi
korban. Pun, rakyat tidak boleh lagi mengorbankan suaranya.
Narasi penegasan ini disampaikan Irjen Pol (Purn) Herbet Sitohang,
SH., saat ditemui dikediamannya di bilangan Duren Sawit, Jakarta, Kamis
(22/11).
Dilansir dari innews.co.id ,Pengalamannya turun ke masyarakat dan mendapat berbagai keluhan,
menggelitik nuraninya. “Saya seorang abdi bangsa. Tidak bisa saya
mendengar keluhan-keluhan masyarakat yang rindu benar-benar merasakan
punya wakil rakyat,” ujar pria gagah bernama lengkap Ricky Herbet
Parulian Sitohang ini.
Akhirnya, Herbet pun memutuskan terjun langsung ke kancah Pemilu
Legislatif pada 17 April 2019 nanti sebagai wakil rakyat dari Partai
Perindo dari daerah pemilihan Jawa Barat III yang meliputi Kota Bekasi
dan Depok, dengan nomor urut 4 ini.
“Saya bulatkan hati untuk maju karena saya rindu masyarakat bangga dengan wakilnya yang selalu care dengan mereka,” ujar Herbet.
Bagi
Herbet, uang rakyat bukan untuk bancaan, tapi harus benar-benar
disalurkan untuk kepentingan rakyat.
“Kalau seandainya DPR itu bersih dari koruptor, rakyat pasti
sejahtera,” tandasnya penuh keyakinan. Namun, faktanya masih banyak
anggota dewan yang memanfaatkan kedudukan untuk merampok uang rakyat.
Bicara daerah pemilihan, Herbet mengaku terenyuh tatkala menyambangi
pemukiman warga di wilayah Jatisampurna, Bekasi, yang akses jalannya
masih tanah. Padahal, hanya kurang dari satu kilometer dari tempat itu
ada mal dan ruko-ruko berkelas. Begitu juga drainase tidak bagus,
saluran air yang tidak normal, dan sebagainya. Rumah-rumah disana
banyak model rumah panggung.
“Daerah itu menjadi salah satu skala prioritas saya jika dipercaya
duduk sebagai anggota dewan. Sudah terjadi ketimpangan dan sangat tidak
wajar,” tandas Herbet
.
Demikian juga masalah BPJS, di mana banyak rumah sakit yang menolak
pasien dengan berbagai alasan. “Ini tidak boleh terjadi kalau saya duduk
di dewan. Rumah sakit harus mau menerima pasien dan memberikan
pengobatan semaksimal mungkin,” ujarnya. (RN)
Posting Komentar