JAKARTA, nusantarabicara.co - Wujud kepercayaan, warga _Red Zone_ Serahkan AK-47 dan ratusan busur serta panah ke Satgas _Indo RDB MONUSCO_, dalam misi Long Range Mission (LRM) “Operasi Laba-Laba” di daerah pedalaman Tanganyika, Republik Demokratik Kongo.
Hal itu disampaikan Dansatgas Konga XXXIX-A RDB/ MONUSCO, Kolonel Inf Dwi Sasongko,dalam rilis tertulisnya di Kongo, Rabu (26/6/2019).
Diungkapkan Dwi, “Operasi Laba-Laba” itu, digelar di Desa Lioni dan Desa Mwanza. Kedua desa tersebut berada di sektor selatan Propinsi Tanganyika, Republik Demokratik Kongo, yang merupakan daerah zona merah _(Red Zone)_
“Beberapa waktu lalu, kita memerima AK-47, ratusan busur dan anak panah dari warga, dalam operasi laba-laba di dearah pedalaman berstatus _red zone_,” katanya saat menerima tim LRM yang dipimpin oleh Kapten Inf Agung Sedayu di _Head Quarter (HQ)_ MONUSCO, Kalemie, Republik Demokratik Kongo, Selasa (25/6/2019).
Kolonel Dwi menjelaskan, satu pucuk senjata jenis AK-47 tersebut, diserahkan secara sukarela dari kelompok _Force Auto Defence Populaire_ yang dipimpin oleh Mr. Kafwimbi Fukwe kepada personel Satgas Indo RDB MONUSCO.
Sedangkan ratusan busur serta panah diterima dari warga _Ex-Combatan_ yang berasal dari Desa Muale.
“Penyerahan ini merupakan wujud kepercayaan warga kepada Satgas Indo RDB,” ucapnya.
“Selain itu, niat warga _Ex-Combatan_ untuk mengakhiri perang dan ingin kembali menjadi warga negara biasa,” tambah Dwi Sasongko.
Senjata-senjata hasil operasi, kata Dwi, selanjutnya akan diserahkan kembali kepada staf MONUSCO dalam hal ini _Disarmament Demobilization Reintegration (DDR)_ untuk dilaksanakan proses lebih lanjut sesuai ketentuan UN.
Lebih lanjut peraih Adhi Makayasa Akmil tahun 1998 ini menyampaikan, LRM Operasi Laba-laba yang digelar beberapa waktu lalu itu, terdiri dari personel gabungan yang berasal dari _Combat Operation Base (COB)_ Kalemie, COB Bendera dan COB Manono.
“39 personel Indo RDB dan lima personel dari _UN Staff_ dengan menggunakan jalan darat bergabung untuk melaksanakan misi ke wilayah Mwanza,” imbuhnya.
Dalam perjalanannya, tutur Dwi, misi tersebut dibagi menjadi tiga etape. Pertama singgah di Desa Kabwela, kedua di Desa Lioni dan ketiga di Desa Kambu.
“Setiap singgah di desa, tim LRM menggelar kegiatan _Civil and Military Coordination (CIMIC)_. Seperti pelayanan kesehatan, psikologi, perpustakaan pintar, serta komunikasi sosial,” ujarnya.
Selain LRM, lanjut mantan Danyonif 305 ini, Satgas juga menggelar patroli di sepanjang Axis Moba. Tim patroli ini terdiri dari personel dari _Standing Combat Deployment (SCD)_ Kambu yang dipimpin oleh Lettu Czi Agung Oktyawanto bersama dengan _UN Staff_ dalam hal ini _United Nations Departement of Safety and Security (UNDSS)_.
“Tujuan dari patroli tersebut sebagai sarana untuk Assesment jalan dan memantau situasi keamanan di sepanjang poros Moba. Aktifitas tersebut dilakukan untuk memastikan berbagai organisasi kemanusiaan dan LSM dapat memulai kegiatannya,” kata Dwi Sasongko.
Atas kerja keras yang telah dilakukan oleh personel Satgas dan pihak terkait, Ia mengucapkan terima kasih dan mengungkapkan rasa bangganya, karena semua ini dalam rangka menciptakan perdamaian di wilayah Kongo Selatan.
“Keberhasilan ini merupakan rangkaian dari operasi jaring laba-laba yang digelar oleh Satgas Indo RDB bersama staf MONUSCO,” tandasnya. (Dispenad)
Posting Komentar