Jakarta, nusantarabicara.co --- Dalam Sidang ke-69 Komisi Keselamatan Pelayaran (Maritime Safety Committee/MSC), Organisasi Maritim Internasional (International Maritime Organization/IMO) telah menyetujui usul pemerintah Indonesia tentang tiga alur-alur laut kepulauan Indonesia (ALKI). Rekomendasi ALKI tersebut telah mendapat persetujuan dari IMO pada tanggal 19 mei 1998.
Hal tersebut membawa konsekuensi bagi Indonesia dengan berbagai macam kewajiban antara lain untuk mengakomodasikan kepentingan pelayaran internasional, melalui tiga macam hak lintas, yaitu hak lintas damai, hak lintas transit dan hak lintas alur-alur laut kepulauan.
Berkaitan dengan itu, Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) mengerahkan KRI Spica-934 untuk melaksanakan survei hidro-oseanografi di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I area Selat Karimata guna memutakhirkan data di perairan tersebut untuk menjamin keselamatan bernavigasi di sepanjang ALKI I sebagai salah satu wujud tanggung jawab Indonesia sebagai negara kepulauan.
Demikian disampaikan Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Kapushidrosal) Laksamana Muda TNI Dr. Ir. Harjo Susmoro, S.Sos., S.H., M.H, Kamis (29/05/2019) di Mako Pushidrosal, sehubungan dengan segera berakhirnya survei KRI Spica-934 di ALKI I Selat Karimata, awal Juni mendatang.
Menurut Kapushidrosal, Pemerintah Indonesia selalu berupaya untuk memenuhi kewajiban tersebut dengan melakukan pemutakhiran data dan informasi untuk kepentingan pelayaran internasional, melalui tiga macam hak lintas, yaitu hak lintas damai, hak lintas transit dan hak lintas alur-alur laut kepulauan.
“Pushidrosal sebagai pelaksana pemerintah dalam penyediaan peta navigasi pelayaran dan data serta informasi pendukung, secara terstruktur baik secara ruang dan waktu, secara berlanjut melakukan pemutakhiran data dan informasi. Salah satu alur pelayaran terpadat adalah ALKI I, dimana pada alur tersebut merupakan kelanjutan dari alur pelayaran Selat Malaka dan alur pelayaran Selat Sunda dan alur pelayaran laut Jawa. Berbagai jenis kapal ocean going memanfaatkan alur tersebut” katanya.
Pada 2019 ini, Pushidrosal melakukan pemutakhiran data dan ionformasi dengan melaksanakan survey hidro-oseanografi pada ALKI I Segmen 2 di Selat Karimata sampai dengan Laut Jawa. Survei berlangsung selama 60 hari, dari 05 April 03 Juni 2019, menggunakan KRI Spica 934. ALKI I Segmen 2 merupakan bagian pemutakhiran secara terstruktur yang telah dilakukan mulai dari corong luar ALKI I di Selat Sunda dan Laut Natuna.
“Perairan ALKI I merupakan salah satu jalur lintas laut Internasional yang padat, yang dilewati lalu lintas oleh kapal-kapal dalam maupun luar negeri, yang menjadikan jalur pelayaran ini memiliki nilai yang strategis dari segi pertahanan maupun ekonomi serta dapat menguatkan peran Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia” tambahnya.
KRI Spica-934, Kapal jenis Bantu Hidro Oseanografi (BHO) milik TNI AL buatan galangan kapal OCEA, Les Sables-d’Olonne Perancis ini, selama 60 hari melaksanakan survei guna memutakhirkan data di perairan tersebut untuk menjamin keselamatan bernavigasi di sepanjang ALKI I.
Kapal jenis Multi Purpose Research Vessel (MPRV) dengan komandan Letkol Laut (P) Hengky Iriawan S.T ini, melaksanakan Kegiatan operasi survei Hidro-oseanografi di area Selat Karimata, yang meliputi; pengukuran kedalaman laut dan pencitraan dasar laut menggunakan MBES EM- 2040 (Multibeam Echosounder), investigasi bahaya pelayaran, verifikasi SBNP (Sarana Bantu Navigasi Pelayaran), pengukuran unsur – unsur meteorologi, pengukuran pasang surut dan arus air laut, pengukuran tingkat sedimentasi perairan, pengambilan data CTD (Conductivity Temperature Depth), pengambilan contoh dasar laut dan air laut, pengumpulan data geografi maritim, dan melaksanakan verifikasi nama – nama geografi (toponimi).
Untuk menjamin keakuratan data yang dihasilkan operasi agar sesuai dengan standar Internasional Hydrographic Organization (IHO), Pushidrosal juga telah mengirimkan tim inspeksi yang diketuai oleh Kepala Dinas Oseanografi dan Meteorologi (Kadisosemet) Kolonel Laut (KH) Kamija, M.Si.
Data hasil survey tersebut, nantinya akan diolah kembali di Pushidrosal dan disajikan ke dalam bentuk peta, publikasi nautika ataupun basis data yang bisa digunakan untuk berbagai macam kepentingan nasional baik sipil maupun militer, dan khususnya dapat digunakan untuk menjamin keselamatan bernavigasi di perairan ALKI I.(*)
Posting Komentar