Jakarta, nusantarabicara.co - Aliansi Mahasiswa dan Milenial untuk Indonesia (AMMI) mengingatkan para elit agar tidak bersikap mendua. Satu sisi mereka menyatakan kepada para pendukungnya untuk tidak turun ke jalan, di sisi lain mereka juga mengaku tidak bisa menahan para pendukungnya untuk turun. Padahal Bangsa Indonesia menyaksikan melalui Mahkamah Konstitusi (MK) telah memutuskan untuk menolak semua gugatan dari Paslon 02 melalui persidangan yang transparan dan adil, semua berdasarkan alat bukti.
Bahkan di awal Keputusannya Ketua MK pun mengatakan bahwa MK hanya takut kepada Allah SWT, bukti bahwa MK tidak gentar berbuat seadil-adilnya” Kata Nurkhasanah, Koordinator AMMI saat sambutan dalam acara diskusi dan pernyataan sikap dukungan AMMI terhadap Keputusan MK di Gedung Joeang 45, Menteng, Jakarta Pusat. Jumat (28/6/2019)
Nurkhasanah selanjutnya mengatakan bahwa sikap teladan harus dimulai dari elit-elitnya “Dan jika ingin bangsa ini tetap bersatu dalam bingkai NKRI yang diperlukan bukan hanya pernyataan di media saja, melainkan perilakunya harus mengintemalisasi dari Pancasila sila ke-3, yaitu persatuan lndonesia.
Paslon 02 harus tegas meminta pendukungnya untuk menerima Keputusan MK dan menghentikan aksi-aksi jalanan yang berbungkus apapun.” Tegas Nurhasanah dalam sambutannya.
Sementara itu Aktivis Muda, Rina Saadah yang menjadi narasumber dalam diskusi tersebut menyatakan bahwa Persatuan itu tidak akan terwujud jika para elit politiknya melakukan provokasi kepada pendukungnya dengan membiarkan untuk terus turun ke jalan, dan membiarkan mereka dalam pusaran kebencian dan ketidakpercayaan terhadap keputusan MK. Rina Saadah, yang merupakan wirausaha muda, Puma Sespri Menpora, Purna Stafsus KONI, Ketua Umum DPN Pemuda HKTI menyatakan Meski Paslon 02 sudah membuat ingatan untuk tidak turun ke jalan, nyatanya elit lain dibawahnya melakukan permainan (aksi) secara terstruktur, sistematis dan massif seperti yang kita lihat kemarin di sepanjang jalan MK hingga menutupi ruas jalan. Mereka memprovokasi untuk turun aksi dengan mengatasnamakan agama dengan bungkus Bela Agama.”
Sementara itu pembicara lainnya Muhammad Pradana lndraputra yang merupakan aktivis, wirausaha muda, Ketua Umum Satuan Pelajar Mahasiswa Hanura, Ketua Umum Relawan Milenial “Kita!” menyatakan apresiasi kepada Prabowo Subianto yang menanggapi
Keputusan MK kepada pendukungnya untuk tidak berkecil hati, tetap tegar, tetap tenang, tetap penuh dengan cita-cita mulia, tapi selalu dalam kerangka damai, anti kekerasan, dan setia pada konstitusi. Ini harus diikuti dan ditaati para pendukungnya tegas Pradana.
Dalam pernyataan sikap seusai Diskusi para peserta yang merupakan para aktivis mahasiswa lari 30 Kampus Universitas Negeri dan Swasta se-Jabodetabek menyatakan apresiasi terhadap peran TNI dan Polri yang telah berhasil mengamankan proses Pemilu sejak awal sampai Keputusan MK kemarin. Memang sempat terjadi kerusuhan lokal pada 21-22 Mei lalu yg kemudian kita ketahui digerakkan oleh para provokator yg kini telah dilakukan penegakan hukum. Namun kami mengapresiasi upaya Polri yang dibantu sepenuhnya oleh TNI mampu menetralisir kerusuhan lokal itu menjadi masif seperti yang terjadi seperti tahun 1998.
Pada acara Diskusi dan Pernyataan Sikap AMMI tersebut hadir para aktivis yang menjadi anggotanya yang berasal dari berbagai kampus yaitu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Borobudur, Universitas Bung Kamo, Universitas Az-Zahra, Universitas Islam lakrta, Universitas Krisnadwipayana, Universitas Swadaya, Universitas Muhammadiyah, Universitas Pamulang, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Esa Unggul, Universitas Gunadarma, Universitas Mercubuana, Universitas Ganesha, Sekolah Tinggi Filsafat Sadra, Jniversitas Nahdlatul Ulama, Universitas Prof. Dr. Hamka, Universitas Mercubuana, lntitute 'Imu al-Quran dan Perguruan Tinggi llmu al-Qur'an. Mahasiswa akan melihat dan mencatat langkah-langkah yang dilakukan para elit politik menyikapi Keputusan MK tegas Nurkhasanah.(*)
Posting Komentar