Papua, nusantarabicara.co – Rektor Universitas Cenderawasih (UNCEN), Dr. Ir.Apolo Safanpo,ST.MT menegaskan bahwa pernyataan politik berjudul Otonomi Khusus (Otsus) dan Pemekaran Provinsi Papua yang berviral di berbagai media sosial (Medsos) pada hari-hari ini — yang seolah-olah merupakan pernyataan yang diberikannya dalam kapasitasnya sebagai Rektor Uncen — merupakan pembohongan publik (hoax).
“Sebagai pribadi dan sebagai Rektor Universitas Cenderawasih, Jayapura, Papua, saya menyatakan dengan sangat tegas bahwa informasi politik yang beredar di media sosial atau pun mungkin yang sudah disiarkan media-media arus utama terkait Otonomi Khusus dan Pemekaran Papua merupakan informasi dan berita bohong atau hoax,” tegas Rektor Uncen, Dr.Ir Apolo Safanpo, ST.MT di Jayapura, Rabu.
Pihaknya dengan sadar menyatakan, tidak pernah memberikan pernyataan pers atau pernyataan dalam bentuk apapun di depan publik mengenai Otsus dan Pemekaran Papua seperti yang tertulis di media sosial yang sudah berviral itu.
Mantan Dekan Fakultas Teknik Uncen ini sekali lagi menyatakan bahwa pihaknya tidak pernah membuat pernyataan politik seperti yang telah berviral secara liar itu dan juga tidak pernah menulis pernyataan politik tersebut di media manapun juga.
“Tulisan tersebut ditulis oleh orang yang tidak bertanggungjawab dengan mengatasnamakan Rektor Uncen,” kata Apolo.
Apolo mengatakan, pihaknya, baik selaku pribadi maupun dalam jabatannya sebagai Rektor Uncen akan segera membuat pengaduan hukum kepada ke Kepolisian Daerah (Polda) Papua dan kepada pihak-pihak berwewenang lainnya untuk menuntaskan kasus ini sesuai prosedur hukum yang berlaku dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Melalui media sosial, ada oknum atau kelompok orang tertentu menyebarluaskan pernyataan bernuansa politik yang seolah-olah disampaikan atau ditulis Rektor Uncen Apolo Safanpo dengan judul “ Pernyataan Rektor Uncen: kalau Otsus dan Pemekaran Dilanjutkan”.
Informasi bohong itu antara lain mengatakan bahwa apabila Otsus dan Pemekaran dilanjutkan maka Papua akan menjadi ladang eksploitasi SDA yang berakibat masyarakat adat tergusur, termarjinal, terasing di atas negerinya sendiri.
Selain itu, informasi bohong itu menyatakan bahwa akan ada migrasi pendatang di wilayah pemekaran dan menguasai sektor-sektor kehidupan orang Papua. (Ade)
Posting Komentar