Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh adalah Motto Media Kami...

Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh adalah Motto Media Kami...
MEDIA Penerus Perjuangan CITA-CITA ‘THE FOUNDING FATHERS’ Bangsa INDONESIA
Home » , » Presiden LT Syarikat Islam Indonesia (SII) Desak Pemimpin Negara Bantu Penderitaan Warga Palestina Dari Kekejaman Militer israel

Presiden LT Syarikat Islam Indonesia (SII) Desak Pemimpin Negara Bantu Penderitaan Warga Palestina Dari Kekejaman Militer israel

Written By Nusantara Bicara on 13 Mei 2021 | Mei 13, 2021

Jakarta, nusantarabicara.coDi latar belakangi serangan militer israel kepada umat muslim Palestina yang sedang melakukan ibadah di masjidil Al Aqsa, Gaza- Palestina (10/05/2021). Telah memicu terjadinya Konflik perang atau serangan balasan pejuang Palestina (Hamas) terhadap Israel.

Kecaman umat islam di seluruh dunia pun muncul menyikapi aksi brutal  militer Israel di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang menyerang dan membantai umat beragama yang sedang melakukan ibadah di bulan suci Ramadhan.

Meski demikian. Seruan dunia Internasional tidak digubris oleh militer israel untuk menghentikan tindak kekerasan dan kebrutalannya terhadap warga sipil Palestina, seolah-olah militer israel merasa bangga dan benar dengan kesalahan yang diperbuatnya.


Akibat dari aksi keji militer israel tersebut, membuat Presiden Lajnah Tanfidziyah Syarikat Islam Indonesia ( SII ) K H Muflich Chalif Ibrahim mendesak Indonesia sebagai anggota OKI agar ada sikap konkrit dan ketegasan Pemerintah Jokowi- KH Ma’ ruf Amin.


Menurut KH Muflich Chalif Negara Indonesia seharusnya mengecam, mengutuk dan membantu secara konkrit saudara muslim Palestina. Kita ormas-ormas Islam berupaya mendorong, mendukung dan mendoakan agar pemerintah berani bersikap lebih tegas melalui PBB misalnya untuk memberikan sanksi tegas dan konkrit kepada Israel sekaligus kita harapkan pemerintah berani menyatakan bahwa Indonesia siap sedia mengirimkan bantuan militer atau mengirimkan pasukan perdamaian dunia dan bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan bangsa dan rakyat Palestina.

“Indonesia seharusnya bersikap lebih tegas dalam mendorong dan menyerukan bangsa-bangsa melalui PBB memberikan sanksi internasional yang konkrit dan tegas,”jelas KH Muflich, via Whats App, Rabu (12/5/2021) malam.

Hingga saat ini Indonesia belum bersikap, lantas bisakah negara- negara islam khususnya anggota Organisasi Konferensi Islam ( OKI ) bertindak? KH Chalif menyatakan Seharusnya bisa, namun sayang sekali banyak dari anggota OKI pun yang sudah tersandera dan sudah menjalin kerjasama dibidang- bidang tertentu dengan Israel.

Jika Indonesia tidak bersikap tegas dan lebih berani, apakah bisa dikatakan bahwa Indonesia tersandera juga dengan Israel?

“Jauh dari ideal keadaan posisi kita dan dunia Islam hari ini dalam menghadapi kedzaliman yang dialami saudara-saudara kita di negara lain ( Palestina), peran serta kita sangat diharapkan oleh dunia dalam turut serta menjaga ketertiban dan perdamaian dunia. Dalam ini kita juga terikat dan dibatasi oleh aturan/perjanjian bangsa-bangsa,” pungkas Pak Kyai.

Lebih lanjut   KH Chalif berharap.   Semoga Pemerintah Jokowi dan Kh.Ma'ruf Amin diberikan keberanian khusus di periode keduanya ini, keberanian menegakkan kebenaran dan keadilan sesuai  dengan tujuan dan cita2 Indonesia merdeka, keberanian yang tidak serampangan dan gegabah namun  terukur, tepat dan akurat dalam medorong ketertiban dan perdamaian dunia, tegasnya.

Hingga berita ini diturunkan, ratusan warga Palestina telah terluka dan sedikitnya 48 warga sipil yang tidak berdosa telah meninggal dunia akibat serangan militer tentara israel dimana 13 diantaranya adalah wanita dan anak-anak.

Nampaknya jumlah korban akan terus bertambah, karena konflik perang antara pejuang Palestina dan militer Israel belum akan mereda malah akan memunculkan skala yang lebih luas, akibat sikap pongah dan kesombongan pemerintahan israel yang tidak mau menghentikan serangan. (Padrik)

Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2018 - All Rights Reserved
Created by Nusantara Bicara