Media Perjuangan Penerus Cita-cita "The Founding Fathers" Bangsa Indonesia

Media Perjuangan Penerus Cita-cita "The Founding Fathers" Bangsa Indonesia
Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh. Itulah Motto Media Kami
Home » » Mobil Listrik di Indonesia Hanya Ilusi Hijau Dari CO²

Mobil Listrik di Indonesia Hanya Ilusi Hijau Dari CO²

Written By Nusantara Bicara on 13 Okt 2021 | Oktober 13, 2021

 


Jakarta, nusantarabicara.co - Krisis iklim kini melanda dunia perlahan penduduk bumi menyulut aksi menyelamatkan bumi. Masyarakat global kini mulai sadar dengan kelestarian lingkungan hidup bumi, salah satunya aksi mengurangi emisi Global. Sumber emisi diklaim oleh mayoritas masyarakat global yang sebagian besar berasal dari kendaraan bermotor yang menggunakan energi fosil sebagai bahan bakarnya.

Berbagai perkembangan inovasi teknologi pada sektor transportasi dilakukan di berbagai negara, untuk mengurangi emisi gas buang yang berdampak pada perubahan iklim. Salah satunya inovasi teknologi mobil listrik. Kelebihan mobil listrik adalah sangat ramah lingkungan, tidak ada emisi karbon yang dikeluarkan mobil listrik. Hal tersebut bisa mengurangi polusi udara yang sangat tinggi akibat penggunaan mobil berbahan bakar minyak.

Mobil listrik sudah mulai memasuki pasar otomotif Indonesia, peminat mobil listrik di Indonesia pun makin bertambah. Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), ada beberapa kendaraan bertenaga listrik murni yang sudah dijual di Indonesia. Hyundai loniq, BMW i3s, dan Lexus UX 300e, Tesla dan sebagainya merupakan mobil listrik yang telah memasuki pasar Indonesia.

Ketua DPW Partai Prima DKI Jakarta, (13 Oktober 2021) Devi Lesmana mengungkapkan, masalah utama mobil listrik di Indonesia saat ini adalah kebutuhan sumber daya listrik untuk mengisi baterai mobil sebagai bahan bakarnya. Kini masih didominasi 88% pembangkit listrik yang berasal dari pembakaran energi fosil, yakni batubara, ataupun minyak. 

Ketika mobil listrik menjadi salah satu solusi hijau maka harus di imbangi dengan sumber pembangkit listriknya yang juga harus bersifat baru terbarukan, karena jika tidak maka akan tetap menyumbang gas karbon yang berdampak pada krisis iklim. Oleh karena itu pemerintah harus jelas dan tegas dalam pembuatan regulasinya. Dalam hal ini berdampak baik juga demi capaian target bauran Energi Baru Terbarukan 23% pada tahun 2025, jangan hanya menjadi ilusi zero emisi ungkap Devi Lesmana saat ditemui media disekretariat DPW Partai Prima DKI Jakarta.

Sebagai juru bicara DPW partai Prima DKI Jakarta Hardi Gunawan juga menuturkan,Indonesia jangan sampai menjadi pasar mobil listrik saja yang menguntungkan negara pembuat. Tetapi perlu peran pemerintah dalam membuat undang-undang inovasi dalam mendukung perkembangan inovasi teknologi mobil listrik nasional. 

Sumber daya Indonesia juga harus siap dengan metode konfersi mobil atau motor BBM yang dikonfersikan menjadi mobil dan motor listrik, seperti yang sudah di uji coba oleh kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM ). Ini salah satu peluang besar bagi sumber daya manusia kita yang tidak kalah pandainya dalam dunia otomotif. Kita bangun mekanik-mekanik kompeten dari program kementerian Ketenaga Kerjaan melalui Balai Latihan Kerjanya, artinya BLK harus menambah pelatihan kompetensi baru yaitu konfersi motor listrik, tegas Hardi.(Asep S)



Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2018 - All Rights Reserved
Created by Nusantara Bicara