Media Perjuangan Penerus Cita-cita "The Founding Fathers" Bangsa Indonesia

Media Perjuangan Penerus Cita-cita "The Founding Fathers" Bangsa Indonesia
Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh. Itulah Motto Media Kami
Home » , » Membangun Kesiapan TNI AD dengan prinsip Low Cost-High Impact

Membangun Kesiapan TNI AD dengan prinsip Low Cost-High Impact

Written By Nusantara Bicara on 23 Nov 2021 | November 23, 2021

 


JAKARTA, nusantarabicara.co  - Presiden Joko Widodo akhirnya melantik Jenderal TNI Dudung Abdurachman  sebagai Kepala Staf Angkatan Darat menggantikan Jenderal TNI Andika Perkasa yang  beralih jabatan sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada tanggal 17 November 2021. 

Di hari pertamanya berdinas di Markas Besar TNI Angkatan Darat,  Jenderal TNI Dudung melakukan entry briefing untuk menyampaikan visi dan misinya sebagai KASAD. Dalam briefingnya, Jenderal TNI Dudung menjelaskan mengenai pembangunan postur TNI AD ke depan yang harus diwujudkan dengan berbasis prioritas, logis, konsisten, dan berorientasi pada waktu. Mantan Panglima Kostrad ini menyadari benar bahwa dalam dua tahun terakhir, merupakan tahun yang berat bagi perekonomian  Indonesia akibat pandemi COVID-19 yang berkepanjangan. covid-19 telah mendorong pemerintah mengeluarkan kebijakan refocusing dan realokasi anggaran, yang tentunya berdampak juga pada anggaran pertahanan. Dampak dari pandemi COVID-19 pada perekonomian dan keuangan diperkirakan bukan hanya berdampak pada tahun ini saja, tetapi juga dapat berlanjut untuk beberapa tahun ke depan. Oleh karenanya, Kasad menegaskan bahwa TNI Angkatan Darat sebagai instansi pemerintah perlu merespons langkah yang diambil pemerintah tersebut dengan pengelolaan anggaran yang efisien,  namun tetap menghasilkan postur TNI AD yang optimal. Keadaan yang sulit ini, dijadikan  sebagai peluang bagi KASAD untuk berbenah diri dengan melakukan perubahan dan  penataan organisasi yang sudah ada, dan meminimalisir pengadaan, secara bijaksana dan tepat. 

Memahami urgensi dari pembangunan postur TNI AD yang berkelanjutan, Jenderal TNI Dudung memiliki komitmen untuk dapat melanjutkan transformasi TNI AD yang realistis dan dapat tercapai. Tentunya membangun postur pertahanan yang ideal membutuhkan anggaran yang besar, namun Jenderal TNI Dudung memiliki pemikiran yang berbeda yaitu bagaimana membangun postur TNI AD dengan memegang prinsip “Low cost-High Impact” atau menggunakan anggaran seminimal mungkin, namun memiliki dampak yang signifikan dan menyeluruh bagi organisasi TNI AD. TNI AD sebagai ‘mesin perang’ memiliki beberapa komponen yang berhubungan satu dan lainnya, dimana harus berfungsi dengan baik, agar ‘mesin’ dapat berjalan dengan optimal. 

Oleh karenanya, KASAD menegaskan beberapa langkah yang substansial perlu diimplementasikan untuk mewujudkan komitmen tersebut. Langkah yang diambil ini juga sejalan dengan misi Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa untuk melakukan perubahan doktrinal dan organisasional. Langkah fundamental yang diambil yaitu merubah paradigma berpikir tentang manajemen pembangunan postur TNI AD yang biasanya berorientasi pada fungsi seperti intelijen, operasi, latihan, personel, logistik, teritorial, dan perencanaan menjadi berorientasi pada komponen seperti doktrin, organisasi, latihan, materiel, pendidikan, personel, dan fasilitas. 

Jenderal TNI Dudung melihat bahwa manajemen berorientasi fungsi tanpa benar-benar memperhatikan keterkaitan antar komponen menyebabkan bias, dan tidak memiliki landasan berpijak  yang kuat dalam proses pembangunan postur yang berkelanjutan. Kondisi ini, merupakan pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan, salah satu yang signifikan adalah interoperabilitas atau interaksi antar komponen. Seperti halnya modernisasi alutsista TNI AD dan perubahan desain organisasi yang begitu cepat, perlu dibarengi secara simultan  dengan komponen lainnya baik doktrin, personel, pendidikan, dan latihan, sehingga  belanja pertahanan TNI AD yang memadai, dapat memberikan efek dan outcome yang diharapkan.


Agenda berikutnya adalah menata kembali organisasi baik materiel maupun  personel. TNI AD telah melakukan berbagai perubahan struktural, seperti pembentukan  satuan baru, validasi organisasi, dan distribusi materiel. Beberapa perubahan tersebut  perlu terus dievaluasi agar postur TNI AD semakin baik. Beberapa satuan TNI AD yang  dinilai belum beroperasional maksimal, baik dalam segi doktrinal, alutsista, mapun personel, perlu dilakukan redesain organisasi dengan konsep yang tepat guna dan tepat  sasaran, agar efektifitas organisasi dapat terus terpelihara. Oleh karenanya, Jenderal  TNI Dudung menegaskan perlunya mengambil langkah untuk membangun Postur TNI  AD dimulai dari unit terkecil dan terdepan, dimaksudkan agar satu persatu satuan dimulai  unit terkecil dipenuhi komponen organisasinya, khususnya terkait pemenuhan materiel,  personel dan doktrin. Materiel yang sudah tersebar di berbagai satuan perlu dipetakan,  didata, dan ditata kembali agar siap operasional sesuai fungsinya, dan mencegah tidak  terjadinya ‘salah guna’. 

Kebijakan rematerialisasi dalam hal melengkapi dengan material yang sudah ada, dirasakan tepat, yaitu dengan cara distribusi ulang dengan prioritas pemenuhan unit terkecil dan terdepan terlebih dahulu. Dengan kebijakan ini, Jenderal  TNI Dudung meyakini bahwa satu persatu satuan TNI AD mulai dari perorangan, regu, peleton, hingga brigade akan terpenuhi sesuai kebutuhan daftar personel dan  perlengkapan (DSPP), sehingga satuan tersebut siap bertempur, sembari mengkalkulasi berapa kekurangan materiel yang perlu diadakan.

Selanjutnya, KASAD sangat menyadari perlunya perubahan kultur dalam  organisasi TNI AD. Sebagai mantan Pangdam Jaya pada tahun 2020, Jenderal TNI  Dudung selalu menekankan kepada prajuritnya bahwa “Selalu lakukan kegiatan yang  bermakna, dan jangan mendemonstrasikan kebodohan.” Kalimat ini mengandung makna  yang mendasar, bahwa prajurit TNI AD harus memiliki kultur yang esensial, dengan mengetahui esensi dari setiap kegiatan baik latihan, maupun tugas operasi. Latihan  bukan sekedar menjalankan program, namun harus bermakna sesuai dengan realitas  pertempuran.

Latihan tidak harus selalu menang, agar dapat mengetahui kelemahan-kelemahan yang perlu ditingkatkan. Serta, latihan harus dapat mengintegrasikan seluruh  komponen organisasi secara menyeluruh, agar dapat mengetahui interaksi dan  kesesuaian antar komponen tersebut.  Komitmen dan agenda yang akan diterapkan oleh Jenderal TNI Dudung  Abdurachman dinilai sangat logis, realistis dan dapat tercapai semasa dirinya menjabat  sebagai KASAD dalam beberapa waktu ke depan. 

Penataan kembali organisasi diyakini  tidak membutuhkan anggaran yang besar, namun dapat berdampak signifikan pada  kesiapan tempur TNI AD. KASAD berharap Kesiapan tempur dan profesionalisme TNI  AD ke depan tidak hanya sekedar ‘cover’ yang mewah namun tak berisi, melainkan  sederhana tetapi berisi dan penuh makna. (Dispenad)

Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2018 - All Rights Reserved
Created by Nusantara Bicara