.

Jakarta, nusantarabicara.co  - Transjakarta sendiri merupakan sarana transportasi masal yang menjadi andalan para masyarakat di Ibukota DKI Jakarta. Tarif yang murah, jangkauan yang luas serta bisnya yang nyaman menjadi alasan Transjakarta disukai.

Namun belakangan ini PT Transjakarta sebagai pengelola bus Transjakarta sedang dirundung masalah. Pasalnya banyak terjadi kecelakaan pada saat bus ini beroperasi. Hal itu menjadi sorotan publik ketika rentetan kejadian tersebut terjadi pada waktu yang berdekatan.

Banyak orang yang bertanya-tanya perihal kecelakaan yang terjadi. Ada apakah di dalam PT Transjakarta sehingga bisa terjadi kecelakaan yang beruntutan. Apakah SDM nya bermasalah? Atau Sarana Busnya yang sarat akan masalah?

Salah satu yang menyikapi terkait kecelakaan ini ialah Ikhsan Akbar. Seorang Pengusaha muda dan pengurus KADIN jakarta pusat, dan juga menjabat sebagai Ketua DPD II KNPI Jakarta Timur. 

Ia memberikan tanggapannya terkait runtutan kecelakaan ini. Pasalnya, 2 kejadian terjadi di Wilayah Jakarta Timur, Wilayah dimana Ikhsan menjabat.

Ikhsan mengatakan bahwa perlu diinvestigasi secara mendalam mengapa bisa terjadi kecelakaan yang beruntutan. Ia curiga ada hal tertentu yang menurutnya perlu diperbaiki.

“2 Kali Kecelakaan Beruntutan, Perlu di Investigasi Internal PT Transjakarta. Bagaimana mereka melatih SDM dan juga pemilihan Armadanya.” Ujar Ikhsan.

Ia sendiri tak semata-mata bicara begitu saja. Pasalnya, belakangan ini sontak tersebar kabar bahwa direksi PT Transjakarta tidak berkompeten dan merupakan hasil asal tunjuk. Mereka diisukan pernah melakukan Rapat diiringi tarian striptis yang sangat tidak mencerminkan moral seorang direksi.

Rapat tersebut merupakan rapat antara para direksi dengan Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Abdul Aziz. 

Ikhsan sendiri juga menyoroti hal ini. Ia mengatakan bahwa terkesan ada permainan antara Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta dengan para direksi PT Transjakarta. Ia merasa, bahwa Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta terlalu otoriter, tidak memikirkan anggota yang lain yang ada di Komisi B.

“Ketua Komisi B terlalu otoriter. Buktinya anggotanya di Komisi B berteriak bahwa mereka tak dilibatkan dalam pemilihan Dirut PT Transjakarta. Itu kan namanya mau ngatur sendiri aja”. Tambah Ikhsan

Abdul Aziz, selaku pimpinan Komisi B seharusnya melibatkan rekan-rekannya yang menjadi anggota di Komisi B. Tidak main atur seenaknya saja. Terkesan ada yang ditutup-tutupi jika hanya main atur sendiri.(Zipau)