Media Perjuangan Penerus Cita-cita "The Founding Fathers" Bangsa Indonesia

Media Perjuangan Penerus Cita-cita "The Founding Fathers" Bangsa Indonesia
Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh. Itulah Motto Media Kami
Home » » Mengenang setahun tragedi sadis enam Mujâhid

Mengenang setahun tragedi sadis enam Mujâhid

Written By Nusantara Bicara on 7 Des 2021 | Desember 07, 2021


 #Kopisehat_UBM 

MEMBUNUH ITU KEZHALIMAN BESAR DAN TERKUTUK

Oleh : _Ustadz Buchory Muslim_

*Ketua Dewan Pengurus Pusat Partai UMMAT*

*Ketua Lembaga Komunikasi dan Penyiaran Islam PP PARMUSI - Direktur An Nahl Institute Jakarta*

____________________________________

 مِنْ أَجْلِ ذَٰلِكَ كَتَبْنَا عَلَىٰ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ أَنَّهُۥ مَن قَتَلَ نَفْسًۢا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِى ٱلْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ ٱلنَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَآ أَحْيَا ٱلنَّاسَ جَمِيعًا ۚ وَلَقَدْ جَآءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِٱلْبَيِّنَٰتِ ثُمَّ إِنَّ كَثِيرًا مِّنْهُم بَعْدَ ذَٰلِكَ فِى ٱلْأَرْضِ لَمُسْرِفُونَ 

"  Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka.  -QS Al Maidah : 32-

             ======&&&======

PEMBUNUHAN, siapapun pelaku dan korbannya, adalah perbuatan zhalim dan sangat terkutuk. Oleh karenanya pembunuhan itu harus ditolak,  dikecam, serta dikutuk oleh semua orang yang sadar hukum dan punya rasa kemanusiaan. Apalagi pembunuhan berencana oitu bukan pada yang bersalah dan melanggar hukum.

Masih segar dalam  ingatan kita,  bagaimana dengan apa  yang  terjadi di Amerika saat Rakyatnya bangkit 'memprotes pembunuhan satu orang berkulit hitam', sekali lagi satu nyawa manusia yang dianggap warga Negara kelas dua, dan tak berlebihan para pengamat sampai mengatakan bahwa hal itulah diantara pemicu kekalahan Trump dalam pemilihan Presiden. WaAlláhu a'lam !

Mengapa warga Amerika seolah serempak bangkit melawan ? Karena mereka memiliki kepedulian, kesadaran hukum dan rasa kemanusiaan  yang tinggi membuat mereka seolah koor, satu satu suara untuk bangkit melawan kezhaliman yang terkutuk itu. 

Apalagi kita sebagai Negara berketuhanan yang Maha Esa, atau dengan filosofi dasar diantaranya kemanusiaan yang adil dan beradab, harusnya ini menjadi hal yang sangat  sensitif dan besar. Tentu bukan berarti harus menimbulkan reaksi destruktif atau melahirkan 'kezhaliman baru',  akan tetapi harus  secara masif disuarakan agar gelombang suara dan resonansinya terus bergema sehingga kekejian serupa tidak boleh dan tidak lagi terulang apalagi yang lebih parah dari itu. 

Sebagai warga Negara yang berlandaskan hukum, kita sangat mengkhawatirkan bahwa kekerasan kemanusiaan  seperti ini akan menjadi pintu gerbang bagi pihak-pihak yang memang punya itikad dan rencana busuk untuk merusak Indonesia. Termasuk didalamnya adalah semakin menganganya isu-isu sensitif seperti disintegrasi yang sedang terjadi di Papua, juga  diduga ada upaya pendegradasi serta desakralisasi Agama, simbol dan ajarannya yang suci secara terstruktur, sistematis dan masif apalagi di tempat atau lembaga yang seharusnya menjaga dan merawatnya.  Wal'iyádzubilláh !

Dengan demikian, tentu kita semua sangat berharap agar peristiwa ini jangan sampai terulang kembali. Tidak boleh ada darah anak Bangsa yang tumpah apalagi sampai ada nyawa yang dihilangkan  sia-sia, belum lagi kita-pun masih  dalam masalah besar wuhan covid 19 yang belum juga  reda dan susana yang mengarah pada resesi berat. 

Belum lagi terlihat dengan terang benderang serta jelas tentang 'menganganya jurang keadilan' dalam proses penegakkan hukum yang berkeadilan dan penegakkan keadilan berdasarkan hukum.

Contoh sangat nyata seperti jauhnya langit dan dalamnya sumur bor pada proses keadilan kasus IB3 HARSYI dengan tersangka pembunuhan, bahkan lebih tepat diduga sebagai tersangka pembantaian enam mujâhid pengawal beliau. 

Di mana IB3 harus divonis empat tahun penjara  dengan penahanan sejak diperiksa sebagai saksi yang kemudian berubah menjadi tersangka, sementara tersangka 'pembunuhan super sadis' tidak ditahan----semoga nanti vonisnya---jangan sampai hanya basa-basi dan jauh dari rasa keadilan---atau bahkan mengusik nurani kemanusiaan kita.

Terakhir, kita semua Rakyat Indonesia yang terkenal santun dan beradab ini, berharap sangat---dan sangat berharap  agar sebagai pengayom masyarakat, Polisi itu hendaknya hadir memberikan rasa aman dan perlindungan kepada semuanya, tanpa pandang bulu, tanpa pilih kasih. Kekerasan, apapun dalihnya apalagi pada rakyat sipil yang belum jelas apa salahnya serta dengan senjata  api, tentu hanya diperbolehkan dalam situasi bahaya dan ekstra  genting. 

Oleh karena itu, terlepas dari mana berita yang paling sesuai dengan peristiwanya, sebagai seorang Aktivis Islam yang juga Advokat Musilm yang juga ikut dalam Tim pengawal peristiwa pembunuhan bahkan yakin serta diduga sangat kuat peristiwa YANG HARI INI, 7 DESEMBER genap SATU TAHUN, kiranya Hakim yang mengadili mampu menguak peristiwa yang menyayat rasa kemanusiaan ini agar dapat mencapai keadilan berdasarkan hukum dan memperoleh putusan hukum yang berkeadilan dengan sejujur dan seadil-adilnya.

Kita semua juga senantiasa do'akan secara khusus, agar enam saudara kita yang syahid dalam tugas  mengawal 'Ulamâ', apalagi acaranya adalah dalam rangka pengajian dan shubuh berjama'ah  agar memperoleh syahid dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran.

Nyawa, siapapun manusianya adalah sesuatu yang  sakral dari  Alláh Sang Pemilik sejatinya, maka tak boleh ada yang menghilangkannya kecuali oleh DIA YANG MAHA KUASA atau melalui hukum dan aturan yang telah diturunkanNYA.

Ayo terus kita gemakan 'suara keadilan' ini dengan cara-cara konstitusional dan konstruktif serta tetap berkeadaban  agar hal seperti ini tak lagi berulang. Karena sesungguhnya  pembunuhan,  siapapun pelaku dan korbannya harus ditentang dan dikutuk. Semoga Negeri tercinta ini, selalu aman, damai, makmur dan berkeadilan.  Aamiin  Yaa Hakîm, Yaa Hakam Yaa 'Adl Yaa Muntaqim.

#Setahun_Peristiwasadisitu

#Semoga_dihukumseberatberatnya

#Lawankezhaliman

#Tegakkankeadilan


والله أعلم وبارك الله فيكم...


*#UBM_DATTEPSpirit*

*#UBM_Channel*

Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2018 - All Rights Reserved
Created by Nusantara Bicara