.

Jakarta, Nusantara Bicara - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melepas tokoh kharismatik islam Ustadz Syuhada Bahri yang menjadi Ketua Umum Dewan Da’wah Ismiyah Indonesia (DDII) periode 2007-2015 “Pulang ke Rahmatullah”, beliau wafat di hari Jumat (18/02/2022) pada pukul 04.00 WIB, pasca menjalani operasi paru-paru.

Gubernur Anies beserta Keluarga Besar Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, Persaudaraan Muslimin Indonesia (PARMUSI) dan umat Islam pada umumnya diselimuti duka atas kepergian almarhum, beliau adalah sesorang sosok pejuang dakwah islam yang mempunyai peran besar dalam mendukung  para dai mengembangkan dakwah menyebarkan ajaran agama islam di nusantara.

Dalam sambutannya, jelang pelaksanaan shalat jenasah. Gubernur Anies Baswedan mengatakan. “Bahwa kita semua menjadi saksi bahwa hidup almarhum telah beliau hibahkan untuk perjuangan kegiatan dakwah di indonesia, dimana kehidupannya bukan hanya untuk dirinya tetapi untuk umatnya.”

Di tengah tokoh-tokoh pejabat negara yang ikut hadir menshalatkan jenasah almarhum di Masjid Al Furqon di dalam komplek Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia Pusat, Jl Kramat Raya 45, bada shalat Jumat. Anies atas nama pemerintah propinsi DKI dan juga seluruh masyarakat Jakarta menyampaikan duka cita yang mendalam, sekaligus mendoakan almarhum semoga Ustadz Syuhada Bahri husnul khotimah, dilapangkan kuburnya, ditinggikan derajatnya di Sisi Allah, dilipat-gandakan semua pahala kebaikannya.

Gubernur Anies juga mengisyaratkan bahwa tongkat estafet perjuangan dakwah islam setelah kepergian beliau kini ada di pundak kita semua, jangan pandang estafet itu sebagai beban atau sesuatu yang berat tapi pandang ini sebagai suatu kehormatan dan kesempatan kepada kita semua untuk meneruskan perjuangan beliau dan nama besar Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia.

 Menurut informasi kerabat terdekat KH. Ustadz Syuhada Bahri yang juga menjadi Ketua Majelis Syariah PP PARMUSI telah lama dalam kondisi tidak sehat. Beberapa waktu lalu ia menjalani perawatan atas gangguan kesehatannya di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta. Ia juga harus menjalani cuci darah secara rutin. Meski demikian semangat dakwahnya tidak pernah surut.

Usai pelaksanaan shalat kemudian jenazah dimakamkan di TPU Pedurenan Bekasi Timur, tutur Rektor STID Mohammad Natsir Dwi Budiman.

Sosok almarhum dikenal sebagai dai yang berdedikasi baik bagi umat, penerus perjuangan Mohammad Natsir, ulama yang tangguh dan berjaya. Selamat Jalan Pejuang semoga perjuanganmu tidaklah sia-sia...kami akan meneruskan perjuanganmu, ungkap salah seorang koleganya di lembaga Persaudaraan Muslimin Indonesia. (Andi/Padrika)