Media Perjuangan Penerus Cita-cita "The Founding Fathers" Bangsa Indonesia

Media Perjuangan Penerus Cita-cita "The Founding Fathers" Bangsa Indonesia
Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh. Itulah Motto Media Kami
Home » » Buruh Demo Tolak Kenaikan Harga Beras , Petani Tetap Miskin

Buruh Demo Tolak Kenaikan Harga Beras , Petani Tetap Miskin

Written By Nusantara Bicara on 26 Sep 2023 | September 26, 2023




Jakarta, Nusantara Bicara  --   Salah urus (kelola) tentang pangan, itulah fakta yg terjadi di lapangan saat ini khususnya di Jabodetabek, yaitu harga beras yang terus naik.

Prof Dr Soemaryoto mengatakan bahwa tugas pemerintah mensejahterakan rakyatnya sesuai janji pada saat kampanye pemilu (pemilihan umum), tetapi kenyataannya, justru harga beras mahal itulah yang terjadi. 

Seharusnya di kelola lebih baik, terkait dg perencanaan, target dan data kebutuhan serta produksi padi setiap tahunnya. Jika hal tsb secare sungguh2 di laksanakan oleh pemerintah ( Kemtan dan BULOG), bukan merupakan hal yg sulit.

Dulu Indonesia terkenal sebagai negara agraris namun saat ini sdh menuju industri.  Pembangunan infrastruktur seperti jln tol, bandara , pabrik dan lain lain sehingga mengurangi lahan pertanian khususnya di pulau Jawa. menjadi masalah yg sangat serius. 

Lahan pertanian di pindahkan ke luar pulau Jawa seperti ke kalimantan, Sulawesi hal ini juga ada masalah baru seperti kesuburanya, sarana irigrasi, transportasi dan lain lain. Ujarnya di kampus UNINDRA Senin (25/9) 

" Kebutuhan petani juga harus di perhatikan HET (harga eceran tertinggi) ,luas lahan, pupuk, bibit, sumber daya manusia (pekerja) . Biasanya kalau panen raya harga beras jatuh tetapi jika musim paceklik  harga naik tetapi petani tidak merasakan . Kondisi ini yg mestinya menjadi tanggung jawab penerintah ( BULOG ) untuk mengendalikan , shg tdk merugikan masyarakat.

Pertumbuhan penduduk , juga harus dihitung agar kebutuhan pangan terutama beras bisa disediakan penerintah.

Beliau menilai , saat ini sdh terjadi salah urus pengelolaan pangan, tidak seperti pada masa Orba. Pada masa itu disusun program repelita (rencana pembangunan lima tahun), yg salah satu prioritasnya adalah swa sembada pangan.

Pencapaian swasembada pangan (tidak hanya beras) . Indonesia saat itu tidak pernah mengimpor beras bahkan mengekspor beras. Hal tsb sebuah prestasi (keberhasilan) , tidak seperti saat ini. Diduga kegiatan impor beras banyak pihak yang mengambil keuntungan , " tambahnya 

Semoga pemerintah saat ini cepat mengatasi persoalan. Agar rakyat tidak resah dengan masalah beras.(Agus)

Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2018 - All Rights Reserved
Created by Nusantara Bicara