www.nusantarabicara.co

www.nusantarabicara.co
Media Perjuangan Penerus Cita-cita "The Founding Fathers" Bangsa Indonesia
Home » » Ribuan Ojol Siap Mogok Massal 20 Mei, SEPETA Desak Aplikator Pangkas Potongan Tarif

Ribuan Ojol Siap Mogok Massal 20 Mei, SEPETA Desak Aplikator Pangkas Potongan Tarif

Written By Nusantara Bicara on 19 Mei 2025 | Mei 19, 2025

Jakarta, Nusantara Bicara   --  Ribuan pengemudi ojek online (ojol) dari berbagai wilayah Jabodetabek akan menggelar aksi mogok massal pada Selasa, 20 Mei 2025.

Gerakan ini diprakarsai oleh Serikat Pengemudi Transportasi (SEPETA) sebagai bentuk protes terhadap kebijakan perusahaan aplikasi yang dinilai semakin memberatkan para pengemudi.

Aksi yang dijuluki Aksi 205 ini akan dikomandoi langsung oleh Ketua Umum SEPETA, Iwan Setiawan atau akrab disapa Bang Toyang.

Ia menyebut sekitar 250 ribu pengemudi ojol akan terlibat, dengan 10 persen di antaranya akan turun langsung ke jalan untuk menyuarakan tuntutan.

“Jakarta akan menjadi titik kumpul para pengemudi roda dua dan roda empat. Ini adalah reuni aspirasi dan seruan keadilan bagi kami yang semakin tertekan oleh sistem aplikator yang tidak berpihak pada driver,” kata Toyang dalam keterangan tertulis, Minggu,(18/05).

Tuntutan SEPETA: Potongan Maksimal 10 Persen

Toyang menjelaskan, aksi ini dipicu oleh kondisi di lapangan yang kian memprihatinkan.

Pendapatan para pengemudi disebut terus menurun akibat potongan aplikasi yang melebihi batas maksimal 20 persen sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 12 Tahun 2019 dan Keputusan Menteri Nomor 662 serta Nomor 1001 Tahun 2022.

“Faktanya di lapangan, potongan mencapai 30 bahkan 35 persen. Ini jelas melanggar aturan. Aplikator terlalu besar mengambil keuntungan, sementara beban kerja kami makin berat,” ujar Toyang.

Ia juga menyoroti program-program internal seperti slot dan aceng (akronim dari ‘atur cengkeraman’) milik aplikator besar seperti Gojek dan Grab, yang menurutnya hanya memperparah kompetisi antar pengemudi dan memecah solidaritas sesama ojol.

Menurut SEPETA, profesi pengemudi ojek online telah menyerap jutaan tenaga kerja.

Namun, status mereka masih belum diakui secara resmi sebagai pekerja. Toyang mendesak agar negara hadir memberikan perlindungan sosial, termasuk jaminan kecelakaan dan pengakuan status kerja yang jelas.

“Kami bukan investor motor atau pemilik HP. Kami pekerja yang setiap hari menghadapi risiko di jalan, dari kecelakaan hingga kehilangan nyawa. Wajar jika kami menuntut keadilan,” katanya.

SEPETA juga meminta agar pendapatan ojol ditingkatkan, namun tanpa membebani pelanggan.

Salah satu solusinya adalah menurunkan potongan aplikator menjadi 10 persen, dan memaksimalkan pendapatan dari sektor lain seperti layanan iklan, data pengguna, atau kerja sama dengan merchant.

Sebagai bagian dari aksi ini, SEPETA juga menyerukan aksi off bid atau mematikan aplikasi secara massal selama 24 jam penuh, mulai pukul 00.00 hingga 23.59 WIB pada 20 Mei 2025.

Langkah ini diyakini akan berdampak besar terhadap layanan transportasi online di Jabodetabek dan sekitarnya.

“Kami juga akan menggeruduk Kementerian Perhubungan dan DPR RI untuk mendesak revisi kebijakan, serta menuntut pengakuan terhadap profesi ojol secara resmi,” ucap Toyang.

Pengguna layanan ojol diimbau untuk bersiap mencari alternatif transportasi selama aksi berlangsung.

SEPETA berharap aksi ini menjadi titik balik dalam perjuangan panjang para pengemudi ojek online untuk mendapatkan hak dan perlindungan yang layak.(Agus)
Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2018 - All Rights Reserved
Created by Nusantara Bicara