Bengkulu, Nusantara Bicara -- Tragedi menimpa dunia pariwisata Bengkulu saat kapal wisata Tiga Putra tenggelam di perairan Pantai Malabero, Kota Bengkulu, pada Minggu sore, 11 Mei 2025. Insiden nahas yang terjadi sekitar pukul 15.30 WIB ini diduga akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi yang menghantam kapal, menyebabkan kecelakaan tunggal yang menelan korban jiwa.
Dari total 104 orang di kapal—terdiri dari 6 awak dan 98 penumpang—sebanyak 7 orang dinyatakan meninggal dunia dan 30 lainnya mengalami luka-luka. Para korban luka kini sedang menjalani perawatan intensif di RS Bhayangkara dan RS HD Kota Bengkulu. Korban meninggal dunia tercatat berasal dari berbagai daerah, yaitu Suantra (Jambi), Rizka Nurjanah (Sumatera Selatan), Arvarickhi Dekry (Sumatera Barat), serta Yuni Saputri, Nessa, Tesya, dan Ratna (Bengkulu).
Menanggapi musibah ini, PT Jasa Raharja bertindak cepat dengan menurunkan tim langsung ke lokasi kejadian untuk memastikan seluruh korban mendapatkan hak jaminan dan santunan sesuai ketentuan yang berlaku.
Direktur Operasional Jasa Raharja, Dewi Aryani Suzana, menyampaikan duka cita mendalam.
" Kami hadir untuk memberikan perlindungan dasar bagi seluruh korban kecelakaan angkutan umum. Semua korban luka-luka telah kami jamin pembiayaan perawatannya, dan santunan untuk korban meninggal dunia juga sudah kami siapkan,” ujarnya.
Santunan sebesar Rp50 juta akan diberikan kepada ahli waris sah korban meninggal dunia. Sementara itu, korban luka-luka mendapatkan jaminan biaya perawatan maksimal Rp20 juta, yang dibayarkan langsung kepada rumah sakit. Manfaat tambahan lainnya meliputi biaya ambulans hingga Rp500 ribu dan biaya pertolongan pertama (P3K) hingga Rp1 juta.
Kepala Jasa Raharja Kanwil Bengkulu, Fitri Agustina, menjelaskan bahwa verifikasi data korban masih berlangsung. “Kami melakukan pendampingan di rumah sakit dan posko terpadu serta berkoordinasi dengan keluarga korban agar proses pencairan santunan bisa berlangsung cepat dan tepat,” jelasnya.
Tim Jasa Raharja juga aktif berkoordinasi dengan berbagai pihak, seperti Ditpolair, Dinas Perhubungan, Kepolisian, rumah sakit, serta pihak pemilik kapal dan masyarakat setempat guna mempercepat pendataan dan penyelesaian santunan.
Sebagai penutup, Jasa Raharja mengingatkan pentingnya aspek keselamatan dalam transportasi wisata, termasuk kelayakan kapal dan pemantauan kondisi cuaca. “Kami berharap kejadian ini menjadi pengingat bahwa keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama,” tutur Dewi Aryani Suzana.(Agus)
Posting Komentar