Jakarta, Nusantara Bicara -- Menjelang pendaratan amfibi gabungan dalam latihan Super Garuda Shield 2025, Marinir TNI AL bersama Amerika Serikat, Belanda, Jepang, Korea Selatan, dan Singapura menggelar simulasi taktik (TFG) di geladak heli KRI Makassar-590, Dabosingkep, Kepulauan Riau, Senin (1/9).
Kegiatan ini dipimpin Perwira Seksi Operasi (Pasiops) Batalyon Infanteri 2 Marinir, Mayor (Mar) Antok Krisdiana, yang juga bertindak sebagai Wakil Komandan Latihan Super Garuda Shield 2025. Ia menegaskan, TFG merupakan tahap penting dalam menyamakan pemahaman antar-pasukan multinasional.
“Simulasi taktik ini sarana vital untuk menyatukan persepsi, menyusun strategi secara detail, serta mengetahui peran tiap unsur marinir yang akan terlibat dalam pendaratan amfibi,” jelas Antok, dikutip dari keterangan Pasmar 1.
Menurutnya, seluruh kontingen memaparkan rencana manuver masing-masing dengan memanfaatkan peta medan operasi berskala besar, simbolisasi unit, serta penjelasan taktik. Hal itu dilakukan agar koordinasi di lapangan lebih presisi.
“Melalui simulasi taktik ini, kita dapat menghindari kesalahan koordinasi, karena setiap manuver telah digambarkan jelas. Semua unsur marinir dari enam negara bisa memahami kapan dan bagaimana bergerak di lapangan,” katanya.
Ia menambahkan, kegiatan ini juga memperkuat interoperabilitas antar marinir lintas negara.
“Latihan bersama ini bukan hanya soal teknik tempur, tapi juga membangun kepercayaan dan sinergi. Dengan begitu, pendaratan amfibi gabungan nanti dapat berlangsung aman, lancar, dan menunjukkan kesiapsiagaan,” ungkapnya.
Keberhasilan TFG, lanjutnya, akan sangat menentukan kelancaran pendaratan amfibi gabungan yang digelar beberapa hari mendatang.
“Kami ingin memastikan seluruh langkah sudah terencana dengan baik. Inilah bentuk profesionalisme Marinir TNI AL bersama marinir negara sahabat dalam menjaga stabilitas kawasan Indo-Pasifik,” pungkasnya.
Super Garuda Shield 2025 dijadwalkan selama 25 Agustus-4 September, melibatkan sekitar 6.500 personel dari 13 negara termasuk Indonesia, Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Australia, Belanda, Singapura, Kanada, Prancis, Jerman, Brasil, New Zealand, dan Inggris.
Latihan gabungan bersama ini digelar di sejumlah lokasi, antara lain Seskoal Jakarta, PMPP TNI Sentul, Puslatpur Baturaja Sumatera Selatan, dan Puslatpurmar IX, Dabo Singkep, Kepulauan Riau.
Materi mencakup staf perencanaan operasi, pertahanan siber, operasi pendaratan amfibi, penerjunan pasukan lintas udara, tembak tempur langsung dengan amunisi tajam, evakuasi medis prajurit di medan tempur, hingga penembakan rudal Stinger sebagai latihan pertahanan udara jarak dekat untuk pertama kalinya di Indonesia.(Agus)
Posting Komentar