Kota Pekalongan. nusantarabicara -- Wali Kota Pekalongan,HA Afzan Arslan Djunaid atau yang akrab disapa Aaf, mendorong agar layanan kesehatan Digital Subtraction Angiography (DSA) di RSUD Bendan dapat segera masuk dalam cakupan pembiayaan BPJS Kesehatan. Hal tersebut sampaikan usai membuka seminar DSA di Aula RSUD Bendan,pada Sabtu (13/09/2025).
Seminar ini digelar untuk memperkenalkan layanan baru DSA di RSUD Bendan kepada masyarakat. Layanan yang lebih familiar dengan sebutan brain wash ini merupakan teknologi kesehatan yang ditemukan oleh Letjen TNI (Purn) Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto,Sp.Rad (K) RI.
dan telah digunakan di sejumlah rumah sakit besar di Indonesia. Kini, RSUD Bendan menjadi salah satu rumah sakit di Jawa Tengah yang sudah mampu memberikan pelayanan tersebut.
Wali Kota Aaf menuturkan,DSA sangat bermanfaat untuk membersihkan sumbatan pada pembuluh darah otak yang berpotensi memicu penyakit stroke. “Saya pernah melakukan DSA di salah satu rumah sakit di Solo. Manfaatnya bisa langsung terasa, badan lebih sehat,dan sumbatan di pembuluh darah bisa dilancarkan. Layanan DSA ini bisa mencegah risiko stroke,dan yang terpenting harganya di RSUD Bendan masih cukup terjangkau,”jelas Aaf.
Lebih jauh,ia menekankan pentingnya pencegahan daripada pengobatan. Menurutnya,jangan sampai masyarakat menunggu sakit terlebih dahulu untuk menjalani tindakan DSA.
"Pencegahan itu jauh lebih penting. Jangan menunggu terkena stroke baru melakukan DSA. Kalau sudah kena stroke,DSA memang membantu,tetapi hasilnya tidak bisa 100 persen. Sebelum ada sumbatan,lebih baik lakukan DSA secara rutin,bisa dua atau tiga tahun sekali sesuai kondisi tubuh,”tegasnya.
Wali Kota Aaf juga berharap ke depan BPJS Kesehatan bisa mengcover biaya layanan ini agar semakin banyak masyarakat yang terbantu. “Mudah- mudahan nanti BPJS Kesehatan bisa mengcover biaya DSA,tentu akan meringankan pasien dan lebih bermanfaat lagi untuk masyarakat luas,”tambahnya.
Sementara itu,Direktur RSUD Bendan Kota Pekalongan,dr. Dwi Heri Wibawa, menjelaskan bahwa,layanan DSA sudah diresmikan bertepatan dengan HUT ke-16 RSUD Bendan pada 21 Mei 2025. Namun jumlah pasien masih terbatas karena belum bisa menggunakan jaminan BPJS Kesehatan.
“Pasien DSA memang belum banyak, karena saat ini belum bisa melayani pasien dengan BPJS Kesehatan. Kami sudah mengajukan dan dijadwalkan ada proses reduksi pelayanan dari BPJS Kesehatan pada September atau Oktober 2025. Harapannya,layanan DSA segera ditanggung BPJS sehingga pasien yang membutuhkan lebih terbantu,”terang dr. Dwi Heri.
Mengenai biaya,ia mengungkapkan bahwa,RSUD Bendan menawarkan tarif lebih terjangkau dibanding rumah sakit besar lainnya. “Untuk pasien umum,tarif tindakan jasa DSA di RSUD Bendan Rp8,3 juta,belum termasuk obat,rontgen,dan kamar inap. Totalnya sekitar Rp10–12 juta. Di rumah sakit tipe A lain bisa mencapai Rp15 juta hingga puluhan juta rupiah. Padahal layanan dan standarnya sama,” jelasnya.
Ia menambahkan,RSUD Bendan sudah memiliki tenaga medis yang kompeten,termasuk dokter spesialis bedah saraf dengan pendidikan khusus DSA serta ahli neuroenterologi yang terlatih. Fasilitas yang digunakan adalah Cath Lab,yang sebelumnya dipakai untuk katerisasi jantung dan angiografi,kini difungsikan untuk menangani masalah pembuluh darah di otak. Layanan ini ditempatkan di ruang khusus dekat area basement RSUD Bendan.
“Seminar ini sekaligus menjadi sarana untuk mempromosikan bahwa masyarakat Kota Pekalongan dan sekitarnya tidak perlu jauh-jauh ke luar kota untuk mendapatkan layanan DSA. Dengan adanya layanan ini,kami dari RSUD Bendan berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Kota Pekalongan,” pungkasnya.
(Git-Red)
Posting Komentar