Ketua umum PWI Pusat, Akhmad Munir saat memimpin rapat persiapan untuk Kegiatan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2026 di Banten. (Dok/PWI Pusat)

Jakarta, nusantarabicara -– Terpilihnya Akhmad Munir sebagai ketua umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) merupakan pencapaian yang luar biasa membanggakan bagi organisasi wartawan tertua di Indonesia ini, ditengah perpecahan dan berita 'miris' yang sempat menerpa organisasi tersebut.

Posisi tersebut diperolehnya tidak semudah membalikkan telapak tangan, kerja keras, keuletan serta kerjasama tim menjadi kunci.

Kini, di awal kepemimpinannya menjalankan tugas sebagai ketua umum PWI yang baru, ia tertantang untuk menjadikan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2026 di Banten bukan hanya sekedar seremoni belaka namun di tengah kesulitan yang sedang melanda masyarakat kelas bawah sekarang ini, ia menginginkan (HPN) nanti menjadi mesin penggerak ekonomi masyarakat daerah.

Persiapan menuju Hari Pers Nasional (HPN) 2026 mulai dimatangkan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat. Tahun depan, perayaan akbar insan pers atau yang biasa disebut dengan HPN diyakini selalu membawa efek domino ekonomi bagi daerah tuan rumah.

Rapat koordinasi awal penyelenggaraan HPN 2026 digelar di Kantor PWI Pusat Jakarta, Jumat (24/10). Rapat ini dipimpin langsung oleh Ketua Umum PWI Pusat Akhmad Munir, didampingi Sekretaris Jenderal Zulmansyah Sekedang yang juga menjabat sebagai Ketua Panitia HPN 2026, serta jajaran pengurus pusat lainnya.

Dalam arahannya, Akhmad Munir menegaskan bahwa HPN bukan sekadar acara seremonial tahunan. Lebih dari itu, HPN adalah momentum konsolidasi nasional insan pers dan diharapkan membawa dampak nyata bagi masyarakat lokal maupun Indonesia secara keseluruhan.

“Kita ingin HPN di Banten nanti tidak hanya meriah, tetapi juga memberikan manfaat langsung bagi masyarakat dan insan pers di seluruh Indonesia,” ujar Munir yang juga menjabat sebagai Direktur Utama LKBN Antara.

Munir menjelaskan, rapat tersebut difokuskan untuk memastikan seluruh tahapan persiapan berjalan dengan baik, mulai dari Kick Off HPN, penetapan tema dan logo, hingga penyusunan agenda pra-HPN yang akan menampilkan pagelaran budaya Banten serta Kemah Wartawan Badui yang sarat nilai lokal.

Rangkaian kegiatan HPN akan dimulai sejak November 2025 hingga Januari 2026, mencakup kampanye media, safari jurnalistik, literasi digital, seminar, hingga peluncuran buku.

Puncak acara pada 9 Februari 2026 juga akan diramaikan dengan forum-forum strategis nasional, seperti:

1. Seminar pembangunan pasca Proyek Strategis Nasional (PSN)

2. Seminar pariwisata hijau

3. Konvensi media bertema keberlanjutan media di era kecerdasan buatan

4. Konferensi Kerja Nasional PWI

5. Rakernas SIWO se Indonesia

6. Kongres IKWI

Efek Domino Ekonomi di Daerah Tuan Rumah

Sementara itu, Zulmansyah Sekedang, Ketua Panitia HPN 2026, menegaskan bahwa setiap penyelenggaraan HPN selalu memberikan efek domino ekonomi bagi daerah penyelenggara.

“Setiap daerah penyelenggara HPN biasanya merasakan efek domino setelah kegiatan berlangsung. Ekonomi lokal tumbuh, investasi meningkat, pariwisata berkembang, dan biasanya ada juga dukungan langsung dari Presiden,” ujar Zulmansyah.

Ia mencontohkan beberapa daerah yang merasakan dampak positif dari penyelenggaraan HPN, seperti NTB, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, hingga Nusa Tenggara Timur.

Khusus HPN 2016 di Lombok, NTB bahkan menjadi momentum penting kebangkitan infrastruktur dan pariwisata daerah, termasuk hadirnya Sirkuit Mandalika yang kini menjadi ikon nasional.

“Setelah HPN digelar di Lombok, banyak infrastruktur baru terbangun. Sektor pariwisatanya melonjak, dan perhatian pemerintah pusat meningkat,” tambahnya.

Dengan semangat yang sama, PWI Pusat berharap HPN 2026 di Banten dapat menjadi tonggak kebangkitan ekonomi dan media daerah, sekaligus memperkuat kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan insan pers nasional.

“Kami ingin HPN 2026 menjadi lebih dari sekadar perayaan, tapi juga gerakan nyata yang membawa manfaat dan perubahan positif,” tutup Zulmansyah. (*)