www.nusantarabicara.co

www.nusantarabicara.co
Media Perjuangan Penerus Cita-cita "The Founding Fathers" Bangsa Indonesia
Home » » Ratusan Massa Berkumpul Di Gedung Joeang 45 Membentuk Wadah Institut Jenderal Besar Soeharto

Ratusan Massa Berkumpul Di Gedung Joeang 45 Membentuk Wadah Institut Jenderal Besar Soeharto

Written By Nusantara Bicara on 1 Okt 2025 | Oktober 01, 2025

Jakarta, nusantarabicara.co   --  Perjuangan H.M Soeharto  ketika menjadi Presiden Republik Indonesia terbukti telah mampu mengentaskan kemiskinan dan gangguan keamanan yang melanda negara Republik Indonesia, walaupun masih ada sedikit diskriminasi tetapi ia telah mampu membawa rakyat Indonesia merasa aman dan nyaman, negara pun melesat melakukan banyak pembangunan.

Untuk mengenang, dedikasi dan perjuangan yang telah dilakukan mantan Presiden RI ke 2 H.M Soeharto,  ratusan masyarakat berkumpul di Gedung Joeang 45, Jakarta (1/9/2025) melakukan kegiatan pembentukan wadah yang dinamakan Institute Jenderal Besar Soeharto. Berikut isi pernyataan lengkap  DEKLARASI PEMBENTUKAN INSTITUT JENDERAL BESAR SOEHARTO, tersebut.

Bahwa presiden Soeharo adalah presiden Republik Indonesia yang terlibat langsung dalam revolusi fisik dan merupakan tokoh utama dalam percepatan pembangunan ekonomi, teknologi dan industri serta politik internasional. Oleh karena itu di bawah kepemimpinan presiden Soeharto, negara Indonesia pada akhir dekade 1980-an hingga awal dekade 1990-an memperoleh predikat sebagai Macan Asia Baru (New Asian Tiger) sejajar dengan negara Korea Selatan, Hongkong, Talwan dan Singapura.

Bahwa pasca berakhirnya kepemimpinan presiden Soeharto dan digantinya UUD 1945 asli dengan UUD 2002, maka predikat negara Indonesia sebagai Macan Asia Baru menjadi sirna, seiring masuknya ideologi liberalisme dan komunisme yang dikemas oleh kekuatan global melalui investasi dan kebudayaan serta teknologi. Pancasila hanya dijadikan jargon oleh penyelenggara negara karena sejatinya kebijakan negara justru mengabaikan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Bahwa presiden Soeharto dengan political will-nya telah mengabadikan nama presiden Sukarno sebagai nama bandara setelah 18 tahun masa kepemimpinannya berakhir. Namun nama presiden Soeharto setelah 27 tahun masa kepemimpinannya berakhir, tidak satupun presiden di era reformasi yang memiliki political will; untuk mengabadikan nama presiden Soeharto dilekatkan sebagai nama institusi, gedung, tempat, jalan atau kegiatan dan lain lain. Hal ini sangat mungkin terkait dengan keberadaan kekuatan besar yang menghalanginya.

Bahwa presiden Soeharto sebagal manusia biasa dengan segala kelebihan dan kekurangannya meninggalkan warisan berharga berupa gagasan, kepemimpinan, strategi pembangunan, stabilitas nasional dan wawasan kebangsaan. Untuk mencegah warisan presiden Soeharto tersebut terkubur, warisan tersebut perlu di dokumentasikan dan di kaji secara objektif-ilmiah secara berkelanjutan. Kemudian hasil kajian dimaksud dapat dijadikan referensi pada perumusan kebijakan negara untuk di implementasikan dalam tahapan proses pembangunan.

Bahwa untuk kepentingan generasi masa kini dan mendatang diperlukan ruang kajian akademis yang independen dan terbuka untuk dapat memahami dinamika sejarah nasional termasuk peran presiden Soeharto menyelamatkan Pancasila sebagai dasar negara dari hegomuni ideologi komunisme. Dengan demikian generasi kini dan mendatang dapat mengambil nilai positifnya sehingga mereka dapat diharapkan akan lebih baik dalam penyelenggaraan negara untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan.

Untuk maksud tersebut kami warga negara Indonesia yang terdiri dari berbagai latar belakang, suku, agama dan pilihan politik yang berbeda terpanggil untuk membentuk lembaga kajian yang fokus mempelajari berbagai gagasan presiden Soeharto yang konstruktif terkait dengan persoalan ideologi politik ekonomi sosial budaya pertahanan keamanan. Dalam rangka menghormati jasa presiden Soeharto dan mengingat nama presiden Soeharto bukan merupakan hak ekslusif milik keluarga atau kelompok tertentu, maka hari ini kami umumkan berdirinya lembaga kajian dengan nama:

"INSTITUT JENDERAL BESAR SOEHARTO"

Jakarta, 1 Oktober 2025

Tertanda nama-nama deklarator :

Hartono

R. Ampi Nurkamal Tanudjiwa

Toni M. Aprami

M. Yazid Salman

Mariadi 

A. Badaey Saluy

Kun Nurachadijat 

Lukman Malanuang

Iskandar Abubakar

Taufik Rudolf Sigar

Wawan Ridwan

Hardi Ahmad 

Muhammad Nur

Shiddiq Waluyo WR.

Dedi Hermanto

Hanansyah

(dendi)

Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2018 - All Rights Reserved
Created by Nusantara Bicara