24 Nov 2025

Talkshow Penguatan Moderasi Beragama bagi Ulama Dikota BEKASI , Revitalisasi Peran Ulama Perempuan Menuju Kota BEKASI yang Nyaman dan Sejahtera


Jabar, nusantarabicara  --  PD PERSIS Kota Bekasi bekerjasama dengan Yayasan Darul Fajar Kota Bekasi menyelenggarakan kegiatan Talkshow, segmentasi talkshow ini diutamakan kepada Ulama perempuan di lingkungan Kota Bekasi. Menurut H. Dadan Kurniawan, S.Ag. selaku ketua panitia kegiatan, dalam sambutannya menyampaikan talkshow ini diselenggarakan sebagai ruang dialog terbuka dan reflektif bagi para ulama se-Kota Bekasi untuk memperkuat pemahaman dan komitmen terhadap moderasi beragama, sekaligus merevitalisasi peran ulama perempuan sebagai agen perubahan.(Rabu, 19 November 2025)

H. Abdul Kohar, S.Pd., selaku Ketua PD PERSIS Kota Bekasi menyampaikan bahwa Kota Bekasi sebagai kota urban yang multikultural memiliki tantangan tersendiri dalam menjaga harmoni sosial dan keberagaman keagamaan. Di tengah dinamika masyarakat yang kompleks, peran ulama menjadi sangat penting dalam membimbing umat menuju kehidupan beragama yang damai, toleran, dan berkeadaban. Moderasi beragama bukan hanya wacana, melainkan pendekatan aktif yang menolak ekstremisme dan mengedepankan keseimbangan antara keyakinan dan kemanusiaan. 

KH. Mahmud Rahmatullah, S.Pd.I. selaku Ketua DKM Al-Fajar menambahkan bahwa Ulama perempuan, khususnya, memiliki kontribusi yang khas dan mendalam dalam membangun narasi keagamaan yang inklusif, ramah keluarga, dan berpihak pada keadilan sosial. Namun, peran mereka sering kali belum mendapatkan ruang yang proporsional dalam forum-forum keagamaan dan kebijakan publik. Padahal, suara dan kepemimpinan ulama perempuan sangat relevan dalam menjawab tantangan zaman, termasuk dalam isu pendidikan, kesehatan keluarga, dan perlindungan sosial.

Bertindak selaku Keynote Speech adalah  Ibu Hj. Marwah Zaitun, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala Bidang Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya, Agama dan Organisasi Kemasyarakatan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Bekasi. Beliau menyampaikan bahwa peran ulama perempuan menuju kota bekasi yang nyaman dan sejahtera dapat dilakukan melalui pembinaan spiritual dan karakter, pemberdayaan ekonomi dan sosial, pendidik dan generasi penerus. Tantangan yang tengah dihadapi hari ini antara lain adalah pengaruh budaya asing, hoaks, isu SARA, dan pengaruh media sosial. Diperlukan ulama perempuan tangguh yang dapat menghadapi semua tantangan tersebut.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan, mulai dari intelektual perempuan, aktivis perempuan, dan ketua ormas perempuan yaitu Dr. Hj. Tuty Mariani, M.M. (Dewan Pakar Badan Koordinasi Majelis Taklim Masjid Indonesia/BKMM Kota Bekasi), Ir. Hj. Nur Indah Harahap, S.Komp., S.Si. (Pendiri dan Pembina Asosiasi Tuli Muslim Indonesia dan Pembina Yayasan Tuli Ibtisamah Mulia Kota Bekasi), dan Hj. Lilis Nuraini, S.Ag., M.A. (Ketua PD Persatuan Islam Istri/PERSISTRI Kota Bekasi). 

Sebagai intelektual perempuan, Dr. Hj. Tuty Mariani, M.M. menyampaikan bahwa para ulama berperan besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia: mereka menjadi penggerak rakyat, pemimpin organisasi, penyusun gagasan kebangsaan, hingga pengobar semangat jihad melawan penjajah. Peran ulama dalam mencapai kemerdekaan tidak hanya sebagai tokoh agama, tetapi juga arsitek kebangsaan. Mereka menggerakkan rakyat, menyumbangkan gagasan politik, dan mengorbankan segalanya demi tegaknya Indonesia merdeka. Tanpa ulama, perjuangan bangsa tidak akan sekuat dan sebermakna seperti yang kita kenal hari ini.

Sebagai aktivis perempuan, Ir. Hj. Nur Indah Harahap, S.Komp., S.Si. menyampaikan bahwa peran ulama (perempuan) dalam menjaga nilai kemanusiaan & keadilan sosial antara lain: 1) memberikan pengajaran kepada ummat secara efektif dan strategis; 2) memberikan keteladanan dalam kepedulian terhadap masyarakat rentan; 3) memberikan problem solving dan advokasiterhadap masalah yang dihadapi ummat; 4) berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi ummat; 5) terus belajar dan mengembangkan wawasan dan keterampilannya sesuai dengan perkembangan zaman.

Sebagai salah satu ketua ormas perempuan di Kota Bekasi, Hj. Lilis Nuraini, S.Ag., M.A. menyampaikan bahwa  dakwah di era digital menghadapi tantangan berupa persaingan konten,  maraknya informasi tidak valid, keterbatasan literasi digital da’i, dan komersialisas iajaran. Untuk menjawabnya, dakwah perlu mengadopsi strategi yang memanfaatkan teknologi secara optimal melalui konten yang menarik, penggunaan berbagai platform digital, peningkatan kompetensi digital da’i, serta menjaga keaslian ajaran. Interaksi dengan audiens dan penerapan etika komunikasi daring juga menjadi kunci agar dakwah tetap efektif, inklusif, dan relevan di tengah perubahan masyarakat modern.

Di akhir acara, semua sepakat bahwa dengan penguatan moderasi beragama dan revitalisasi peran ulama perempuan, Kota Bekasi meneguhkan komitmennya untuk menjadi ruang yang nyaman, sejahtera, serta harmonis dalam keberagaman. Penguatan moderasi beragama bagi ulama di Kota Bekasi, terutama ulama perempuan, diharapkan dapat menjadi kunci untuk mewujudkan Kota Bekasi yang nyaman dan sejahtera, di mana semua warga dapat hidup dalam harmoni dan toleransi, serta mencapai kemajuan dan kemakmuran bersama. (Agus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Wujudkan Tranformasi Polri yang Profesional, Kapolri Kumpulkan Kapolda dan Kapolres se-Indonesia

Jakarta, nusantarabicara     --   Polri akan menggelar Apel Kasatwil Tahun 2025 pada 24 - 26 November 2025 di Mako Pusat Latihan Korbrimob P...