
"Sejarah
secara jujur jelas menegaskan peran umat Islam dalam merebut dan
mengawal kemerdekaan. Itu menunjukkan fitrahnya umat Islam di
Indonesia," kata Hidayat Nur Wahid dalam acara tasyakuran 74 tahun
Hijriyah Proklamasi Kemerdekaan RI di Gedung DPP PKS Jakarta Selatan,
Ahad (4/6/2017).
Dalam
orasinya, Hidayat juga mengungkapkan bahwa sejarah kemerdekaan RI juga
mengungkapkan bahwa perbedaan latar belakang agama, politik dan ormas
juga telah diakomodir dalam proses kemerdekaan RI.
"Sejarah
jelas menunjukkan kemerdekaan RI dipikirkan, disepakati oleh latar
belakang politik, ormas dan agama yang berbeda. Semuanya bersepakat
membangun negara ini yang memperjuangan kepentingan unsur bangsa,"
tambah Wakil Ketua MPR RI ini.
Penjelasan
Hidayat juga terkait munculnya sikap-sikap dari sekelompok orang yang
seolah-olah baru bangun tidur lalu menegaskan pentingnya Pancasila,
Bhinneka lalu kemudian menuduh umat Islam yang tidak pancasilais dan
tidak bhinneka.
"Banyak
peran Muslim dan tokohnya yang sering tertutupi. Kita tahunya H
Muthahar. Nama aslinya Habib Muhamad Ibnu Husain al Muthahar. Dialah
yang menciptakan lagu Syukur, Hari Merdeka dan Mars Pramuka. Itu habib
asal Semarang," kata Hidayat.
Ia
juga menambahkan bahwa tokoh Islam seperti Muhammad Natsir melakukan
terobosan pada 3 april 1950. Dalam orasinya di parlemen, Muhammad Natsir
yang mewakili umat Islam menolak RI dibagi-bagi. Sikap itu lalu
disepakati oleh perdana menteri Muhammad Hatta, dan pada 17 agustus 1950
Soekarno menyatakan kembali ke bentuk NKRI.
Hidayat
juga mengungangkan fatwa ulama yang dikeluarkan oleh pendiri Nahdlatul
Ulama (NU) dalam menjaga NKRI dalam bentuk tiga butir fatwa. Fatwa
tersbut adalah memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan RI adalah
fardhu a'in, yang meninggal sebagai syuhada, yang berkhianat boleh
dihukum mati.
"Keberkahan
fatwa itu menghadirkan perlawanan dari umat sehingga Belanda yang
mendompleng sekutu bisa dikalahkan di Surabaya," tambah Hidayat.
Mantan
ketua MPR ini dalam orasinya juga mengoreksi sikap umat Islam yang
tidak bersikap tepat dalam menjaga warisan para leluhur yang luar biasa
ini.
"Kita juga mesti
waspada pada kelompok atau tangan-tangan yang sengaja ingin mengadu
domba, yang ingin membuat gaduh dan melemahkan bangsa Indonesia. Mereka
tidak ingin RI kokoh dan kuat," kata Hidayat.
Sementara
itu sejumlah anggota veteran yang hadir juga menegaskan tentang peran
umat Islam dalam merebut dan menjaga kemerdekaan. "Dari awal umat Islam
telah berjasa dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia,"
kata Muhamad Ghozi salah satu perwakilan Legiun Veteran yang hadir.@AD
Posting Komentar