Komunitas Tiga Batu Tungku yang terdiri dari tiga elemen masyarakat Papua, Maluku dan NTT (Nusa Tenggara Timur) akan menggelar Festival Seni dan Budaya Melanesia Nusantara dengan tajuk "Dari Melanesia untuk Indonesia Raya" pada tahun 2018.
Festival Dari Melanesia untuk Indonesia Raya direncanakan akan dilaksanakan bersamaan dengan Hari Kebangkitan Nasional, Mei 2018.
Rencana festival tersebut disepakati setelah Komunitas Tiga Batu Tungku mengadakan jamuan makan malam dengan beberapa tokoh Indonesia yakni Komarudin Watubun (tokoh Papua), Ivan Nestorman (NTT), Glenn Fredly (Maluku), Berty Fernandes (NTT), Servas Pandur (NTT), Gabriel Mahal (NTT), dan lainnya.
Sebelum gelaran Festival Seni dan Budaya Melanesia 2018, Komunitas Tiga Batu Tungku terlebih dahulu akan menggelar acara Karnaval Tiga Batu Tungku di Bundaran HI Jakarta pada pertengahan Februari 2018.
Koordinator Tiga Batu Tungku, Matias Mboi menjelaskan bahwa prosesi karnaval budaya ini nantinya akan disemarakkan dengan parade budaya Tiga Batu Tungku dari tiga penjuru menuju bundaran Hotel Indonesia.
Lebih lanjut ia menjelaskan, nantinya perwakilan dari masing-masing daerah menuangkan air dan tanah di Bundaran Hotel Indonesia Jakarta sebagai wujud ekspresi rasa cinta akan tanah Air Indonesia. Air, tanah dan batu tersebut diambil langsung dari mata air dan tanah yang ada di wilayah masing-masing.
"Usai prosesi ini dilanjutkan dengan membentangkan spanduk yang bertuliskan ?Dari Melanesia Untuk Indonesia Raya? sebagai tanda peluncuran Festival Melanesia Nusantara 2018," ujar Matias.
Dikatakan, tujuan Festival Seni dan Budaya Melanesia ini sendiri adalah untuk mengangkat seni dan budaya lokal demi memperkuat kebhinekaan serta semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
"Wilayah Indonesia Timur itu tidak hanya kaya akan sumber daya alamnya, tetapi juga memiliki budaya lokal (local wisdomnya) yang sangat potensial. Dan ini harus diberdayakan agar memberi warna perekat serta kecitaan bagi bangsa ini," katanya.
Seorang musisi asal NTT, Ivan Nestorman mengatakan acara festival ini diisi dengan parade kolosal seniman dan budayawan Indonesia yang berasal dari Papua, Maluku dan NTT sekaligus menunjukkan eksistensi seni dan budaya melanesia di tiga wilayah timur Indonesia di pentas nasional.
"Ini ajang etalase seniman dan budayawan Indonesia Timur. Semua pengisi acara nanti adalah putra-putri daerah dari kawasan Melanesia di Indonesia Timur," katanya, semangat.
Sementara itu Glenn Fredly mengatakan perlunya mengangkat seni dan budaya ini sebagai salah satu bagian dari pergaulan anak-anak melanesia agar nilai-nilai seni dan budaya Indonesia dapat bertahan dalam berbagai tantangan perubahan zaman.
"Packaging konsep event festival ini akan mengikuti gaya anak jaman now dan perilaku anak muda melaneal sehingga tidak saja akan melibatkan diaspora Tiga Batu Tungku di Jakarta dan sekitarnya tetapi menjadi bagian dari hajatan anak muda melaneal di Jakarta saat ini," tuturnya. (*)
Posting Komentar