NDUGA - Pengejaran kelompok bersenjata yang dilakukan oleh aparat keamanan
Indonesia masih berlangsung di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua hingga
Rabu (11/7/2018) siang. Demikian disampaikan oleh Bupati Nduga Yarius
Gwijangge.
“Tembakannya diarahkan ke TPN/OPM di Alguru. Tidak ada serangan ke
masyarakat. Mereka (aparat keamanan) lakukan serangan ke tempat dimana
OPM berada,” ungkap Bupati Yarius, dikutip suarapapua.com, yang salah dalam pemberitaan itu.
Yarius juga menegaskan tidak ada korban di pihak warga sipil.
Menurutnya, tindakan aparat keamanan tersebut dilakukan untuk menjalankan tugas mereka.
Meski demikian, ia menegaskan telah meminta kepada pihak kepolisian
untuk tidak melakukan tembakan atau serangan dari udara karena
dikhawatirkan bisa mengakibatkan warga sipil menjadi korban.
“Saya minta warga tidak lari sembunyi ke hutan,” ujar Yarius mengenai
warganya yang datang melapor kepada dirinya. Ia bahkan meminta warga
untuk sama-sama menyaksikan serangan yang sedang terjadi.
Bupati Nduga dua periode ini menjelaskan bahwa aparat keamanan
menggunakan jalur sungai dari Timika menuju Keneyam setelah singgah di
Asmat karena tidak ada pesawat yang bisa digunakan.
Mengenai tembakan dari udara, Bupati Yarius menyebutkan tembakan
tersebut berasal dari sebuah helikopter yang berputar di atas Keneyam.
“Heli itu aksesnya dari Timika. Mereka tembak di atas Alguru,” lanjut Bupati Yarius.
Wakapolda Papua Brigjen Pol Yakobus Marjuki mengakui ada sekitar 100
personel polisi yang diperbantukan ke Nduga untuk mengejar kelompok
bersenjata yang melakukan penembakan aparat keamanan dan warga sipil
pada tanggal 25 Juni, setelah sebelumnya menembaki pesawat yang
mengangkut aparat keamanan yang menuju Nduga untuk pengamanan Pilkada.
“Sekitar 100 personel yang diperbantukan untuk mengejar kelompok
bersenjata yang menyerang warga sebelum pilkada lalu,” ujar Wakapolda,
Rabu (11/7/2018) di Kantor Kepolisian Daerah Papua, Jayapura.
Beberapa saat setelah insiden penyerangan oleh kelompok bersenjata di
Keneyam Nduga pada tanggal 25 Juni, Kapolri Jenderal Tito Karnavian
menegaskan pengiriman pasukan tambahan ke Nduga. Menurutnya, serangan
bersenjata yang "memanfaatkan situasi pilkada" tidak akan menganggu
upaya pengamanaan pelaksanaan pilkada di Kabupaten Nduga, Papua.
"Kita tidak akan mundur, kita akan tetap kirim pasukan. Saya sudah
sampaikan ke Pak Kapolda, kalau kurang, kita akan tambah lagi," kata
Tito saat itu.
Sejumlah laporan menyebutkan, Kepolisian Daerah (Polda) Papua telah
meminta bantuan pengamanan 700 personil tambahan dari Polda Papua Barat
dan Korps Brigade Mobil Kelapa Dua, Depok dalam rangkaian pengamanan
pilkada serentak di Papua.
Selain itu, sekitar 3.000 personil pasukan TNI juga dilaporkan akan ikut membantu pengaman jalannnya pilkada di Papua. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar