NUBIC,.JAKARTA,Kebakaran
hutan dan lahan masih melanda di wilayah Kalimantan Barat. Tim satgas
terpadu terus berjibaku untuk padamkan api kebakaran hutan dan lahan.
Satgas darat dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, Dinas Pemadam
Kebarakan, Satpol PP dan relawan terus memadamkan di darat. Satgas udara
melakukan pemadaman dari udara. BNPB mengerahkan 10 helikopter yang
digunakan untuk patroli dan water bombing. BNPB dan BPPT juga terus
melakukan hujan buatan atau teknologi modifikasi cuaca menggunakan
pesawat Casa 212-200 TNI AU.
Sudah 5 ton bahan semai Natrium Clorida
(CaCl) ditaburkan ke dalam awan-awan potensial di angkasa. Dalam
beberapa hari turun hujan, meski tidak merata. Namun mengurangi jumlah
kebakaran yang ada.
Dijelaskan dalam rilis tertulis Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho yang diterima redaksi,Lahan
gambut yang terbakar menyebabkan kendala dalam pemadaman. Selain itu
cuaca kering, air mulai terbatas, dan daerah yang terbakar cukup luas
menghambat upaya pemadaman.
Banyaknya
titik panas kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat ini terkait
dengan kebiasaan masyarakat membakar lahan sebelum membuka lahan.
Masyarakat di Kabupaten Sanggau, Sambas, Ketapang, Kubu Raya dan lainnya
memiliki tradisi "gawai serentak", yaitu kebiasaan persiapan musim
tanam dengan membuka lahan dengan cara membakar. Meskipun pemerintah
daerah telah melarang namun ternyata kebiasaan ini masih dipraktekkan di
banyak tempat. Tantangan ke depan bagaimana memberikan solusi kepada
masyarakat agar dapat menerapkan pertanian tanpa bakar atau insentif
tertentu.
Aparat kepolisian
terus meningkatkan patroli dan penegakan hukum terkait dengan
kesengajaan membakar hutan dan lahan ini. Sosialisasi juga terus
ditingkatkan kepada semua pihak agar tidak membakr dan melakukan
pencegahan.
Sementara itu,
hasil pantauan 24 jam terakhir dari satelit Aqua, Terra, SNPP pada
katalog Modis Lapan terdeteksi 885 titik panas (hotspot) kebakaran hutan
dan lahan di Kalimantan Barat pada 23/8/2018 pukul 07.13 WIB. Dari 885
titik panas tersebut 509 titik panas kategori sedang dan 376 titik panas
kategori tinggi.
Jumlah 885
titik panas di Kalimantan Barat ini adalah terbanyak dibandingkan
provinsi lain di Indonesia. Daerah yang cukup banyak terdeteksi titik
panas adalah Kalimantan Tengah adalah 151 titik panas. Secara
keseluruhan terdapat 1.231 titik panas di Indonesia pada 23/8/2018 pukul
07.13 WIB. Daerah lainnya jumlah hotspot tidak terlalu banyak. Upaya
pemadaman terus dilakukan tim satgas terpadu di daerah-daerah rawan
kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Kalimantan
Tengah dan Kalimantan Selatan.
Dampak
kebakaran hutan dan lahan di Kota Pontianak telah menyebabkan kualitas
udara berdasarkan konsentrasi partikulat (PM10) terukur 166 mikro gram
per meter kubik atau kategori tidak sehat pada 23/8/2018 pagi. Sebaran
asap mengarah ke utara di wilayah Kalimantan Barat bagian barat.
Sebanyak 2.000 orang dilaporkan menderita sakit ISPA selama musim
kemarau ini.
Bandara
Internasional Supadio di Pontianak tetap beroperasi normal. Jarak
pandang 4 kilometer. Sementara itu sekolah sudah masuk kembali, setelah
sebelumnya sekolah diliburkan selama 20 – 22 Agustus 2018 karena
pengaruh asap kabakaran hutan dan lahan.
Dampak
kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kalimantan Barat, telah
menyebabkan empat orang meninggal dunia sejak sebulan terakhir. Jumlah
ini merupakan data per 21/8/2018. Korban meninggal akibat terpapar asap
dan api saat lahan di sekitarnya terbakar. Mereka terjebak dalam
kepungan api yang dibuat untuk membersihkan lahan. Keempat korban
berasal dari daerah yang berbeda yaitu Kabupaten Melawi, Sambas dan
Sintang.
BMKG telah
mengeluarkan peringatan dini bahwa cuaca makin kering dan berpotensi
memicu kebakaran hutan dan lahan. Hujan akan makin berkurang. Puncak
kemarau terjadi selama Agustus hingga September. Untuk dihimbau
masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan. Lakukan
pencegahan dan tingkatkan patroli. Apalagi di lahan gambut, jika sudah
terbakar sulit dipadamkan.
Tim
satgas terpadu akan terus melakukan upaya pencegahan dan pemadaman
kebakaran hutan dan lahan. Cuaca yang makin kering akan menjadi
tantangan yang lebih berat. Tapi tim gabungan dari TNI, Polri, BPBD,
Manggala Agni, SKPD dan relawan ini akan terus bekerja untuk mencegah
dan memadamkan kebakaran hutan dan lahan.
Posting Komentar