Maritim--Surabaya,
Jatim - Menko Maritim Luhut Pandjaitan memenuhi undangan silaturahmi
dengan para pengurus dan ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU)
Jawa Timur pada hari Kamis (23/8) di kantor PWNU Jatim di Surabaya.
Pada
kesempatan tersebut Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar melaporkan apa
saja yang telah dilakukan organisasi yang dipimpinnya dalam membantu
korban gempa bumi di Lombok.
"Semangat
kami adalah solidaritas dalam membantu sesama yang sedang ditimpa
musibah. Alhamdulillah warga NU di sini antusias dalam mengumpulkan
bantuan, Pak. Tidak dibutuhkan waktu lama untuk mengumpulkan uang
senilai satu miliar pada saat itu. Sumbangan yang kami terima berupa
material, uang kertas hingga uang koin. Semua kami sampaikan kepada
korban gempa di Lombok," ujar KH Marzuki kepada Menko Luhut sambil
memperlihatkan uang sumbangan dalam boks kardus dari salah satu pengurus
cabang yang diterima PWNU pada hari itu.
Dijelaskannya
bahwa, NU Jawa Timur telah membantu membangun 12 sekolah darurat berupa
tenda dan fasilitas belajar darurat untuk murid-murid sekolah yang
sekolahnya hancur karena gempa.
Pada
pertemuan tersebut Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim, KH Anwar Iskandar
yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al Amin, Kediri menawarkan kepada
pemerintah untuk membantu pendidikan anak-anak korban gempa.
"Jika
karena musibah ini para murid-murid di sana sulit melanjutkan
pendidikan mereka atau terjadi stagnasi di bidang pendidikan, kami
pondok-pondok pesantren di Jawa Timur bersedia menampung mereka agar
pendidikan mereka tidak terhenti. Tentu saja akan kita sesuaikan dengan
keadaan para murid. Murid yang SMP atau SMA bisa kita salurkan ke pondok
yang memiliki SMP atau SMA. Tentu saja kami akan meminta bantuan Diknas
untuk mempermudah proses pemindahan dan ujian mereka," ujar KH Anwar.
Menko Luhut menyambut baik ide tersebut, dan berjanji akan membantu apa saja yang dibutuhkan untuk melancarkan rencana ini.
"Saya
sudah bertelepon dengan Gubernur NTB, Pak Zainul Majdi, beliau
menyambut baik ide ini. Saya mendukung ide ini dan akan membantu secara
maksimal. Mungkin kita bisa manfaatkan pesawat-pesawat pengangkut
bantuan dari Lombok yang kosong untuk membawa para murid kesini."
ujarnya.
KH Anwar
mengatakan PWNU Jatim berkomitmen membantu pemerintah dalam mengatasi
persoalan ini dan memahami bahwa pemerintah telah melakukan yang
terbaik.
"Perlakuan yang
diterapkan sama bahkan mungkin lebih dari perlakuan yang diberikan saat
menghadapi bencana nasional. Ribuan personel baik tentara maupun sipil
telah dikerahkan, alutsista seperti helikopter dan pesawat pengangkut
bantuan sudah di sana. Kemenkeu telah mengeluarkan dana sekitar
triliunan rupiah. Jadi tidak benar jika ada yang mengatakan jumlah yang
dikeluarkan pemerintah hanya 32 miliar," jelas Menko Luhut.
Menko
Luhut mengatakan, pada ratas yang membahas gempa Lombok pemerintah
bersepakat agar rumah-rumah yang diperbaiki tersebut harus memiliki
struktur yang bagus supaya tidak terjadi lagi seperti ini.
Direktur
Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Kementerian PUPR Danis Sumadilaga yang
ikut dalam pertemuan tersebut menjelaskan bahwa, Kementeriannya telah
melakukan berbagai upaya perbaikan infrastruktur dari pembangunan
kembali rumah-rumah warga, sarana-sarana umum hingga air bersih.
"Pemerintah
memutuskan untuk memberi bantuan sejumlah Rp 10 juta untuk rumah dengan
kerusakan ringan, Rp 25 juta untuk rusak menengah dan Rp 50 juta untuk
rusak berat," ujar Dirjen Cipta Karya.
Untuk
komponen yang paling mahal, lanjutnya, seperti besi dan semen akan
dipasok oleh BUMN untuk memastikan harga pembangunannya sama dan semua
menggunakan komponen dalam negeri. Menurutnya bantuan tersebut sejauh
ini sudah diserahkan kepada 5,000 orang, dari 60 ribu rumah penerima
program pembangunan rumah.
Inpres
Kepada
pengurus PWNU Menko Luhut mengabarkan bahwa Presiden telah
menandatangani Instruksi Presiden (Inpres) penanganan gempa bumi di
Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Menurut Menko Inpres ini adalah salah
satu bentuk tanggung jawab pemerintah pusat. "Penanganan yang
dilakukan terhadap bencana di Lombok sudah dilakukan dalam skala dan
tingkat nasional," ujar Menko Luhut serius.
Terlebih
lagi, kutip Menko dari Gubernur Majdi (Tuan Guru Bajang) bahwa saat
ini rakyat NTB membutuhkan penanganan yang maksimal. "Gubernur Majdi
mengatakan apabila gempa Lombok ini dinyatakan sebagai bencana nasional,
maka Pulau Lombok dan Sumbawa akan 'mati' dan pemulihannya akan lama.
Padahal, sektor pariwisata adalah salah satu andalan pertumbuhan ekonomi
NTB," ujar Menko Luhut.
Menurutnya
provinsi NTB masih mengandalkan pemasukan dari sektor pariwisata. Data
terakhir dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tercatat
1.005 kali gempa susulan di Lombok, jumlah korban jiwa mencapai 515
orang dan korban luka-luka 7.145 orang, jumlah pengungsi mencapai
431.416, rumah rusak 73.843 unit, fasilitas umum dan sosial yang rusak
798 dan kerugian akibat gempa di Lombok diperhitungkan mencapai Rp 7,7
triliun.
Sebelumnya Menko
Luhut bertemu dengan komunitas Tionghoa di Jawa Timur, dalam pertemuan
tersebut Menko Luhut menyampaikan capaian-capaian dan apa saja yang
harus diperbaiki pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan.
Posting Komentar