Presiden
Joko Widodo pada Jumat pagi, 31 Agustus 2018, mengunjungi Pusat Misi
Pemeliharaan Perdamaian TNI, di Sentul, Kabupaten Bogor. Kedatangan
Presiden tersebut untuk melepas satuan tugas batalion gerak cepat dan
satuan tugas maritim TNI yang masing-masing akan diberangkatkan ke Kongo
dan Lebanon dalam rangka misi perdamaian.
Didampingi
oleh Menkopolhukam Wiranto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi,
Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi,
dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Kepala Negara tiba di lokasi
pada pukul 09.05 WIB. Selanjutnya, Presiden bertindak sebagai inspektur
upacara pelepasan kontingen perdamaian Indonesia.
"Hari
ini Indonesia berbangga. Bukan hanya bangga atas prestasi para atlet
kita di Asian Games. Bukan hanya bangga atas 30 medali emas yang mereka
raih sampai hari ini. Tetapi Indonesia juga bangga akan melepas
Kontingen Garuda untuk misi perdamaian di Republik Demokratik Kongo dan
Lebanon," ujar Presiden kepada 960 personel dari dua satuan tugas yang
akan diberangkatkan.
Menurut
Presiden, Indonesia memiliki sejarah panjang dalam upaya menjaga
perdamaian dunia. Kontingen perdamaian Garuda, di bawah bendera
perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), telah mengambil peran
ketika terjadi pergolakan di Gurun Sinai pada 1957.
Sejak
saat itu, Indonesia telah mengirimkan lebih dari 38.000 pasukan penjaga
perdamaian PBB. Indonesia pun kini masuk dalam jajaran 10 besar negara
pengirim pasukan perdamaian.
"Dengan
keberangkatan hari ini maka pasukan Indonesia yang bertugas (secara
bersamaan) saat ini berjumlah 3.532 personel. Artinya, kita telah
mencapai 88,3 persen dari target 4.000 personel yang kita canangkan.
Saya instruksikan agar target 4.000 segera tercapai," imbuhnya.
Sebelumnya,
melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018,
pemerintah berupaya untuk turut serta menjaga ketertiban dunia dengan
mengirimkan 4.000 pasukan perdamaian hingga tahun 2019 mendatang.
Pasukan-pasukan tersebut akan ditempatkan di wilayah penugasan PBB.
"Kontribusi
Indonesia tidak terbantahkan. Indonesia memiliki kredensial, rekam
jejak, dan sejarah panjang. Sekali lagi, ini adalah kepercayaan terhadap
bangsa Indonesia sekaligus amanah yang harus kita pikul dan tunaikan
bersama," tuturnya.
Selain
itu, Presiden Joko Widodo menyatakan rasa bangganya kepada para pasukan
TNI karena dalam menjalankan tugasnya kontingen Garuda menggunakan
produk strategis buatan dalam negeri. Hal ini sekaligus menjadi bukti
keandalan alutsista buatan Indonesia.
"Ini sekaligus menjadi etalase bagi keandalan produk industri strategis Indonesia," ucapnya.
Untuk
diketahui, mengutip siaran pers Pusat Penerangan Mabes TNI pada 31
Agustus 2018, keberangkatan 850 personel satuan tugas batalion gerak
cepat ke Kongo dan 120 (10 di antaranya berangkat mendahului) personel
satuan tugas maritim TNI ke Lebanon merupakan penugasan berskala besar
yang pertama bagi Indonesia.
Partisipasi
Indonesia pada misi pemeliharaan perdamaian PBB ini juga menjadi salah
satu rekam jejak yang menjadi pertimbangan bagi terpilihnya Indonesia
sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020.
Indonesia akan memulai keanggotaannya pada tanggal 1 Januari 2019.
Posting Komentar