Kongo, nusantarabicara.co - Sejumlah 41 personel Satgas TNI RDB MONUSCO melaksanakan _assessment_ _Long Range Mission_ (LRM) sejauh 189 Km di Provinsi Tanganyika, Republik Demokratik Kongo yang masih berstatus red zone.
Hal itu disampaikan Dansatgas TNI Konga XXXIX-A RDB MONUSCO, Kolonel Inf Dwi Sasongko dalam rilis tertulisnya di Kongo, Jumat (14/6 /2019).
Latihan yang dilakukan bersama UN Departement of Safety and Security (UNDSS) tersebut, berlangsung selama tiga hari, mulai tanggal 10 sampai 12 Juni, dengan tujuan untuk menjamin keselamatan dan keamanan staf UN dalam melakukan aktivitas di wilayahnya.
‘’Selama latihan berlangsung tim LRM singgah di desa-desa untuk melaksanakan koordinasi dengan aparat kemanan lokal diantaranya _Armed Forces of the Democratic Republic of the Congo_ (FARDC) dan _Police National Congo_ (PNC),’’ terangnya.
Dwi menuturkan, daerah Axist Nyunzu yang digunakan sebagai tempat latihan, merupakan daerah yang belum terjamah oleh pasukan UN serta memiliki medan yang sulit ditembus oleh kendaraan dan berstatus _red zone_.
‘’Tahun lalu pernah terjadi _ambush_ atau penyergapan yang dilakukan oleh kelompok bersenjata kepada Batalyon Benin yang mengakibatkan 11 pucuk senjata dirampas,’’ ungkapnya.
‘’Namun dengan berbagai kegiatan Civil and Military Coordination (Cimic) yang kita gelar ternyata mampu mempengaruhi serta mengajak masyarakat untuk kembali menempati desa-desa yang telah lama ditinggalkan,’’ lanjutnya.
Bahkan masyarakat setempat berharap, Satgas Indo RDB dapat kembali lagi ke Nyunzu, dan warga berjanji akan menyerahkan senjatanya, serta kembali sebagai warga masyarakat biasa.
“LRM merupakan salah satu sarana pembinaan teritorial atau Cimic yang memiliki dampak positif dan sangat besar sehingga diharapkan “gaungnya” didengar oleh warga pelosok desa di wilayah Propinsi Tanganyika, Republik Demokratik Kongo,’’ ucapnya.
”Saat perjalanan dari Kalemie menuju Nyunzu, tim terbagi dua, diantaranya Nyemba dan Nyunzu. Pada tiap-tiap etape dilakukan pula kegiatan Cimic berupa pelayanan kesehatan gratis, psikologi sosial dan perpustakaan mini,’’ kata Dansatgas.
”Disela-sela itu pula, kita menggelar pertemuan dengan kepala desa serta tokoh masyarakat, untuk membangun komunikasi dua arah, dari Satgas kepada masyarakat dan dari masyarakat kepada Satgas,’’ pungkasnya. (Dispenad)
Posting Komentar