31 Okt 2020

Empathy Building Bhabinkamtibmas Kelurahan Tomang Dengan Bagikan Paket Beras Ukuran 5 kg Dari Polri


Jakarta, nusantarabicara.co - Sejak diberlakukannya jaga jarak fisik (physical distancing) sebagai upaya menekan penyebaran virus  COVID-19, perekonomian pun menjadi terganggu.  Menanggapi hal tersebut, Kepolisian Sektor Tanjung Duren Jakarta Barat melalui Bhabinkamtibmas Kelurahan Tomang, Aiptu Ismail, melaksanakan  Empathy Building dengan Pembagian paket beras ukuran @5 kg dari Polri melalui Polsek Tanjung Duren  kepada  warga masyarakat yang terdampak wabah COVID-19 khususnya  di wilayah Tomang, Grogol Petamburan Jakarta Barat.  

Kapolsek Tanjung Duren Polres Metro Jakarta Barat Kompol Agung Wibowo mengatakan,  tujuan kegiatan yang dilaksanakan ini selain dalam rangka Polri peduli COVID-19, juga untuk membangun empathy dan hubungan sosial dengan masyarakat khususnya masyarakat yang membutuhkan. 







"Kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian antar sesama," ungkap Kompol Agung, Sabtu  (31/10/2020).  Disamping itu juga, lanjut Agung, pihaknya mengimbau akan dampak bahaya dari penyebaran COVID-19, dengan melakukan himbauan atau edukasi tentang bahayanya Virus COVID-19 kepada masyarakat .  "Adapun dalam pembagian beras tersebut secara door to door guna untuk meringankan beban masyarakat khususnya yang berpenghasilan harian dan Lansia karena dampak dari pandemi COVID-19," ujarnya. (Eman)

Tersinggung Karena Suara Klakson 2 Pemuda Aniaya Warga Negara Asing



Jakarta, nusantarabicara.co - Hanya karena tersinggung di klakson kendaraan saat berpapasan, seorang korban warga negara asing ( WNA ) asal pakistan yang diketahui bernama Muhammad Imran (28) dianiaya oleh 2 orang di jalan tomang pulo gg V Jati Pulo Palmerah Jakarta barat  Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta.

Barat Kompol Teuku Arsya Khadafi saat dikonfirmasi Membenarkan adanya kejadian penganiayaan tersebut  " ya benar kejadian tersebut terjadi pada 24 Agustus 2020 yang lalu saat korban berpapasan dengan pengendara lain lalu korban mengklakson kemudian timbul penganiayaan " ujar kasat reskrim Polres Metro Jakarta Barat Kompol Teuku Arsya Khadafi saat dikonfirmasi Sabtu 31/10 /2020. 


1 dari 2 Pelaku berhasil kami amankan diantaranya berinisial BIT ( 33 ) dan satunya lagi DT sedang kami lakukan pengejaran  Arsya menjelaskan bahwa kejadian tersebut terjadi saat antara kendaraan milik korban dengan pelaku berpapasan di jalan tomang pulo gg V Jati Pulo Palmerah Jakarta barat kemudian korban membunyikan klakson namun pelaku tersinggung gara gara mendengar suara klakson dari kendaraan milik korban  Karena pelaku tersinggung kemudian pelaku yang pada saat ini berboncengan dengan temannya turun dari kendaraan kemudian menghampiri korban dan terjadi cek cok mulut lalu korban mendapatkan pemukulan hingga penyerangan dengan senjata tajam oleh para pelaku. 

 

Akibat dari penyerangan tersebut korban mengalami luka goresan pada bagian punggung dan luka disekitar kepala korban kemudian korban langsung melaporkan ke Polres Metro Jakarta Barat   Setelah mendapatkan adanya laporan tersebut kemudian anggota kami dibawah pimpinan Kanit Krimum Polres Metro jakarta barat Akp Dimitri Mahendra dan Kasubnit Jatanras Polres Metro Jakarta Barat Ipda M Rizky Ali Akbar beserta team melakukan penyelidikan disekitar tempat kejadian perkara.

Dari hasil kerja keras anggota nya dilapangan pada 27 Oktober 2020 berhasil melakukan penangkapan terhadap pelaku BIT ( 33 ) yang saat itu sedang bersembunyi dirumah keluarga lainnya.   Adapun barang bukti yang berhasil disita dari penangkapan tersebut diantaranya berupa 1 buah jaket tersangka saat di TKP, 1 buah HP milik tersangka, 1 buah KTP tersangka, 5 buah atm dan 2 jam tangan  Guna mempertanggung jawabkan atas perbuatan nya pelaku dikenakan pasal 170 KUHPidana dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara. (Eman)

Puluhan Warga Terjaring Pada Razia Masker Yang digelar Tiga Pilar Tambora



Jakarta, nusantarabicara.co - Puluhan warga terjaring razia masker yang digelar tiga pilar Tambora Jakarta Barat di Jalan Latumenten, Jembatan Besi, Sabtu (31/10/2020).  
 
Kapolsek Tambora Polres Metro Jakarta Barat Kompol M Faruk Rozi mengatakan, belasan pelanggar yang terjaring dikenakan sanksi sosial berupa membersihkan fasilitas umum.  "Ada 28 pelanggar yang kita kenakan sanksi sosial. Mereka kami tindak karena tidak mematuhi protokol kesehatan salah satunya tidak memakai masker," ujar Kompol Faruk.  
 




Faruk menjelaskan, Operasi Yustisi dilaksanakan dalam rangka penegakan disiplin protokol kesehatan sebagai upaya penanggulangan COVID-19.   “Adapun sasaran dalam giat operasi yustisi adalah warga pengguna jalan. Baik pejalan kaki, pengendara sepeda motor maupun roda empat yang tidak mengindahkan atau melanggar protokol kesehatan," jelas dia. 
 
Kegiatan Operasi Yustisi ini juga dilaksanakan dengan memberikan edukasi kepada seluruh masyarakat agar dapat bekerjasama dan ikut serta memutus mata rantai penyebaran COVID-19  "Kami tidak segan-segan mengimbau kepada masyarakat agar mematuhi kebijakan pemerintah dan mengikuti tatanan adaptasi kebiasaan baru dengan 3 M yakni Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak," imbuhnya. (Eman)

Seumur Hidup



31 October 2020
Oleh : Dahlan Iskan


SEKALI gebrak Kejaksaan Agung sudah mengalahkan siapa saja –dalam menuntut hukuman seumur hidup terdakwa kasus korupsi dan pencucian uang.

KPK misalnya, selama ini menuntut hukuman seumur hidup untuk satu orang: Akil Mochtar, ketua Mahkamah Konstitusi yang menggantikan Mahfud MD.

Waktu itu, 2013, hakim di pengadilan negeri Jakarta, benar-benar menjatuhkan hukuman sesuai dengan tuntutan jaksa KPK. Itu dalam kasus suap untuk Akil yang mencapai Rp 57 miliar.

Sekarang ini, Kejaksaan Agung, sekali hentak langsung menuntut enam orang dengan hukuman seumur hidup. Tuntutan itu begitu mengena sehingga hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pun menjatuhkan hukuman sesuai dengan tuntutan jaksa.

 
Mereka adalah –Anda sudah tahu­–Mantan Direktur Utama PT Jiwasraya Hendrisman Rahim, Mantan Direktur Keuangan Jiwasraya Hary Prasetyo, Mantan Kepala Divisi Investasi dan Keuangan Jiwasraya Syahmirwan, dan Direktur PT Maxima Integra Joko Hartono Tirto. Lalu Komisaris Utama PT Trada Alam Minera Heru Hidayat. Terakhir Direktur Utama PT Hanson International Tbk Benny Tjokrosaputro.

Di antara enam orang itu ada yang statusnya "turut melakukan". Yakni Benny Tjokroseputro (Bentjok). Berarti bukan pelaku utama. Tapi tuntutan jaksa sama dengan pelaku utamanya: seumur hidup.

Padahal biasanya hukuman bagi "turut melakukan" lebih ringan dari "yang melakukan".

Maka lembaga seperti MAKI (Masyarakat Anti Korupsi Indonesia) menyatakan sangat puas dengan muara kasus Jiwasraya yang ditangani Kejaksaan Agung ini.

MAKI, menurut koordinatornya, Boyamin Saiman, adalah yang melaporkan kasus ini ke Kejaksaan Agung.

Kelihatannya pasal yang paling telak menghunjam Bentjok adalah yang terkait dengan pencucian uang.

Dari sini jaksa bisa menemukan inti untuk tuduhan dan tuntutannya. Yakni tentang motif di balik sebuah perbuatan. Tentang niat jahat ketika melakukan tindak pidana itu.

Semula sempat saya perkirakan Bentjok akan bisa terhindar dari hukuman –setidaknya hukuman berat– karena bisa berlindung sepenuhnya di balik UU Pasar Modal atau UU Perseroan Terbatas berikut peraturan turunannya.

Rupanya Kejaksaan Agung berhasil menemukan aliran dana hasil "ikut sertanya" itu ke mana saja. Maka MAKI sebaiknya tidak hanya memuji Kejaksaan Agung secara kelembagaan tapi juga memuji tim jaksa yang berhasil menemukan "'roh kejahatan'' itu.

Saya membayangkan tim jaksa yang menangani perkara ini pontang-panting luar biasa. Mereka harus menemukan 'roh kejahatan' itu. Apalagi tenggat waktunya begitu cepat.

Tanpa itu, jaksa hanya akan menemukan pepesan kosong. Ternyata tim jaksa bisa membuat pepesan yang ''sangat lezat'' untuk menjadi menu dalam berkas tuntutan. Dengan demikian majelis hakim bisa dengan lekoh menjatuhkan hukumannya.

Tentu saya tidak bisa mengikuti dengan baik jalannya persidangan ini. Saya hanya mengikuti dari media. Demikian juga saya tidak bisa  akses untuk membaca keseluruhan pledoi pengacara Bentjok. Saya hanya membaca secara penuh pledoi Bentjok yang ia buat sendiri dan ia bacakan sendiri itu. Yang secara penuh tersiar di medsos itu.

Maka timbul pertanyaan: mengapa Bentjok sama sekali tidak menyinggung soal motif tersebut dalam pembelaannya. Bukankah seharusnya ia tahu bahwa jaksa sudah menemukan motif perbuatan itu. Mengapa dalam pledoi itu Bentjok tidak menguraikan pembelaannya dalam hal pencucian uang itu? Yang dari situ terlihat jelas motif perbuatannya?

Lihatlah betapa telak hakim menguraikan ke mana saja uang hasil transaksinya dengan Jiwasraya itu.

Mengikuti serunya aliran dana tersebut saya langsung membayangkan betapa sulitnya tim jaksa dalam menelusuri aliran dana itu.

Misalnya: "Bentjok telah menerima uang dari penjualan Medium Term Note (MTN) PT Armidan Karyatama dan PT Hanson International sebesar Rp 880 miliar, kemudian disamarkan dengan membeli tanah di Maja, Banten, atas nama orang lain".

Atau ini: "transaksi pembelian PT Hanson International Tbk (MYRX), PT. Bumi Teknokultura Unggul Tbk (BTEK), dan pembelian Medium Term Notes (MTN) PT Armidian Karyatama dan PT Hanson International senilai Rp 1,75 triliun yang disembunyikan di rekening Bank Windu".

Juga yang ini: "Bentjok juga melakukan TPPU lain berupa transfer uang hasil penjualan saham sejumlah Rp 75 miliar ke rekening Bank Mayapada atas nama Budi Untung".

Selanjutnya: "pembelian bidang tanah di Kuningan, Jakarta Selatan atas nama PT Duta Regency Karunia. Kemudian pada tahun 2015 terdakwa membuat kesepakatan dengan Tan Kian selaku pemilik PT Metropolitan Kuningan Properti untuk pembangunan apartemen dengan nama South Hill di mana terdakwa menyediakan lahan dan Tan Kian membiayai pembangunannya. "

Hakim juga menguraikan di vonisnya motif itu. Misalnya dalam bagian ini: pada saat proses pembangunan tersebut dilakukan penjualan secara pre-sale di mana hasil penjualan tersebut Benny telah menerima pembayaran sebesar Rp 400 miliar dan Tan Kian menerima Rp 1 triliun.

"Di samping itu juga terdapat pembagian hasil penjualan apartemen yang belum terjual disepakati Terdakwa akan mendapatkan bagian 70 persen dan Tan Kian memperoleh bagian sebesar 30 persen."

"Terdakwa juga menerima bagian berupa 95 unit apartemen dan oleh terdakwa dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul harta kekayaannya yang diperoleh dari tindak pidana korupsi mengatasnamakan unit properti."

Demikian juga 95 unit apartemen itu dimilikinya atas nama Dicky Tjokrosaputo dan istrinya sebanyak 41 unit, PT Kalingga sebanyak 45 unit, Caroline sebanyak 2 Unit, Ibu Terdakwa sebanyak 2 unit, Tedy Tjokrosaputro sebanyak 2 unit.

"Berikutnya, Benny juga membeli sebanyak 4 unit apartemen di Singapura seharga SGD 5.693.300, 1 unit di di St. Regis Residence dan 3 unit di One Shenton Way".

Tidak hanya MAKI. Masyarakat luas juga merasa puas dengan jatuhnya enam hukuman seumur hidup dari satu kasus Jiwasraya.(Dahlan Iskan)

30 Okt 2020

"Door to Door" Bhabinkamtibmas Kelurahan Duri Kosambi Berikan Banpres Ke XI Ke Warga

Jakarta, nusantarabicara.co - Bhabinkamtibmas Kelurahan Duri Kosambi Bripka Achmad Haris bersama Ketua RT 006/04, Amrih, memberikan Banpres Ke XI secara Dor to Dor kepada warga Kp Duri RT 006/04 Kelurahan Duri Kosambi Cengkareng Jakarta Barat, Jumat (30/10/2020).

"Dalam kesempatan ini juga, saya sekaligus memberikan himbauan Kamtibmas kepada warga dalam menghadapi cuti bersama, Binmas perpesan agar tidak mudik dan rekreasi. Sebaiknya cuti bersama ini agar dilakukan di rumah saja, kumpul dengan keluarga di rumah, selalu ikuti protokol kesehatan  untuk memutus mata rantai penyebaran wabah COVID-19," ujar Achmad Haris.



Di tempat terpisah, Kapolsek Cengkareng Polres Metro Jakarta Barat, Kompol Feryson Hutagaol mengatakan, kegiatan pengamanan dan monitoring penyaluran bansos yang dilakukan pihaknya bertujuan memberi rasa aman dan nyaman di tengah kegiatan tersebut.

"Pengamanan dan monitoring penyaluran bansos dilakukan Bripka Achmad Haris bertujuan memberi rasa aman dan nyaman di tengah kegiatan penyaluran bansos tersebut," katanya.

Sementara, Ketua RT 006/04 Kelurahan Duri Kosambi, Amrih, mengucapkan terima kasih kepada Binmas yang sudah memberikan himbauan Kamtibmas kepada Warga Kp Duri dalam rangka pencegahan dan memutus mata rantai wabah COVID-19.

"Saya juga mengimbau agar warga yang kebanyakan selalu memakai masker bilamana keluar rumah, dalam kerumunan selalu jaga jarak, selalu cuci tangan serta jaga kesehatan untuk diri sendiri dan keluarga," imbuhnya.(Eman)

Tusuk Korban Hingga Tewas, Pelaku Berhasil Diringkus Polsek Tambora


Jakarta, nusantarabicara.co - Unit Reskrim Polsek Tambora Polres Metro Jakarta Barat berhasil menangkap pelaku penusukan yang mengakibatkan seorang korban hingga meninggal dunia yang diketahui bernama Ruly Setiohadi als abi warga jalan pekapuran 2 rt 09/06 kel tanah sereal Tambora Jakarta Barat

Diketahui kejadian pembunuhan tersebut berawal mula saat pelaku yang berinisial SH als UK ( 24 ) kepergok saat pelaku tengah melakukan aksi pencurian sebuah Hp Milik Korban yang saat itu sedang di cas dibelakang pintu rumah korban pada rabu, 28/10/2020 sekira pukul 03.30 Wib

Kapolsek Tambora Kompol M Faruk Rozi saat dikonfirmasi Membenarkan pihaknya telah berhasil melakukan penangkapan terhadap pelaku atas kejadian tersebut.
 

 " petugas kami berhasil melakukan penangkapan kurang dari 1 jam setelah kami mendapati adanya laporan atas pembunuhan tersebut serta mencocokan dengan data base para pelaku " ujar kapolsek Tambora Kompol M Faruk Rozi, Jumat, 30/10 /2020

Kejadian tersebut berawal mula pada saat saksi pelapor terbangun karena mendengar adanya suara jendela terbuka. 

Ketika dilihat ternyata ada seorang laki laki yang tidak dikenal dengan menggunakan kaos biru tua dan menggunakan topi warna coklat sedang berusaha mengambil HP yang dicas dibelakang pintu dengan menggunakan gagang sapu.

Melihat hal tersebut  saksi pelapor langsung berteriak “ MALING MALING “ yang membangunkan korban yang merupakan suami pelapor yang bernama RULLY SETIOHADI als. ABI. 

Mendengar adanya teriakan dari istri korban lalu terbangun dan korban langsung keluar mengejar pelaku yang berlari ke lantai 1 yang merupakan tempat kos kosan milik korban.

Setelah itu saksi lainnya yang sedang berada dilokasi tersebut sdr. SIGIT AMRULOH disusul oleh SAMSUDIN ikut naik keatas menyusul korban, sempat terjadi dorong dorongan pintu kamar gudang antara korban dengan pelaku saat pelaku berusaha menangkap pelaku.  Kemudian pelaku menikam tubuh korban yang mengenai rusuk bagian kiri  dan tidak lama kemudian pelaku kabur dengan turun dan berlari kabur meninggalkan tempat kejadian. 

Faruq menjelaskan korban ikut turun dan langsung tersungkur tengkurap dilantai melihat hal tersebut saksi pelapor selanjutnya membawa korban ke Puskesmas Tambora Jakarta barat untuk mendapatkan pertolongan medis namun korban tidak terselamatkan dan meninggal dunia.

Dalam kesempatan yang sama Kanit Reskrim Polsek Tambora Polres Metro Jakarta Barat Akp Suparmin menambahkan setalah pihaknya mendapati adanya laporan tersebut kemudian saya bersama anggota lainnya langsung bergerak cepat mendatangi tempat kejadian untuk mencari bukti bukti dan informasi di sekitar tempat kejadian perkara

Setelah pihaknya berhasil mengumpulkan bukti dan keterangan yang cukup kami memperoleh informasi terhadap ciri ciri pelaku yang diketahui berinisial SH als UK ( 24 ) yang mana pelaku berhasil kami amankan di kediaman pelaku yang tidak cukup jauh dari rumah korban yaitu di jalan tanah sereal 18 kel tanah sereal Tambora Jakarta Barat ujar nya

" Dari hasil penyidikan terhadap pelaku didapat bahwa pelaku merupakan seorang residivis atas berbagai kasus " ujar akp Suparmin 

diantaranya pertama pada Tahun 2017 pelaku tertangkap oleh polsek tambora atas Kasus 365 (jambret) dan di jatuhi hukuman penjara 1 Tahun, dimana pelaku menjalani hukuman selama 8 Bulan Karena memdapat Remisi di Rutan Salemba 

Selanjutnya yang kedua pelaku pada tahun 2018 kembali tertangkap oleh polsek Tambora atas kasus 363 ( Ranmor) dan di jatuhi hukuman penjara 2 Tahun di Rutan Salemba ujar akp Suparmin 

Serta berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap urine pelaku positif mengandung jenis amphetamin dan metamphetamin

Guna mempertanggung jawabkan atas perbuatan nya pelaku dikenakan pasal 339 KUHPidana dengan ancaman hukuman diatas 15 tahun penjara. (Eman)

Pengampunan Presiden



 
30 October 2020 
Oleh : Dahlan Iskan  
 
 
LIMA hari sebelum Pilpres sekarang ini suasana kebatinan di Amerika Serikat sudah seperti Donald Trump pasti kalah.  
 
Agenda pembicaraan media di sana sudah fokus pada apa yang akan dilakukan Trump setelah kalah. 
 
Media sudah membayangkan kegilaan-kegilaan Trump pasca kekalahan itu.  Di Amerika jarak antara Pilpres dan pelantikan pemenangnya memang cukup lama: 2 bulan 17 hari. 
Apa saja bisa terjadi pada jarak 76 hari itu.  
 
Itu berbeda dengan di Inggris: hari itu hasil Pemilu diumumkan hari itu juga serah terima jabatan perdana menteri.    Di Amerika presiden yang kalah masih tetap presiden. Apalagi Trump sudah sering menegaskan bahwa secara konstitusi ia adalah presiden Amerika Serikat dengan masa jabatan 4 tahun. Tidak kurang dari itu –biarpun kurang 76 hari.  
 
Dengan alasan itulah mengapa Trump tetap memproses calon hakim agung di saat jutaan pemilih sudah mulai mencoblos kartu suara. Padahal begitu banyak yang meminta biarlah proses itu dilakukan presiden terpilih –siapa pun yang terpilih.  
 
Saya ingat di hari-hari akhir masa jabatan Presiden SBY. Bahkan sejak masih mendekati pilpres. Para menteri dilarang mengambil keputusan penting. Dasarnya adalah sopan-santun politik. Jangan sampai ada keputusan yang membebani presiden berikutnya.  
 
Trump tidak mau seperti itu. Maka hakim agung yang ia inginkan pun disetujui oleh Senat yang memang dikuasai oleh Partai Republik: Amy Coney Barrett.  Dalam hal itu Trump manusia beruntung. Selama empat tahun menjadi presiden ia mendapat kesempatan memproses tiga hakim agung baru. 
 
Maka Mahkamah Agung Federal Amerika Serikat kini dikuasai hakim yang beraliran konservatif.  
 
Dari situ media membayangkan masih akan banyak ''kegilaan'' lain yang bisa dilakukan Trump pada injury time. Toh, seperti di sepak bola, gol di saat injury time tetaplah gol.  Dengan menguasai Mahkamah Agung maka inilah agenda yang bisa dipaksakan oleh Trump. Pun kalau ia kalah. Apalagi kalau menang.  
 
1. Membalas dendam lamanya kepada Barack Obama. Terutama soal jaminan kesehatan yang begitu populer dengan sebutan Obama Care.  Trump terus ingin membatalkan Obama Care. Tapi rakyat begitu menyukainya. Obama dianggap punya konsep jitu menyelesaikan problem kesehatan rakyat Amerika. Belum pernah ada konsep jaminan kesehatan sebaik itu sejak Amerika merdeka.  Tapi itulah yang dianggap Trump sebagai jaminan kesehatan sosialis.  Kalangan kapitalis selalu mengecam: kok orang miskin yang malas, yang sebelumnya pun memang sudah sakit-sakitan, mendapat jaminan kesehatan.  Kesehatan perorangan, menurut konsep kapitalisme, adalah urusan masing-masing. Ada orang yang menggunakan uangnya untuk menjaga kesehatan. Tapi banyak juga orang yang menggunakan uangnya untuk merusak kesehatan.  Trump sudah berkali-kali mengusahakan pembatalan Obama Care itu. Secara politik maupun birokrasi. Tapi selalu gagal.  Terakhir, Trump menggugat Obama Care ke Mahkamah Agung. Obama Care dianggap melanggar konstitusi. Yakni di bidang kemerdekaan perorangan untuk menentukan nasib.  Kini nasib Obama Care menunggu putusan Mahkamah Agung.  
 
2. Kemelut Pilpres.  Ada kemungkinan Pilpres kali ini akan berakhir di Mahkamah Agung. Disengaja maupun tidak disengaja. Indikasinya: Trump sudah menginstruksikan suporternya untuk datang ke TPS dan mengawasi TPS. Trump juga sudah menyerukan pada suporternya dari kelompok supremasi kulit putih untuk siap-siap. Kalangan lawannya pun mempertanyakan: coba bayangkan, siap-siap untuk apa?  Tapi apa yang akan benar-benar dilakukannya kalau minggu depan Trump kalah?  Trump sendiri sudah ngotot agar hasil Pilpres harus diumumkan tanggal 3 November. Dulu pun selalu begitu. Biar pun sampai malam hari. Tapi beberapa negara bagian sudah mengesahkan Perda baru: bahwa perhitungan suara akan diteruskan bila mana tidak selesai dihitung tanggal 3 itu. Bahkan perhitungan masih bisa dilanjutkan sampai satu minggu kemudian. Asalkan, kartu suara itu bisa dibuktikan terkirim tanggal 3 November.  Kelonggaran itu diberikan akibat Covid-19. Begitu banyak orang yang mengirim kartu suara lewat pos. Pihak pos diperkirakan tidak mampu melakukan pengiriman semua kartu suara pada hari itu juga. Banyak pekerjaan di pos. Sebelum dikirim kartu itu harus diseleksi, distempel dan pisah-pisah sesuai dengan alamat yang dituju.  Kali ini diperkirakan sampai 60 juta suara yang dikirim lewat pos.  Kalau kemudian terjadi kekisruhan di sini maka muaranya juga ada di Mahkamah Agung.  Begitu penting menguasai Mahkamah Agung.  
 
Misalkan semua perjuangan Trump itu gagal. Dan ia tetap kalah di Pilpres ini. Maka para pengamat di Amerika sudah memperkirakan Trump akan tetap menjalankan fungsinya penuh sebagai presiden.  Kali ini tidak akan ada sopan santun injury time. Tidak akan ada masa vakum. Tidak ada ''kelumpuhan'' pemerintahan –yang di beberapa negara dimanfaatkan untuk ''menyelundupkan'' peraturan-peraturan baru atau menggoreng saham. Lihatlah tanggal-tanggal kapan Bentjok menggoreng Jiwasraya.  
 
Trump diperkirakan akan tetap jadi presiden Amerika sampai pada tanggal 20 Januari 2021 jam 11.59 siang.  Terutama kalau ia belum sempat mengeluarkan dekrit yang terpenting ini: memberikan pengampunan pada siapa saja yang ia kehendaki. Seorang presiden memang punya wewenang untuk memberikan pengampunan pada semua warga negara.  Maka media pun kini sibuk membuat daftar siapa saja yang akan diampuni oleh dekrit presiden Trump. Agar tidak menjadi tersangka setelah Trump kalah.  
 
Tentu yang pertama-tama diampuni adalah semua anggota keluarganya: istri, anak, menantu. Lalu teman-teman dekatnya, termasuk pengacaranya: Rudi Giuliani, mantan wali kota New York itu.  Demikian juga para menterinya yang setia padanya. Pokoknya siapa saja yang berjasa besar pada Trump bisa diampuni. Tidak ada batasan.  Apakah ia juga akan mengampuni dirinya sendiri? Trump akan mengatakan: bisa. Boleh. 
 
Ini soal etika saja –dan sejak  kapan Trump mulai mempertimbangkan etika.  Kalau pun gawat, Trump bisa menemukan jalan lain seperti ini: ia mengundurkan diri dulu pada tanggal 20 Januari jam 8 pagi. Pada jam itu pula Wapres Mike Pence dilantik sebagai presiden. Jam 10.00 pagi itu juga Pence menandatangani dekrit pengampunan untuk Trump –sebagai warga negara. Lalu Pence –Presiden Amerika Serikat dengan masa jabatan 2 jam itu-- berangkat menuju tempat upacara pelantikan presiden baru.(Dahlan Iskan)

DEKLARASI P5, DANREM 172 : INGATKAN PENTINGNYA PEWARISAN SEMANGAT PERJUANGAN PARA PENDAHULU

  

Abepura,nusantarabicara.co  – Bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 92 tahun, Rabu 28 Oktober 2020, Organisasi Masyarakat Presidium Putra Putri Pejuang Pepera (P5) resmi dideklarasikan bertempat di pendopo Theys Eluay(Helebhey Obhe), Kampung Sereh, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Rabu (28/10/2020).


Organisasi tersebut dicetuskan oleh Tokoh Adat Sentani Yanto Eluay bersama seluruh Komponen Merah Putih Papua Republik Indonesia (KMPP-RI).


Komandan Korem 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan mewakili Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab, dalam kesempatannya menyampaikan bahwa deklarasi yang dilaksanakan saat ini akan menyatukan, mengingatkan dan mengobarkan semangat perjuangan para pendahulu-pendahulu kita dalam memperjuangkan Papua menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.





Secara theologis, Papua sebagai bagian integral dari NKRI adalah rahmat Tuhan Yang Maha Esa.


"Kita ketahui bahwa upaya untuk memisahkan Papua dari Indonesa sudah dilakukan sejak Konferensi Meja Bundar tahun 1949, dimana Papua tidak dimasukan dalam penyerahan kedaulatan dari Belanda ke Indonesia. Permasalahan Papua akan diselesaikan kemudian. Namun demikian Tuhan menghendaki Papua adalah bagian integral dari Indonesia, melalui pelaksanaan referendum (Pepera 1969)", pungkasnya.


Secara sosial kemasyarakatan, para pejuang Pepera yang berjumlah 1.026 orang telah menentukan pilihannya mewakili 800.000 penduduk Papua pada saat itu.


"Bila setiap perwakilan mewakili 200 orang warganya, dan tiap orang memiliki 3 orang anak, maka kekuatan pejuang Pepera pada saat itu adalah sekitar 600.000 orang (lebih dari 2/3 jumlah Penduduk Papua). Dengan demikian keputusan yang diambil pada pelaksanaan Pepera adalah untuk kepentingan sebagian besar penduduk Papua. Sudah selayaknya, semangat para pejuang Pepera pada tahun 1969, tetap dikobarkan oleh generasi Papua secara turun-temurun. Semangat itu tidak boleh surut, demi masa depan masyarakat Papua seperti yang ada dalam semangat para Pejuang Pepera", jelasnya.


Secara hukum, pelaksanaan Pepera sudah melalui mekanisme yang benar, dibawah pengawasan PBB.


"Hasil Pepera disetujui oleh 84 negara dari 114 anggota PBB yang hadir, sedangkan 30 negara lainnya abstein, dan tidak ada satu negara pun yang menyatakan tidak setuju. Dengan demikian keputusan PBB yang menyatakan Papua adalah bagian integral dari Indonesia, adalah syah secara hukum", terang Danrem.


Oleh karena itu Danrem berharap melalui P5 inilah nanti dapat terus mengobarkan semangat juang para pendahulu kita.


“Saya berharap Organisasi P5 (Presedium Putera dan Puteri Pejuang Pepera) ini menjadi wadah untuk menjaga dan mengobarkan semangat Papua adalah bagian integral dari NKRI sesuai keputusan dalam musyawarah Pepera pada tahun 1969”, ujar Danrem.


Dengan beranggotakan Putra-Putri Pejuang Pepera diharapkan mampu menjalankan tugasnya untuk mengawal keutuhan NKRI dan menjaga sejarah agar tidak diputar balikkan oleh kelompok-kelompok yang ingin memisahkan diri dari NKRI.


“Perjuangan yang dilaksanakan saat ini sama seperti yang dilakukan oleh para pendahulu kita yaitu menjaga Papua dalam bingkai NKRI. Bantu pemerintah saat ini untuk mengajak para generasi muda agar tidak termakan hasutan-hasutan yang tidak jelas dengan membelokan bahkan mempermasalahkan sejarah Papua, yang membuat konflik di Tanah Papua. Papua bagian dari NKRI itu sudah final”, tegasnya.


“Apabila masih ada kelompok-kelompok yang bersebrangan dengan kita, itu adalah tugas kita bersama untuk meluruskan semua yang keliru. Dan dengan adanya ormas-ormas Merah Putih dan keluarganya diharapkan kita bisa membangun Papua dengan baik, khususnya mengakhiri konflik yang sampai saat ini masih terjadi”, harapnya.


Dalam kesempatan tersebut Yanto Eluay putra mendiang Dortheys Hiyo Eluay yang prihatin dengan kondisi saat ini, menyatakan bahwa, sebagai putra dari tokoh Pepera 1969, ia merasa berkewajiban untuk meredam setiap upaya yang akan mencerai-beraikan masyarakat Papua.


“Kami melakukan Deklarasi Presidium Putra-putri Pejuang Pepera Provinsi Papua dan Pernyatan Sikap Ormas-ormas Merah Putih dalam wadah Komponen Merah Putih Papua–Republik Indonesia saat ini bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda tahun 2020, dan mengajak semua pemuda Papua bersatu dan bangkit untuk bersama-sama membangun tanah Papua dalam bingkai NKRI” tegas Yanto, seorang Ondofolo Besar di wilayah adat Tabi.


Lanjutnya, sebagai Ketua Umum Presidium Putra-Putri Pejuang Pepera Provinsi Papua (P5) menegaskan akan terus menjaga keputusan Pepera.


“Kita akan terus menjaga dan mengawal keputusan Pepera 1969 dan mendukung seluruh program Pemerintah Republik Indonesia di Tanah Papua”, tegasnya.


Lahirnya ormas P5, menurut Yanto, murni atas prakarsa putra-putri para tokoh Papua yang terlibat dalam Dewan Dewan Musyawarah Pepera tahun 1969. Tokoh-tokoh Papua yang berjumlah 1.026 orang yang kini telah beranak-pinak tentunya.


Kegiatan deklarasi tersebut juga di hadiri oleh Bupati Jayapura Matius Awoitauw, S.E, M.Si., Kapolres Jayapura AKBP Dr. Victor Dean Mackbon, SH, S.IK, M.H, M.Si, mewakili Kapolda Papua, serta tokoh pemuda dan tokoh masyarakat Sentani. (Penrem 172)



Panglima TNI : Prestasi Masing-Masing Kontingen Cerminan Kerja Keras Para Atlet

  

Jakarta, nusantarabicara.co - Prestasi yang diraih oleh masing-masing Kontingen merupakan cerminan dari kerja keras dan kesungguhan dalam melaksanakan pembinaan terhadap para atlet. Saya yakin dan percaya bahwa tidak mudah untuk mengukir prestasi pada sebuah Kejuaraan. Hanya mereka yang telah berlatih keras dan sungguh-sungguh dengan program yang benar dan memanfaatkan sport science serta sport management dalam meraih prestasi tertinggi.   

Demikian amanat Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P. yang dibacakan Kabais TNI Letjen TNI Joni Supriyanto selaku Ketua Umum PB. Perbakin saat menutup Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Menembak Piala Panglima TNI Tahun 2020, bertempat di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (27/10/2020).




 Panglima TNI memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam event yang diselenggarakan selama 5 hari ini, baik di lapangan tembak Senayan, Antralina Sukabumi, Wing 1 Paskhas Halim Perdanakusuma maupun di cluster-cluster daerah yang telah terlaksana dengan baik, lancar, dan aman tanpa kendala.

 “Kepada pada para Atlet yang belum berprestasi, jangan putus asa. Jangan mudah menyerah. Kedepan masih banyak agenda kejuaraan yang dapat diikuti. Kegagalan sejatinya adalah keberhasilan yang tertunda. Keberhasilan adalah buah dari penderitaan latihan yang diikuti dengan tekun. Oleh karena itu tetaplah semangat dalam berlatih,” ujar Panglima TNI.

 Marsekal TNI Hadi Tjahjanto berpesan kepada para pelatih, official dan stakeholders, agar segera melaksanakan evaluasi dari hasil yang telah diperoleh. Manfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada saat ini untuk kemajuan prestasi para atlet agar mampu berprestasi di level yang lebih tinggi lagi.

 Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan bahwa dalam berbagai event internasional, petembak-petembak TNI telah berhasil meraih prestasi yang sangat membanggakan. Hal itu tentunya merupakan hasil pembinaan yang baik. Untuk itu, apresiasi dan penghargaan saya sampaikan kepada para Kepala Staf Angkatan,” katanya.

 “Prestasi yang dicapai pada kejuaraan ini dan berbagai kompetisi internasional menjadi bukti pembinaan yang profesional. Saya harapkan metode pembinaan yang ada senantiasa diperbaiki dan ditingkatkan agar prestasi tim petembak TNI terus meningkat di masa mendatang,” harapnya.

 Panglima TNI mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh panitia penyelenggara dan pendukung, atas terlaksananya Kejuaraan Nasional Menembak Piala Panglima TNI Tahun 2020 dengan tertib, aman dan lancar. Semoga sumbangsih yang kita berikan dapat memberi kemajuan bagi TNI dan olahraga menembak Indonesia pada umumnya,” tutupnya.(*)

Rektor UNCEN Klarifikasi Pernyataan Anggota DPR Papua Terkait Aksi Unjuk Rasa Mahasiswa


Papua, nusantarabicara.co – Rektor Universitas Cenderawasih (Uncen), Papua, Dr.Ir.Apolo
Safanpo,ST.MT secara tegas memberikan klarifikasi (penjelasan) atas pernyataan
seorang anggota DPR Papua (DPRP) terkait aksi unjuk rasa sekelompok mahasiswa
yang digelar pada Selasa (27/10) lalu.
 
Media Online TiffaNews.com secara utuh memberitakan pernyataan tertulis Rektor
Uncen tersebut sebagai berikut:
 
“Sehubungan dengan beredarnya berita yang dipublish oleh salah satu oknum
anggota DPRP bahwa, Rektor Uncen bertanggung jawab terhadap insiden
demonstrasi yang terjadi pada hari Selasa, 27 Oktober 2020 yang disiarkan di salah
satu media online, maka dengan ini, Rektor Uncen Dr. Ir. Apolo Safanpo, ST., MT.
memberikan klarifikasi sebagai berikut :
 
Ketika kita menerima laporan atau informasi tentang suatu peristiwa, maka
sebaiknya kita mengklarifikasi terlebih dahulu terhadap berita tersebut. Kalau kita
langsung sebarkan ke publik tanpa mengklarifikasi, maka hal tersebut dapat
dikategorikan sebagai pencemaran nama baik.
 
Yang seharusnya bertanggung jawab terhadap insiden tersebut adalah pihak-pihak
yang merencanakan, mempersiapkan, dan melaksanakan aksi demonstrasi tersebut.
Jangan orang lain yang melakukan aksi demonstrasi, lalu menuduh orang lain yang
harus bertanggung jawab.
 
Yang dimaksud dengan kebebasan berpendapat dalam UU No. 9 Tahun 2008 Tentang
Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum adalah kebebasan untuk
menyampaikan pendapat secara lisan maupun tertulis secara bertanggung jawab dan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
 
Undang-undang ini mengatur bahwa setiap orang yang menyampaikan pendapat di
muka umum berkewajiban dan bertanggung jawab untuk menghormati hak-hak dan
kebebasan orang lain, menghormati aturan-aturan moral yang diakui secara umum, menaati hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, menjaga
dan menghormati keamanan dan ketertiban umum serta menjaga keutuhan persatuan
dan kesatuan bangsa.
 
Undang-undang ini juga mengatur bahwa penyampaian pendapat di muka umum
dapat dibubarkan apabila tidak memenuhi ketentuan peraturan perundangan. Jadi
tidak ada peraturan perundangan yang mengatur bahwa penyampaian pendapat
boleh dilakukan dengan memalang kampus, menghentikan aktivitas perkuliahan,
mengusir dosen dan mahasiswa yang sedang kuliah keluar dari dalam kelas, dan
menghentikan semua aktivitas akademik dan kegiatan administrasi di dalam kampus.
 
Kita semua harus bisa memberikan edukasi kepada mahasiswa dan masyarakat
bahwa melakukan aksi pemalangan kampus dan menghentikan seluruh kegiatan
akademik di kampus adalah bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia. Mahasiswa dari
berbagai kampus di Indonesia dan di berbagai negara di dunia juga sering
melakukan demonstrasi mahasiswa, tetapi mereka tidak pernah melakukan aksi
palang kampus.
 
Demonstrasi harus dilakukan secara tertib dan tidak boleh anarkis.
Selanjutnya, perlu kami klarifikasi pernyataan oknum anggota DPRP yang
menyatakan bahwa Rektor Uncen memerintahkan aparat untuk membubarkan
demonstrasi, maka perlu kami jelaskan kepada yang bersangkutan bahwa Rektor
tidak memiliki wewenang untuk perintah aparat yang bertugas di lapangan.
Rektor hanya bisa perintah dosen, pegawai dan mahasiswa saja. Jadi, kalau ada
oknum anggota DPRP yang mendapat informasi yang belum tentu kebenarannya,
sebaiknya dikonfirmasi dulu kepada pihak-pihak yang terkait.
 
Berkaitan dengan aksi penolakan Otsus yang disampaikan mahasiswa, perlu kami
jelaskan bahwa, demonstrasi penolakan Otsus ini sudah dilakukan sebanyak 3 (tiga)
kali, dan penyataan sikap tentang penolakan Otsus ini sudah disampaikan kepada
Pemerintah Provinsi Papua serta kepada DPRP dan MRP. Jadi kalau ingin
mengetahui perkembangan dari pernyataan sikap yang sudah disampaikan tersebut,
maka dapat langsung menanyakan kepada Pemerintah Provinsi Papua, atau DPRP
dan MRP. Tidak perlu melakukan demonstrasi tentang hal yang sama berulang-
ulang.

Universitas Cenderawasih hanya melakukan kajian akademik dan evaluasi terhadap
kegiatan implementasi pelaksanaan Otonomi Khusus. Kajian akademik dan evaluasi
itu mengenai empat bidang pembangunan yaitu Bidang Pendidikan, Kesehatan,
Ekonomi Kerakyatan, dan Infrastruktur, apakah semua itu, sudah dilaksanakan

dengan baik atau tidak; serta mengevaluasi pelaksanaan pembangunan dalam
sektor-sektor yang lain dalam era Otonomi Khusus.
Sedangkan terkait revisi pasal-pasal atau norma-norma dalam Undang-Undang
Otsus, hal itu bukan merupakan kewenangan Uncen.
 
Otonomi khusus adalah sebuah Undang-Undang, maka level kewenangannya ada
pada Pemerintah Pusat dan DPR RI, dan usul perubahan atau usul revisi terhadap
UU Otsus ini, dapat disampaikan melalui DPRP dan MRP kepada Pemerintah Pusat
dan DPR RI, sesuai dengan amanat Pasal 77 UU Nomor 21 Tahun 2001 Tentang
Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua”. (*)
Sumber ; Tiffanews.com

29 Okt 2020

Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW, PADI Gelar Harlah ke 4

Ketum PADI (kanan) bersama Ketua DPP PADI 

JAKARTA, nusantarabicara.co – Ratusan anggota dan masyarakat memenuhi halaman Kantor Dewan Pimpinan Pusat Perkumpulan Advokat Betawi (DPP PADI) di Jalan Joglo Kembangan Jakarta Barat, Rabu (28/10/2020) malam.  
 
Masyarakat yang datang dari berbagai wilayah untuk menghadiri acara Maulid Nabi Besar Muhammad SAW dan juga dalam rangka Milad PADI ke 4 tahun.  Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, rangkaian kegiatan diadakan secara sederhana, singkat, namun penuh makna. Tentunya juga diselimuti dengan penuh rasa syukur.  
 
Ketua Umum PADI, M Kurnia Ahyat mengatakan, acara ini digelar untuk merayakan sekaligus, syukuran atas eksistensi PADI, juga sekaligus sebagai langkah untuk memperbaiki Keimanan dan Keislaman.  “Acara Maulid Nabi dalam rangka Milad PADI ke -4 ini adalah langkah untuk menjadi pribadi yang lebih baik terutama memperbaiki Keimanan dan Keislaman” ujar Kurnia.  
 
Sementara, Ketua DPP PADI, M Savic Muchayar menyatakan rasa bersyukurnya dapat merayakan hari ulang tahun PADI yang bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW.  “Semakin bertambahnya usia, organisasinya harus lebih mengevaluasi dan intropeksi agar kedepan dapat menjadi organisasi yang bermanfaat bagi orang lain dan jauh lebih baik lagi,” ujar Savic.  Selain itu, dalam memaknai hari Maulid Nabi Muhammad SAW ini, dirinya mengajak seluruh anggota PADI maupun masyarakat agar dapat mengikuti segala apa yang ada pada diri Rasulullah sebagai suri tauladan.  
 
"Momen Milad ke-4 ini kita jadikan langkah signifikan untuk menyatukan energi optimis seluruh keluarga besar PADI menatap masa depan yang lebih baik di era normal baru,” ucapnya.  
 
Diakuinya, meski digelar sangat sederhana, peringatan Milad PADI ke 4 tahun 2020 tidak menghilangkan makna dari tujuan yang tersirat. Yakni melakukan evaluasi, refleksi dan progres.  Menyiratkan bahwa segenap keluarga besar PADI dituntut bekerja lebih optimal, produktif, efesien dan aman dari wabah COVID-19.  “Kami akan bekerja secara profesional sesuai dengan tugas dan fungsi advokat sebagai penegak hukum,” tegasnya.  (Rundi)

Boseke Minahaizi



29 October 2020 

Oleh : Dahlan Iskan 

IA bukan seorang ilmuwan –dalam pengertian akademisi. Tapi buku yang ia terbitkan ini bisa meruntuhkan teori lama yang sudah mengakar: dari mana asal usul orang Minahasa. 

Nama penulis buku itu: Weliam H Boseke. Asli Manado. Buku yang ia tulis berjudul Leluhur Minahasa. Tebalnya 332 halaman.  

Sebenarnya buku itu sudah diterbitkan tahun 2018 tapi saya baru tahu minggu lalu. Seorang teman pengusaha mengirimkannya ke rumah saya.  Begitu membukanya, saya langsung ingin menamatkannya. Baru kali ini saya membaca buku dimulai sejak dari kata pengantarnya. Yang panjangnya 21 halaman. Yang ditulis oleh seorang ahli etnomusikologi dari Universitas Sam Ratulangi Manado: Prof Dr Perry Rumengan.    

Biasanya saya membaca kata pengantar belakangan. Takut terpengaruh opini di kata pengantar itu. Tapi kali ini saya sengaja mengubah kebiasaan itu. 

Itu karena awalnya saya lebih percaya pada reputasi guru besar itu daripada penulis buku ini.  Ternyata Prof Perry sendiri kaget dengan isi buku yang ia antarkan itu. Bahkan Prof Perry menegaskan akan melakukan koreksi atas teorinya selama ini.  Padahal Weliam Boseke bukan seorang akademisi. Penelitian yang ia lakukan pun tidak didasarkan pada metode penelitian ilmiah. Prof Perry lebih menggelari Boseke sebagai pengusaha yang gigih. Termasuk gigih dalam menelusuri asal usul Minahasa itu.  

Intinya: Boseke membuktikan bahwa asal usul orang Minahasa adalah dari bangsa Han.  Boseke banyak sekali menelusuri asal usul kata-kata yang ada di Minahasa. Ratulangi itu misalnya dari kata "rao tu lang yi"'. Kawilarang itu dari ''kai hui la ran''. Lasut itu dari "la shu de". Sumual dari ''shu mou ao le''. Sumendap dari kata ''shu men dao pe''. Sumakut dari ''shu mou gu de''. Lumintang dari ''lu mon tang''. Sarundayang dari ''sha ru en dao yang''.  Nama apa pun yang sekarang ada di Manado ditemukan asal usulnya dalam bahasa Han. Termasuk Supit, Sumual, dan banyak lagi. 

Saya agak kecewa ketika tidak menemukan asal usul nama Samola –mentor yang paling memengaruhi jalan hidup saya: Eric Samola.  Awal 1980-an, ketika pertama kali mendarat di Manado, saya membaca dari balik jendela pesawat tulisan besar di atap bandara: Sitou Timou Tumou Tou.  Saya tidak pernah bertanya apa arti kalimat itu. Logika saya berjalan: pasti itu semacam kalimat "Selamat Datang di Manado".  Saya menyesal pernah sombong seperti itu. Belakangan baru saya tahu: bahwa itu bukan ucapan selamat datang. Itu adalah filsafat orang Minahasa yang ditulis dalam bahasa Minahasa. Yang artinya: orang hidup itu harus menghidupi orang hidup. Atau: manusia itu harus memanusiakan manusia.  Begitu dalam artinya. 

Saya pun kagum dengan filsafat tinggi orang Minahasa.  Dalam buku ini, Boseke menegaskan, Sitou Timou Tumou Tou itu adalah filsafat yang hidup di zaman dinasti Han. Bandingkan bunyinya dengan kalimat aslinya ini: Zi Tou Tu Mou Tu Mou Zi Tou. Yang artinya sama dengan yang tadi itu.  

Pun lambang Minahasa yang dulu ikut menghiasi wajah depan semua KTP di sana. Di bagian bawah lambang itu tertulis motto: i yayat li santi. Artinya: bergembiralah dan agungkan Tuhan.  Itu, menurut Boseke, juga sesanti dari dinasti Han. Terutama di masa kemakmuran kekaisaran Han. Hanya saja kata ''Tuhan'' di situ aslinya berarti ''Kaisar''. Yang di sana juga dianggap setengah Tuhan.  

Di Minahasa kuburan disebut ''waruga". Kata aslinya berbunyi ''wa ru ge''. Atau dalam huruf Mandarin ditulis 挖入格.  Kata itu sebenarnya berarti peti mati. 

Lalu bertransformasi menjadi kuburan.  Di buku itu juga ditulis bahwa hampir semua nama kampung lama di Minahasa asalnya dari bahasa Han. Demikian juga nama-nama gunung. Termasuk istilah-istilah sehari-hari di sana.  Boseke tergugah melakukan penelusuran (istilah saya untuk mengganti penelitian) bermula dari kakeknya. Yang sangat dituakan di Minahasa. 

Dulu. Setiap ada acara-acara adat ritual kakeknyalah yang diminta membaca mantra.  Tapi sang kakek sendiri tidak tahu arti dari mantra yang dilagukan itu. "Itu bahasa Minahasa tua," ujar sang kakek setiap kali ditanya. "Rumit sekali menjelaskan artinya," tambah sang kakek.  

Setelah kakeknya meninggal tugas itu menjadi tanggung jawab pamannya. Tapi sang paman juga tidak tahu arti dalam mantra itu. Tapi setiap kali melagukannya selalu saja nadanya sendu. Sedih. Seperti meratap.  

Boseke sendiri lantas kawin dengan orang Manado keturunan Tionghoa. Yang masih punya nama dan marga Tionghoa. Dari istrinya itu Boseke akhirnya bisa bahasa Mandarin.  

Pengusaha biasanya selalu ingin tahu. Demikian juga Boseke. Ia ingin tahu mengapa orang Manado berkulit kuning dan bermata sipit. Memang sudah ada bisik-bisik bahwa orang Minahasa itu keturunan Tionghoa. Tapi dari buku asal usul Minahasa tidak pernah menguraikan secara jelas bagaimana hubungannya.  Bahkan selama ini dikembangkan legenda bahwa orang Minahasa itu berasal dari keturunan seorang ibu yang kawin dengan anaknya sendiri --hanya mereka berdua yang tertambat di Minahasa.  

Maka dengan dana sendiri Boseke melakukan penelusuran sampai ke Tiongkok. Khususnya ke Sichuan, salah satu pusat pemerintahan kekaisaran Han. Boseke juga ke Korea, Jepang, dan Taiwan.  

Saat di Sichuan itu Boseke menemukan mantra yang dulu dialunkan kakeknya. Yang bunyi dan nadanya sangat mirip.  Ternyata itu adalah nyanyian sedih yang diratapkan bangsa Han setelah kekaisaran itu runtuh. 

Mereka menginginkan kejayaan kembali bangsa Han.  Itulah semacam doa yang terus diratapkan siapa pun yang menginginkan kejayaan kembali bangsa Han. Di mana pun mereka berada. 

Termasuk oleh mereka yang sudah menyebar ke mana-mana --akibat perang yang tidak habis-habisnya pasca kejayaan kekaisaran Han.  Kekaisaran Han adalah yang paling lama berkuasa di Tiongkok. Yakni selama 400 tahun. Sejak 250 tahun sebelum Masehi sampai 150 tahun setelah Masehi.  

Buku ini juga menceritakan perang-perang antar negara Shu (Sichuan dan sekitarnya), Wi (di utara sungai Huang He) dan Wu (Wuhan dan sekitarnya sampai Guangdong dan Shanghai).  

Pusat pemerintahan Han sendiri pindah-pindah. Awalnya di Chang An (sekarang: Xi'an), Laoyang (kota Laoyang sekarang masuk provinsi Henan) dan Chengdu (sekarang masih bernama Chengdu, ibu kota provinsi Sichuan).  

Nama Minahasa pun ternyata terkait dengan sejarah banyaknya pengungsian akibat perang ratusan tahun berikutnya. Terutama pengungsian terhadap wanita dan anak-anak. Mereka dinaikkan kapal agar bisa menghilir di sungai Changjiang (Yang Tze Kiang) yang sangat besar itu. 

Mereka pun menghilang ke timur --termasuk lepas ke muara sungai menuju lautan bebas.  Asal kata Minahasa, tulis Boseke, dari bahasa Han: Min Na Hai Zi. Lalu menjadi Minahasa. Artinya: orang-orang (rakyat) dan anak-anak sampai di sini.  Kata ''mayesu'' di Minahasa berarti pulang. Tapi 'pulang' dalam pengertian pengungsi itu adalah pulang ke negeri 'shu'. Mereka begitu rindu pulang sampai-sampai mayesu sendiri berarti pulang.  

Buku ini juga menarik karena Boseke menceritakan perang tiga negara --Shu, Wi, Wu-- sehingga bagi pembaca yang malas mengikuti Samkok yang berjilid-jilid bisa cepat tahu pokok persoalan. Termasuk peran Jenderal Zhuge Liang, Jenderal Chao Chao, dan putri Xiao Mi.  

Di Tiongkok kini ada taksi khusus mobil listrik dengan nama Chao Chao. Itu untuk menggambarkan di mana pun Anda Chao Chao ada di situ. Waktu itu Jenderal Chao Chao memang dikagumi karena di mana pun ada musuh ia ada di situ.  

Sedang kecantikan Xiao Mi kini juga menjadi merek handphone –meski xiao mi sendiri artinya beras kecil-kecil, warna kuning, yang biasanya enak untuk bubur.  Tentu saya ingin sekali bertemu Boseke. Masih begitu banyak pertanyaan yang mengganjal.(Dahlan Iskan)

28 Okt 2020

Komandan Puslatpur Marinir - 6 Antralina Mayor Marinir Sonny Mahendra Sambut kedatangan Kasum TNI Letjen TNI Joni Supriyanto di Mako Puslatpurmar - 6 Antralina Sukabumi

  

Sukabumi, nusantarabicara.co - Kedatangan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letnan Jendral TNI Joni Supriyanto selaku Ketua Umum PB Perbakin (Persatuan Menembak Indonesia) ke Puslatpur Marinir - 6 Antralina Sukabumi (26/10/2020) dalam rangka meninjau pelaksanaan Kejuaraan Nasional Menembak Piala Panglima TNI Tahun 2020 versi Berburu, dimana Puslatpur Marinir - 6 Antralina mendapat kehormatan sebagai tuan rumah lomba Menembak tersebut.

Pukul 07.00 Wib di pagi hari Kasum TNI disambut oleh Komandan Puslatpur Marinir - 6 Antralina Mayor Marinir Sonny Mahendra dan dilanjutkan sarapan Pagi di Mako Puslatpur Marinir - 6 Antralina, kemudian menuju lampangan Tembak Puslatpur Marinir - 6 Antralina untuk melihat langsung penyelenggaraan Kejuaraan Nasional Menembak yang dilaksanakan pada tanggal 24 s.d 26 Oktober 2020, dimana kejuaraan ini sebelum nya telah dibuka oleh Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) Suhartono, M.Tr (Han). 
 
 

Kejuaraan ini diikuti oleh pecinta olahraga menembak dari Perbakin, TNI, Polri maupun warga sipil. Adapun event yang diperlombakan:
1. Jarak 1.200/1.000/800/700/500 Meter Tactical Extreme Multirange dengan sasaran ring plat.
2. Jarak 300 Meter Plat Babi 3 Posisi.
3. Sport Rifle, Prone, NRA, Jarak 100/150/200 yard, Rapid Fire.
4. Jarak 300 Meter, Prone, NRA, match rifle


Dalam peninjauan ini Kasum TNI sempat mencoba menembak di jarak 1.200 Meter, kemudian Pukul 11.20 Wib Kasum TNI kembali ke jakarta menggunakan Pesawat Helly Super Puma TNI AU.(Hasby)

Danpuslatpur Marinir -6 Antralina Dampingi Dankormar Tanam Jagung di Bumi Jampang Tengah


 

Jawa Barat, nusantarabicara.co - Ditengah kesibukan, Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) Suhartono, M.Tr (Han). menyempatkan untuk menanam Jagung, Mayjen Suhartono memang dikenal sebagai seorang yang peduli terhadap ketahanan pangan, apalagi ditengah bahaya wabah Covid 19 ini.

Penanaman Jagung tersebut dilaksanakan dalam keunjungannya ke Puslatpur Marinir – 6 Antralina, setelah membuka Kejuaraan Nasional Menembak Piala Panglina TNI yang kebetulan Pustlatpur Marinir – 6 Antralina dipercaya sebagai tuan rumah dalam kejuaraan tersebut (Sabtu, 24/10/2020)

Danpuslatpur Marinir – 6 Antralina Mayor Mar Sonny Mahendra menyampaikan bahwa, kedatangan beliau merupakan suatu kehormatan dan Kebanggan bagi kami yang merupakan anak- anak nya dilingkungan Korps Marinir TNI AL,” Terimakasih Bapak beserta rombongan telah berkenan berkunjung dan selamat Datang di Puslatpur Marinir – 6 Antralina Jampang Tengah Sukabumi, Semoga sambutan kami berkenan,” ucapnya.

Selanjutnya Mayor Mar Sonny Mahendra Juga menyampaikan bahwa penanaman Jagung oleh Beliau merupakan salah satu cara untuk budidaya palawija dan memerkuat stok pangan ditengah Pandemi Covid 19 ini.(Hasby)

Ivanka Lincoln

 


Rabu 28 October 2020
Oleh : Dahlan Iskan


PENYAKIT ini disebut ''Trauma 2016''.

Penyakit itulah yang sekarang melanda pendukung Partai Demokrat Amerika Serikat. Waktu itu jelas, semua survei mengunggulkan Hillary Clinton. Dan itu benar. Hillary pun menang. Perolehan suaranyi 6 juta lebih banyak dari Donald Trump. Tapi nyatanya Trump-lah yang jadi presiden.

Itulah trauma terbesar sekarang ini di sana. Apalagi satu-satunya lembaga survei yang dulu mengunggulkan Trump kali ini juga masih sama. (Disway: Survei Tekanan Sosial).

Mengapa seperti itu?

 
Dulu itu, kata mantan Presiden Barack Obama, Demokrat terlalu merasa di atas angin. Akhirnya banyak orang yang tidak mau ke TPS. Perasaan mereka: kan sudah pasti menang.

"Kali ini tidak boleh begitu. Jangan lagi. Kali ini saja," ujar Obama yang akhir minggu lalu ikut kampanye mendukung Joe Biden —yang dulu menjabat wakil presidennya itu.

Gara-gara kemalasan dulu itu, katanya, kita akhirnya punya presiden yang tiap hari bikin bingung.

"Bagaimana seorang presiden Amerika Serikat tiap hari me-retweet teori konspirasi," ujar Obama. Kok bisa. Seorang presiden lho. Presiden Amerika lho.

Ketika menggambarkan itu Obama begitu atraktifnya. Mimik sewotnya bikin geregetan. Melihat pidatonya itu saya sampai tertawa seorang diri.

Obama tidak habis pikir. Kok ada presiden seperti itu. Ibaratnya, kalau di Indonesia, kata saya, seorang doktor bisa percaya ada orang mampu menggandakan uang.

Kampanye itu sendiri dilakukan secara drive in. Yakni di satu tanah lapang di Pennsylvania, tempat kelahiran Biden. Yang hadir tetap di dalam mobil masing-masing. Kalau ada bagian pidato yang menarik mereka membunyikan klakson.

Cara itu dilakukan karena ada pandemi Covid-19.

Itu yang membedakan dengan kampanye Trump yang konvensional.

Trump mengejek kampanye Biden sepi. Tidak ada yang tertarik datang.

Biden mengejek Trump sebagai superspreader penyebar Covid-19.

Empat tahun lalu, Trump menang tipis di basis Demokrat ini. Kali ini Biden tidak mau kalah di kampungnya sendiri. Kali ini Biden memang bukan Hillary. Waktu itu Amerika masih sulit menerima presiden perempuan. Maka sudah betul bahwa kalau Megawati ingin jadi presidennya di Indonesia.

Dulu kelompok laki-laki tua anti Hillary. Kini memihak Biden.

Dulu hanya sedikit tokoh Republik yang berani terang-terangan memihak Hillary. Kini terlalu banyak orang Republik yang mendukung Biden.

Bahkan yang ikut mati-matian "jangan sampai Trump terpilih lagi" adalah satu organisasi yang didirikan oleh para aktivis Republik. Namanya: Lincoln Project.

Apa saja yang ganjil dari Trump dibuat meme oleh Lincoln Project. Tiada hari tanpa meme yang memojokkan Trump.

Lincoln Project ini berbentuk PAC (political action committee). Di Amerika banyak sekali organisasi berbentuk PAC seperti itu. Ada yang sementara, ada yang permanen.

Ada PAC yang mendukung Trump, ada pula yang mendukung Biden. Bahkan lebih banyak lagi PAC yang mendukung calon-calon anggota kongres atau senat. Masih ada lagi PAC yang mendukung calon gubernur atau calon wali kota.

Semua PAC boleh menerima sumbangan dari masyarakat. Tapi PAC tidak tergabung dalam tim sukses masing-masing calon.

Biden misalnya, tidak bisa mengintervensi PAC Lincoln Project. Mereka mendukung Biden tapi bukan tim Biden. Mereka tidak perlu berkoordinasi dengan calon yang didukung.

Lincoln Project baru didirikan 17 Desember tahun lalu. Delapan orang pendirinya, semuanya, aktivis Partai Republik. Salah satunya Anda sudah kenal: George Conway yang terkenal itu. Ia suami Kellyanne yang menjadi manajer kampanye Donald Trump.

Suami-istri ini akhirnya ambil putusan yang mengharukan. George mundur dari Lincoln Project. Kellyanne mundur dari manajer kampanye Trump. Itu demi putri mereka yang sudah menginjak remaja. Sang putri begitu terjepit di antara bapak-ibunyi yang bertempur keras di dua kubu yang berseberangan.

Baca juga Disway: Keluarga TikTok

"Kami sendiri tidak pernah mendukung Capres dari Demokrat. Tapi kali ini kami tidak mau Trump," ujar George yang juga seorang pengacara itu.

Lincoln Project diambil dari nama Presiden Abraham Lincoln. Yakni presiden yang kembali menyatukan Amerika Serikat –lewat Perang Sipil.

Trump mereka anggap sebagai pemecah belah rakyat Amerika. Lincoln Project ingin rakyat Amerika bersatu kembali dengan cara jangan sampai Trump menjadi presiden lagi.

Mereka itu berhasil mengumpulkan dana sebesar 42 juta dolar. Sekitar Rp 700 miliar bukan?

Minggu lalu Lincoln Project pasang baliho besar di simpang empat teramai di pusat kota New York. Tepatnya di Time Square. Tempat inilah yang digelari sebagai simpang empat jagad raya. Keinginan terbesar orang kalau ke New York adalah mejeng di sini.

Suatu saat saya ajak teman saya, John Mohn, ke Time Square. Kami berangkat naik mobil. Perlu waktu dua hari dari kampungnya di pedalaman Kansas.

"Sebagai orang Amerika, saya pun merasa asing di tempat ini," katanya.

Kenapa?

"Saya perhatikan semua orang  menggunakan bahasa asing yang berbeda-beda," katanya. "Jarang sekali ada yang bicara dengan temannya dalam bahasa Inggris," tambahnya.

Di situlah Lincoln Project mencuri perhatian. Terutama perhatian media masa.

Baliho yang disewa Lincoln Project itu tinggi dan besar. Di satu sisi dipasang foto putri Trump, Ivanka, dengan ekspresi tersenyum. Di sebelah foto itu ditulis angka jumlah orang yang mati akibat Covid-19 di New York.

Di sisi sebelahnya dipasang foto suami Ivanka, Jared Kushner, berikut kalimat yang pernah ia ucapkan. Bunyinya: "Itu urusan mereka sendiri". Jared memang pernah mengucapkan kalimat itu tapi di acara yang lain.

Pengacara Ivanka langsung memberikan keterangan pers: akan memperkarakan Lincoln Project. Termasuk akan minta ganti rugi yang sepadan.

Yang akan diperkarakan ternyata balik menantang. Bahkan akan melakukan jenis kampanye seperti itu lebih nakal lagi. "Kalau pun itu dianggap menghina masih belum sepadan dengan hinaan yang sering dilancarkan Trump," katanya.

Di Indonesia jenis kampanye seperti ini masih dikategorikan ''serangan udara''. Kurang efektif. Yang lebih diperlukan adalah ''serangan darat''. Bahkan serangan fajar.

Pun, serangan fajarnya sendiri tidak penting –warna isi amplopnya itu yang penting.(Dahlan Iskan)

26.998 Prajurit Dikerahkan Dalam Latihan Terintegrasi TNI 2025 di Morowali, Perkuat Pengamanan SDA Nasional

Jakarta, nusantarabicara    --   Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mendampingi Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin bersama Jaks...