www.nusantarabicara.co

www.nusantarabicara.co
Media Perjuangan Penerus Cita-cita "The Founding Fathers" Bangsa Indonesia
Home » » Arti ACAB dan 1312 yang Terus Digaungkan Masyarakat pada Demo Akhir-akhir Ini

Arti ACAB dan 1312 yang Terus Digaungkan Masyarakat pada Demo Akhir-akhir Ini

Written By Nusantara Bicara on 31 Agu 2025 | Agustus 31, 2025



JAKARTA, Nusantara Bicara   --   Gelombang demonstrasi besar di Jakarta pada Kamis (28/8/2025) hingga Jumat (29/8/2025) tidak hanya menyisakan ketegangan di jalanan, tetapi juga meninggalkan jejak kuat di dunia maya. Usai insiden tragis yang menewaskan pengemudi ojek daring, Affan Kurniawan, linimasa X (Twitter) dipenuhi slogan ACAB dan kode numerik 1312.

Dua istilah tersebut kini menjadi simbol perlawanan warganet yang meluapkan kekecewaan terhadap tindakan aparat kepolisian dalam mengawal aksi massa. Ribuan unggahan dengan tagar 1312 muncul, banyak di antaranya disertai testimoni mengecam kekerasan aparat saat demonstrasi.

Apa Itu ACAB dan 1312?
ACAB merupakan singkatan dari All Cops Are Bastards. Frasa ini bukan fenomena baru. Menurut catatan sejarah, ungkapan tersebut sudah muncul di Inggris pada awal abad ke-20 sebagai jargon kaum buruh dan pekerja yang berhadapan langsung dengan aparat.

Pada dekade 1940-an, tahanan di Inggris kerap menuliskan ACAB di pakaian penjara mereka. Istilah ini kemudian melekat dalam subkultur punk dan skinhead pada 1970–1980-an. Band Oi! asal London, The 4-Skins, bahkan merilis lagu berjudul A.C.A.B. pada 1982, yang membuat istilah tersebut semakin populer di Eropa.

Seiring waktu, ACAB menjadi simbol global perlawanan terhadap tindakan represif aparat. Namun, penggunaannya tidak lepas dari kontroversi. Anti-Defamation League (ADL) di Amerika Serikat memasukkan ACAB ke dalam daftar simbol kebencian. Bahkan, di sejumlah negara Eropa, publik bisa dikenai sanksi jika mengenakan kaus atau spanduk bertuliskan ACAB.

Selain itu, muncul pula angka 1312 sebagai bentuk kode terselubung dari huruf-huruf A-C-A-B (A=1, C=3, A=1, B=2). Kode numerik ini digunakan untuk menghindari sensor, tetapi tetap berfungsi sebagai simbol kritik terhadap institusi kepolisian.

Simbol Global, Konteks Lokal
Fenomena maraknya ACAB dan 1312 di media sosial Indonesia memperlihatkan bagaimana simbol protes global cepat diadopsi dalam situasi lokal. Bagi banyak warganet, menuliskan ACAB atau 1312 bukan sekadar tren, melainkan ekspresi solidaritas sekaligus bentuk kemarahan kolektif.

Meski bernuansa kasar, sebagian besar pengguna menegaskan bahwa istilah ini ditujukan pada sistem dan budaya yang melekat dalam institusi kepolisian, bukan pada setiap individu polisi.

Kasus ini menunjukkan bahwa bahasa perlawanan lintas generasi dan lintas negara dapat hidup kembali dalam konteks berbeda. Dari buruh Inggris pada 1920-an, musik punk London di 1980-an, hingga lini masa X di Indonesia tahun 2025, ACAB dan 1312 menjadi simbol yang terus mewakili ketidakpercayaan publik pada aparat yang dianggap menyalahgunakan kekuasaan.

Dalam ruang digital hari ini, kedua simbol itu menjelma bahasa protes yang sederhana, ringkas, namun sarat makna.(Agus)
Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2018 - All Rights Reserved
Created by Nusantara Bicara