www.nusantarabicara.co

www.nusantarabicara.co
Media Perjuangan Penerus Cita-cita "The Founding Fathers" Bangsa Indonesia
Home » » Direktur Eksekutif Indonesia Budget Center (IBC), Arif Nur Alam Berharap Publik Dan Mahasiswa Melakukan Pengawasan Yang Ketat Terhadap Program MBG

Direktur Eksekutif Indonesia Budget Center (IBC), Arif Nur Alam Berharap Publik Dan Mahasiswa Melakukan Pengawasan Yang Ketat Terhadap Program MBG

Written By Nusantara Bicara on 1 Nov 2025 | November 01, 2025

Direktur Eksekutif Indonesia Budget Center (IBC), Arif Nur Alam (31/10/2025)

Jakarta, nusantarabicara  -- Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPP GMNI) pada Jumat, 31 Oktober 2025, menghelat acara simposium “Refleksi 1 Tahun Kepemimpinan Prabowo-Gibran” di Gedung Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Rawamangun, Jakarta Timur.

Simposium ini digelar dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Sumpah Pemuda ke-97 pada 2025 ini  Hadir sebagai pembicara dalam simposium ini, Direktur Eksekutif Indonesia Budget Center (IBC), Arif Nur Alam, dan pengamat sosial, Rocky Gerung

.Tema simposium adalah “Catatan Kritis DPP GMNI terhadap Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran”

Dalam simposium ini, salah satu topik yang paling dikritisi para pembicara adalah mengenai kebijakan Makan Bergizi Gratis (MBG) di era pemerintahan Prabowo-Gibran. Arif Nur Alam mengungkapkan, pada tahun pertama pelaksanaan MBG tahun 2025, Kementerian Keuangan mencatat realisasi penggunaan anggaran MBG baru mencapai Rp 13 triliun, dari total anggaran yang disiapkan sebesar Rp 71 triliun. berarti ada sekitar 18 persen. Pertanyaannya duit yang tidak terserap itu kemana, itu harus dipertanggung jawabkan dulu ke publik, pintanya.

Lebih lanjut Arif Nur Alam mengatakan seharusnya MBG ini dimasukkan ke dalam sektor kesehatan bukanmya ke sektor pendidikan. “Jangan di sektor pendidikan” ungkapnya.

“Kalau anggaran pendidikan dimasukkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang luar biasa besar mengakibatkan dia inkonstitusional karena undang-undaang pendidikan harusnya 20 persen, lalu masuk program MBG yang tidak berkaitan dengan sektor pendidikaan mengakibatkan dia tidak memenuhi 20 persen,” jelas Arif.

Sekarang APBN tahun 2026 terjadi kenaikan yang fantastis, 4 kali lipat. Itu sekitar 355 triliun. Nah, kenaikan yang cukup signifikaan ini kalau kita kaitkan dengan jumlah 100 sektor pendidikan sekitar 7-8 sekian triliun, kalau dikeluarkan 335 triliun apa yang terjadi. Secara persentase anggaran sektor pendidikan hanya 11 persen dari jumlah APBN, artinya ini inkonstitusional, ungkapnya.

Arif berharap semua pihak harus mengawasi ini, publik dan mahasiswa betul-betul harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap program MBG, tegasnya.

Penilaian Arif itu dibenarkan Rocky Gerung. Rocky menilai, kebijakan MBG itu dilaksanakan dengan mengurangi anggaran sektor lain, seperti pendidikan, yang semestinya menjadi prioritas pemerintah.

“Siapa pun presidennya, harusnya mengutamakan itu (pendidikan). Tapi, 20 persen dari anggaran pendidikan malah dialihkan untuk kebijakan makan itu, yang akhirnya bermasalah,” ujar Rocky.

Hadir dalam simposium ini, Ketua umum DPP GMNI beserta seluruh jajaran pengurus  GMNI yang mengajak seluruh kaum muda Marhaenis untuk menyalakan kembali api intelektual dan semangat kebangsaan dalam menilai arah perjalanan negeri.(PS)

Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2018 - All Rights Reserved
Created by Nusantara Bicara