Merauke, 21 Juni 2018
- Untuk ketiga kalinya, Satgas Pamtas RI-PNG Yonif Raider 323/BP Kostrad
mendapatkan penyerahan 1 pucuk senjata api rakitan dari masyarakat yang selama
20 tahun disimpan. Berlokasi di daerah rawa-rawa sekitar Kampung Kukumit
Distrik Ulilin Kabpuaten Merauke, masyarakat berinisial PR (52 tahun) secara
sukarela menyerahkan senjata api rakitan jenis engkelop yang ia simpan.
PR adalah masyarakat
yang sering keluar masuk wilayah perbatasan RI-PNG melalui jalur Kukumit. Ia
merupakan warga Indonesia yang masih memiliki kekerabatan keluarga di wilayah
Kampung Bosyet negara Papua Nugini, sehingga mengakibatkan dirinya harus sering
hilir mudik melintasi perbatasan.
Kapten Inf Bambang
Supriyanto Komandan Satuan Setingkat Kompi (SSK) 2 Satgas Yonif Raider 323
Kostrad melakukan kegiatan patroli keamanan di wilayah perbatasan Kukumit yang
menjadi salah satu jalur tikus menuju negara tetangga. Ditengah perjalanan
Kapten Bambang mendapat telepon dari salah seorang warga yang identitasnya
dirahasiakan bahwa ada masyarakat yang ingin bertemu Danki. Saat ditemui
ternyata seseorang tersebut adalah Bpk. PR yang selama ini memang telah
mengenal Kapten Bambang.
Saat menyerahkan
senjata rakitan ini, PR mengatakan bahwa dirinya sudah 20 tahun memiliki dan
menyimpan senjata tersebut. Ia juga mengatakan, dengan membaiknya kondisi
keamanan di wilayahnya, ia merasa tidak perlu lagi menyimpan senjata itu. Dengan hadirnya aparat TNI yang
melakukan patroli di wilayah Kukumit, menurutnya telah meningkatkan kepercayaan
diri warga sekitar untuk melintas perbatasan.
Rutinnya Pos
Kalimandom melakukan berbagai upaya pendekatan membuahkan hasil. Kapten Inf
Bambang Supriyanto selaku Danki yang berlokasi di Pos Kalimandon melakukan
pendekatan secara emosional kepada warga yang sering melintas, dan memberikan
pemahaman tentang legalitas perlintasan kedua negara, termasuk tentang larangan
kepemilikan senjata oleh warga sipil.
PR juga menyampaikan,
"kami merasa dengan hadirnya personil Satgas Yonif Raider 323 di wilayah
kami sama sekali tidak membebani, justru banyak membantu berbagai masalah
kami". Kompleksitas permasalahan di perbatasan memang menjadi tantangan
bagi pos-pos perbatasan untuk dapat diatasi dihadapkan dengan berbagai
keterbatasan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar